Share

Mengikat Pernikahan

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 12:17:49

“Tidak akan pernah,” kata Lucien memeluk Lizbeth.

Lucien dan Lizbeth saling mencium kecil, berulang kali. Berguling-guling, hingga akhirnya tubuh Lizbeth kembali ditindih oleh Lucien.

“Lilibeth, ingin rasanya aku menculikmu. Mengurungmu di tempat yang tidak bisa ditemukan oleh Caspian,” kata Lucien.

Lucien menarik selimut, dan menutupi tubuh mereka berdua. Lucien menindihnya dan hampir melucuti pakaian Lizbeth. Namun, Lizbeth menolaknya.

“Tidak sekarang, aku lelah. Malam ini aku ingin memelukmu saja sampai pagi.”

“Baiklah.” Lucien mengecup bibirnya gemas.

Malam itu mereka tidur bersama. Mungkin saja beberapa orang rumah menyadarinya, tetapi memilih untuk tetap bungkam. Daripada harus kehilangan pekerjaan, atau malah harus mempertaruhkan nyawa!

Malam itu Samantha tidak bisa tidur. Pelayan pribadinya bernama Polly mengantarkan teh camomile untuknya. Samantha yang duduk di sofa menatap Polly. Saat itu dari kejauhan, Caspian yang rupanya sama tidak bisa tidur melihat Polly.

Sejak kembali
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alika
wah masalah satu belum selesai datng masalah baru, hadiuuuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pilihan Lucien

    Lucien memejamkan matanya, selangkah lagi. Lizbeth akan segera menjadi miliknya, seutuhnya. Setelah hening beberapa detik, Lucien masih belum berkata apa pun. Tatapannya kosong, mengarah ke perapian yang terus menyala tenang. Namun pikirannya berkelana, kepada Quintessa, ibunya. Yang kini terbaring koma di rumah sakit.Wanita yang begitu kuat, dingin, tegas, kejam, itu tetap ibunya. Ibu yang pernah menggendongnya saat ia kecil, meskipun hanya sesekali. Sosok yang selama hidupnya nyaris tak pernah menunjukkan kasih sayang secara gamblang, namun kini, bayangannya justru tak bisa pergi dari benaknya.Lizbeth meremas jemari Lucien. “Lucien...”Lucien tersadar, menoleh menatap Lizbeth. Ada kebingungan di matanya.“Kita bisa menunggu,” ujar Lizbeth pelan. “Aku tidak keberatan menunda pernikahan kita sampai tahun depan, jika kamu ingin menunggu ibumu sadar.”Lucien menggeleng pelan. “Tidak. Kita tetap menikah, Lilibeth. Aku ingin dunia tahu bahwa kamu adalah milikku. Jika ibuku sadar nanti,

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Cinta Pertama Lucien

    Lizbeth tersenyum, bersama butiran air mata yang membasahi pipinya. Dia tidak tahu banyak hal tentang Lucien, sementara Lucien mengetahui segala tentangnya. Namun, ada perasaan lega. Karena pria itu Lucien.“Sejak kapan kamu tahu itu aku?” tanya Lizbeth melonggarkan pelukannya menatap Lucien.Lucien menatap Lizbeth penuh kelembutan. “Sejak malam dimana kita bertemu.”Lizbeth terkejut. Matanya membulat, tidak berkedip.“Malam itu—-” Lizbeth sampai kehilangan kalimat selanjutnya.“Aku mengenali suaramu, dan—--” Lucien menyentuh belakang telinga Lizbeth. “Salah satunya ini.”Lizbeth melotot. Dan membeku, bagaimana tidak— Lizbeth memiliki sebuah tanda lahir di belakang telinganya. Dan rupanya hari itu Lucien melihatnya, saat Lizbeth melepaskan syal di lehernya dan ketika memakaikan syal di leher Lucien.“Lucien, kamu sudah mengenalku sangat lama—”Mata Lizbeth berbinar.“Ya, sudah sangat lama. Saat kamu kembali menjadi menjadi Lizbeth yang berbeda, awalnya aku sedikit ragu karena wajah ka

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Musim Dingin 2014

    "Lalu, di mana syal itu sekarang?" tanya Lucien, suaranya lembut namun menyimpan ketegangan.Lizbeth mencondongkan wajahnya mendekati Lucien. Tatapan matanya tak bergeser sedetik pun dari wajah pria itu."Tidak ada," jawab Lizbeth lirih, menahan napas sejenak. Suaranya bergetar, namun tegas. Lucien menatap Lizbeth lekat, seakan mencari kebenaran dari sorot matanya."Aku memberikannya kepada seorang pria—dan pria itu adalah kamu, Lucien."Deg!Lucien membelalak. Bukan karena terkejut baru tahu bahwa orang itu adalah Lizbeth, tapi karena satu kenyataan yang membuat jantungnya merasakan rasa pedih. Lizbeth mengingat segalanya dengan jelas. Hari itu, meskipun sedikit terlambat untuk menyadari semua itu.Mata mereka saling bertemu. Mata mereka berbinar, ada keterkejutan, seolah sedang nostalgia. Lucien mengetahui bahwa orang itu adalah dirinya, tetapi dia memilih untuk diam."Kau yakin itu aku?" tanya Lucien, mencoba tetap tenang, walau hatinya kini diguncang hebat.Lizbeth mengedipkan mata

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Berdamai Dengan Masa Lalu

    Lucien menghela napas, lalu memejamkan matanya sejenak. Entah mengapa, dia merasa kalau Victoria seolah sudah tahu kalau semua ini akan terjadi. Lucien menatap ke arah dokumen pengalihan saham. ‘Mom, sebenarnya kau orang seperti apa?’Lucien mengepalkan tangannya. “Kau harus memperketat keamanan. Jangan sampai dia menyakiti ibuku kembali. Mengenai hal ini, jangan beritahu Lizbeth dulu. Dia sudah cukup terbebani.”Cameron mengangguk, bersamaan hela napas berat.Sementara itu, di rumah sakit. Victoria masih terbaring dalam kondisi koma. Selang infus, monitor detak jantung, dan ventilator menjadi satu-satunya suara di dalam ruangan. Di kursi di samping ranjang, seorang wanita paruh baya duduk dalam diam—perawat pribadi yang dikirim langsung oleh Samantha. Dia tengah mencatat suhu tubuh dan tekanan darah pasien, namun tak menyadari ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dari balik jendela luar ruangan.Orang itu mengenakan mantel hitam dan masker, matanya tajam. Dia menatap Victor

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Seseorang Dari Masa Lalu

    Lizbeth membelalak, ia tidak bisa diam saja. Dia langsung mengambil belati itu dan memeluknya.“Cukup Dad, tidak perlu diperpanjang lagi. Jika pernikahanku untuk merebut aset milik Lucien, aku tidak mau.” Lizbeth menatap Caspian dengan tatapan tajam.Namun, Caspian masih terlihat tenang. Tidak ada kemarahan di wajahnya.“Lilibeth, semua ini demi kebaikanmu.”Lucien merah tangan Lizbeth. “Aku sama sekali tidak keberatan. Hanya setetes darah, Lilibeth. Lagi pula aku tidak merasa dirugikan. Untuk mendapatkanmu, apapun akan aku lakukan.”Lucien mengulurkan tangannya, Lizbeth yang masih memeluk belati itu enggan memberikannya. Hingga akhirnya secara perlahan Lucien mengambilnya dari Lizbeth. Lucien mencap perjanjian dengan darahnya. Tidak lama setelah itu Samantha dan Cameron juga ikut menandatanganinya, termasuk Lizbeth dan Caspian. Lizbeth menghela napas, setelah perjanjian itu dibuat. Dia langsung meninggalkan ruang makan.Lucien langsung pergi menyusul Lizbeth. Dan menghentikan langka

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Perjanjian Pernikahan

    Cameron terkejut, Lizbeth diam. Lucien tetap tenang, Samantha menghela napas.“Dad,” kata Lizbeth yang akhirnya duduk lagi. Lizbeth tidak menginginkan semua ini.“Jika Lucien memang tulus mencintaimu. Maka syarat ini bukan apa-apa untuknya.” Caspian menatap Cameron. “Berdirilah. Aku sudah sejak lama memaafkanmu. Hanya saja aku memiliki harga diri yang tinggi untuk mengakuinya.”Cameron pun akhirnya berdiri. Dan perlahan mendekat, lalu duduk di samping Caspian, seraya menatap matanya. “Jadi, apa syarat yang kamu ajukan kepada Lucien?”Caspian tersenyum tipis menatap Cameron. “Kenapa, kamu takut?”Saat Cameron hendak berbicara, suara Lucien terdengar. “Silakan Paman katakan. Apabila masuk akal, aku akan mempertimbangkannya. Dan jika tidak— bukan berarti aku akan melepaskan Lizbeth. Aku akan memperjuangkannya dengan cara yang lain.”Caspian menarik napas. “Baik.”Lizbeth mendadak tegang. Ia tahu, permintaan sang ayah pastinya bukanlah sesuatu hal yang biasa. Pasti akan menyulitkan Lucien

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status