Share

Jebakan Cinta Panas Princess Anne
Jebakan Cinta Panas Princess Anne
Author: Miracle

Istana Arambella

Istana Arambella.

Princess Anne seperti biasanya sedang membaca buku didalam kamarnya. Menikmati waktunya hanya dengan membaca buku saja dan tidak peduli dengan kehidupan istana yang penuh intrik. Princess ingin sekali hidup damai didalam istana ini, tapi ibu tirinya yaitu permeisuri consort selalu saja menganggu ketenangan Anne. Jujur saja Anne sama sekali tidak mengerti kenapa permeisuri bertindak kejam kepada dirinya. Padahal Princess Anne tidak pernah menganggu permeisuri Consort dan juga putra mahkota. Princess Anne ingin sekali melaporkan semua tindakan yang dilakukan permeisuri kepada Ayahnya, tapi itu semua hanya sia-sia saja. Pasti akan berakhir seperti dulu yaitu dirinya yang akan mendapatkan hukuman.

"Anne!! Anne!!"

Mendengar suara teriakan itu. Hanya bisa membuat Princess Anne menghela nafasnya saja. Anne sudah tahu jelas siapa orang yang memanggil dirinya ini.

Brak. Suara pintu terbuka dengan keras dan membuat Anne yang lagi berbaring diranjang lantas saja berdiri dan tidak lupa menyembunyikan buku yang tadi dibacanya.

Princess Anne langsung saja menundukkan kepalanya sekilas. Tanda hormat kepada ibu tirinya yang masuk ke dalam kamarnya ini.

PLAK. kedua mata Anne membelalak sempurna disaat sebuah tampan melayang dipipi kirinya dan membuat Anne sangat terkejut.

"Dasar lancang!!" teriak permeisuri Sofia.

"Saya salah apa? Saya tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum istana," ucap Anne seraya mengusap pipinya yang terkenal tamparan keras tersebut.

"Kau tidak tahu kesalahan dirimu apa!! Kau membuat masalah dengan memberikan ide kepada Ayahmu!! Kau memberikan ide bodohmu itu hanya untuk mempermalukan Ayahmu yang seorang raja kan!!"

Princess Anne dengan cepat mengelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali. Saya tidak mungkin mempermalukan Ayah. Lagian aku hanya meyuarakan pendapat saja tentang masalah yang terjadi kepada rakyat Arambella dan Ayah menerima pendapatku. Itu tandanya kalau aku tidak mempermalukan Ayah." Princess Anne berusaha menjelaskan segalanya kepada ibu tirinya ini.

Plak. Princess Anne malah mendapatkan sebuah tamparan keras dipipi kanannya. 

Permeisuri Sofia brrjalan mendekati Anne dan membuat mereka berdua jaraknya begitu dekat. "Itulah kesalahan dirimu!! Jangan ikut campur urusan negara!! Kau hanyalah Princess saja, bukan seorang putra mahkota!! Jangan menjadi pustaka perhatian!! Sudah berulang kali saya katakan, jangan menjadi pusat perhatian!!" ucapnya dengan suara tegas dan mata tajam menatap Anne.

"Tapi Ayah sendiri yang datang ke kamarku dan meminta pendapat," jawab princess Anne.

"Mulutmu itu harusnya cukup diam!! Awalnya karena kau yang terlalu ikut campur. Jadi mulai sekarang cukup diam saja!! Jika Ayahmu bertanya kau harus bilang tidak tahu. Apa kau paham princess Anne!!"

Princess Anne melihat tatapan tajam dari permeisuri Sofia kepada dirinya. 

"Apa kau paham!!"

"Iya saya paham," jawab princess Anne.

Setelah princess Anne menjawab. Permeisuri Sofia pergi dari kamar Anne bersama dengan 2 pelayannya itu. Meninggalkan princess Anne sendirian didalam kamarnya dengan perasaan sedih.

"Princess, apa Anda baik-baik saja?" Tiba-tiba saja pelayan setia princess Anne yang bernama Isabel,  masuk ke dalam kamar dan melihat princess Anne masih diam berdiri. "Princess, kenapa diam saja?" tanya Isabel.

Anne kembali duduk diranjangnya. "Salahku apa ya Isabel. Kenapa permeisuri tidak pernah suka denganku. Apa bahkan tidak pernah melakukan kesalahan. Bahkan aku selalu menuruti semua perintah permeisuri, tetap saja aku diperlakukan buruk seperti ini."

Princess Anne menangis dan Isabel menenangkannya dengan cara mengusap punggung princess Anne.

"Princess!! Raja memanggil Anda dan memerintahkan Anda untuk datang ke aula istana." Sebuah suara tegas dari balik pintu kamarnya dan membuat princess Anne yang tadi menangis menjadi diam seketika. 

Princess Anne menghapus jejak air matanya dan meminta Isabel untuk memperbaiki riasan diwajahnya ini. Setelah itu barulah princess Anne keluar dari kamarnya bersama dengan Isabel yang mengikuti dari belakang.

Princess Anne akhirnya sampai didepan pintu aula istana. Pelayan berjenis kelamin laki-laki membukakan pintu dan princess Anne masuk sendirian. Anne bisa melihat ada para menteri, bahkan ada rakyat juga. 

"Salam yang mulia," ucap princess Anne menundukan kepalanya disaat sudah berhadapan dengan raja negeri ini.

"Princess Anne, ide kamu atas masalah yang terjadi kepada rakyat berhasil. Sungguh idemu sangat luas biasa sekali dalam menangani masalah yang terjadi kepada rakyat Arambella."

Mendengar ucapan dari Ayahnya itu. Princess Anne menjadi tersenyum senang. Apalagi tindakan ini untuk membantu rakyat Arambella yang mengalami kesulitan. Tapi senyuman Princess Anne lenyap seketika disaat melihat permeisuri Sofia menatapnya tajam. 

"Princess Anne!" panggil Raja Arambella yaitu yang mulia Albert.

"Ya, yang mulia."

"Kamu melihat ada rakyat yang ada ke aula ini kan? Mereka adalah rakyat dari wilayah Cello, meminta pendapat agar virus tidak semakin menyebar. Apa kau tau cara mengatasi masalah ini."

Princess Anne terdiam mendengar ucapan raja. Mata Anne lalu menatap ke arah rakyat yang juga menatap dirinya. Tatapan mereka seakan memohon untuk dibantu agar masalah yang terjadi diwilayah itu cepat selesai. 

"Princess, ini rincian dari masalah yang terjadi di wilayah Cello," ujar pelayan pribadi raja.

Princess Anne mulai membaca gulungan itu dengan seksama.

"Princess Anne, apa kau bisa menangani masalah yang terjadi ini?" tanya raja Arambella lagi.

Princess yang sudah selesai membaca rincian masalah yang terjadi ini, hanya bisa terdiam sebab ada permeisuri Sofia yang terus menatapnya dengan tatapan yang tidak suka. Princess Anne ingat jelas janjinya kepada permeisuri Sofia jika ditanya oleh sang raja. Tapi dilain sisi princess Anne melihat tatapan rakyat Arambella yang meminta sebuah solusi.

"Princess Anne!!" panggil Raja lagi.

Princess Anne mendongakkan kepalanya dan melihat Ayahnya yaitu Raja Arambella. "Yang mulai, maafkan saya. Kali ini saya tidak membantu karena masalah yang terjadi diluar kemampuan saya. Anda bisa bertanya kepada para menteri Anda yang hebat ini. Maafkan saya yang mulai karena tidak bisa membantu." Princess Anne kembali menundukan kepalanya.

Raja terdiam beberapa saat mendengar jawaban itu. "Kamu boleh kembali princess Anne."

Mendengar ucapan sang. Raja princess Anne menundukan kepala sebagai tanda hormat sebelum keluar dari aula istana ini. Princess Anne melihat sekilas permeisuri Sofia yang terlihat senang karena dirinya tidak bisa menjawab.

"Sepertinya ini lebih baik," ucap Anne lalu berjalan keluar menuju pintu utama.

Tapi disaat Anne sudah mau keluar. Princess Anne melihat seorang wanita dalam keadaan hamil sedang menangis. Wanita itu berkata takut kalau anak yang ada dikandungannya ini tertular penyakit yang mematikan ini. Princess Anne tercengang disaat wanita hamil itu berkata lagi, kalau kehamilan ini adalah kehamilan yang dinanti setelah menikah selama 6 tahun. Mendengar ucapan itu membuat princess Anne mengurungkan niatnya untuk keluar dari aula istana.

Princess Anne memutarkan tubuhnya lagi dan berjalan untuk menghadap sang raja. "Yang mulai, saya tau cara menyelesaikan masalah ini." Princess Anne mengatakan itu dengan suara yang lantang.

Membuat raya dan para menteri yang sedang berdiskusi terdiam. Semua orang kembali menatap ke arah Princess Anne.

"Princess Anne, bukannya tadi kau mengatakan kalau tidak bisa membantu," ucap raja Albert.

"Awalnya saya tidak punya ide untuk menyelesaikan kasus penting ini. Tapi sekarang saya sudah punya idenya. Apa saya boleh mengatakan pendapat saya tentang masalah yang terjadi di wilayah Cello?"

Raja tersenyum tipis mendengar jawaban princess Anne yang semangat. "Katakanlah!!"

Princess Anne tidak memperdulikan tatapan mematikan dari permeisuri, sebab yang ada didalam pikiran Anne adalah keselamatan rakyat Arambella yang mengalami kesulitan.

Princess Anne mulai mendekati Ayahnya kembali. Menatap orang-orang yang ada di aula utama ini.

"Aku tiba-tiba saja mendapatkan Ide, yang mulai raja. Apakah Anda ingin mendengarnya." Princess Anne benar-benar mengabaikan tatapan mematikan yang ditunjukkan oleh premeisuri Sofia.

"Katakan Princess Anne. Saya senang sekali jika ide kamu dapat membantu menyelesaikan permasalahan rakyat Arambella."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status