Share

Fitnah Keji!!

Sudah 1 minggu berlalu semenjak princess Anne mengajarkan putra mahkota Albert. 

"Kakak, apakah ini benar? Apa aku mengerjakan tugasku dengan benar?" tanya sang putra mahkota.

Princess Anne membaca buku putra mahkota. "Masih salah."

"Sulit sekali soal yang diberikan oleh guru. Kenapa tidak kamu saja yang menyelesaikan Kak? Agar kita sama-sama bisa menyelesaikan acara belajar ini," ucapnya.

Princess Anne menatap putra mahkota yang merupakan adik tirinya itu. "Aku sudah berjanji kepada Ayah. Kalau aku akan membantu kamu belajar. Bukan membantu kamu untuk mengerjakan tugasmu yang diberikan oleh guru."

"Pelit sekali!"

"Aku sudah memberikan buku untukmu baca. Disana terdapat jawaban dari soal yang diberikan guru, jadi bacalah putra mahkota. Kamu harus belajar dengan baik  karena masa depan Kerajaan Eldoria ada ditanganmu."

Putra mahkota menatap kakak perempuannya itu. "Kamu pintar Kak. Kenapa tidak kamu saja yang menjadi penerus Ayah. Aku tidak suka karena terlalu berisik!"

"Jangan berkata sembarangan. Kamu adalah anak laki-laki Ayah. Itu tandanya kamu yang berhak menjadi pewaris tahta. Jadi belajarlah dan berhenti bermain-main. Agar dimasa depan tidak ada yang meremehkan dirimu."

Putra Mahkota Albert menatap kakaknya dengan inteins. "Ibuku terlalu menekan diriku. Itu membuatku sangat stres kakak. Aku sangat membenci menjadi pewaris tahta."

"Apa karena itu kamu sering berpesta?" 

"Iya," jawab putra mahkota.

"Karena permeisuri Sofia sangat mengkhawatirkan dirimu. Takut kalau dimasa depan kamu dianggap remeh saat naik takhta menjadi raja. Apa yang dilakukan permeisuri Sofia dan Ayah adalah yang terbaik untuk masa depan dirimu."

Princess Anne mengatakan itu semua dengan suara yang lembut kepada adik tirinya itu.

"Lalu dirimu? Apa mereka berdua tidak memikirkan masa depanmu Kak? Bahkan kamu tidak bersekolah seperti anak bangsawan lainnya."

"Jangan membahas tentangku. Mari kita fokus belajar lagi, putra mahkota."

Putra Mahkota kembali membaca buku yang diberikan oleh Kakaknya tersebut.

Mereka berdua masih belajar di kamar princess Anne. Hingga matahari tenggelam barulah putra mahkota selesai belajar.

"Akhirnya selesai juga tugasku. Terima kasih kak."

Princess Anne kembali menatap adik tirinya itu. "Jangan lupa untuk membaca buku yang aku berikan. Agar pengetahuanmu semakin meningkat."

"Salam Putra Mahkota dan princess Anne."

Sebelum Putra mahkota berbicara. Tiba-tiba saja ada pelayan yang datang ke dalam kamar princess Anne dengan tangan yang membawa makanan berserta minuman.

"Saya membawakan cemilan dan teh hijau kesukaan putra mahkota dan princess Anne."

Pelayan wanita yang bertugas membantu Princess Anne, setiap harinya selalu membawakan cemilan beserta teh hijau selama masa belajar ini. 

"Terima kasih," ucap princess Anne.

"Sudah menjadi tugas saya princess. Selamat menikmati hidangan dan teh hangatnya. Saya permisi putra mahkota dan princess Anne,"

balas pelayan wanita itu seraya menundukkan kepalanya untuk keluar dari ruangan kamar Princess Anne. 

Princess Anna beralih menatap putra mahkota. "Silahkan minum tehnya Putra mahkota," ucap princess Anne seraya menuangkan teh hijau itu kepada sang pewaris takhta.

Putra mahkota menerima gelas teh itu dari tangan kakaknya dan meminumnya. Lalu memakan cemilan yang telah dihidangkan.

Walaupun sudah selesai belajar. Putra mahkota masih berada didalam kamar kakaknya, karena seperti biasa setelah selesai belajar mereka berdua akan berbincang-bincang tentang banyak hal.

"Kakak."

"Iya?" jawab princess Anne.

"Apakah kamu percaya kalau aku mampu memimpin Kerajaan Arambella dengan baik?"

Kakak dan adik itu saling menatap satu sama lain. "Aku percaya kalau kamu bisa menjadi pemimpin yang baik, jadi mulai sekarang berhentilah untuk bermain-main. Belajarlah dengan giat dan tunjukkan kepadaku kalau ucapanku memang benar, putra mahkota."

Putra mahkota terdiam lama. Lalu menatap kakaknya dengan inteins. "Kak bisakah kamu memanggilku dengan nama saja."

"Ha?"

"Aku lebih suka jika Kakak memanggilku dengan nama, bukan panggilan itu. Aku merasa kalau jika Kakak memanggilku dengan nama, aku bisa menjadi putra mahkota dengan baik."

Princess Anne merasa terheran-heran dengan ucapan adiknya itu. "Kenapa begitu?"

"Aku merasa kalau aku memang adikmu yang sebenarnya. Adik dari Princess Anne, seroang putri raja yang terkenal jenius. Karena hal itu membuat aku jadi termotivasi untuk bisa melampaui dirimu kakak, walaupun aku tahu kalau aku tidak bisa melampaui kehebatan dirimu."

Princess Anne terkejut mendengar ucapan adiknya itu. Princess Anne juga merasa terharu karena adiknya baik kepadanya. Tidak seperti Ibu kandungnya putra mahkota yaitu permeisuri Sofia, yang selalu memperlakukan dirinya dengan buruk. 

"Saya tidak bisa melakukan hal itu. Saya harus memanggilmu dengan sebutan putra mahkota. Itu sudah menjadi aturan yang harus saya penuhi."

"Apa karena ibuku? Apa ibu mengancammu agar selalu memanggilku seperti itu?"

Princess Anne tidak menjawab apapun. Hanya diam, tapi bibirnya tersenyum saja kepada adiknya itu.

"Aku hanya ingin dekat dengan dirimu saja. Karena kamu adalah saudara satu-satunya yang aku punya kakak," jawab putra mahkota.

"Langit dan bumi tahu kalau kita akan tetap menjadi saudara. Kita akan tetap menjadi saudara, walaupun panggilan kita tidak seperti adik kakak lainnya."

Putra mahkota tersenyum kepada adiknya. "Kak, hanya kamu saja yang selalu mengerti perasaanku. Sejak dari kecil, hanya kau yang selalu baik dan melindungiku. Aku benar-benar senang punya kakak seperti dirimu."

"Aku juga senang memiliki adik yang akan menjadi raja dimasa depan." Princess Anne tersenyum.

Tiba-tiba saja senyuman Anne luntur seketika disaat melihat putra mahkota tiba-tiba saja kejang-kejang. Bahkan mulut putra mahkota berbusa. Membuat Princess Anne sangat ketakutan.

"Putra mahkota ada apa? Ada apa denganmu? Kenapa bisa seperti ini?" Princess Anne mendekati adiknya itu dan memukul lembut pipi kanan 

Ekspresi wajah Anne sangat panik melihat keadaan putra mahkota yang tiba-tiba menjadi aneh.

"Pelayan!! Pelayan!!" Princess Anne memanggil pelan dan beberapa pelayan datang disaat mendengar suara teriakan darj Princess Anne.

***

Pukul 10 malam hari. Princess Anne bersama dengan pelayan pribadinya yaitu Isabel. Hanya berdiri diluar kamarnya saja. Menatap langit-langit malam yang nampak suram. 

"Princess, masuk ke dalam kamar."

"Bagaimana aku bisa tidur Isabel. Sedangkan istana sedang ramai sekali. Mereka semua menuduhku meracuni Putra mahkota. Berbagai macam fitnah mulai bermunculan yang tertuju kepadaku, padahal menyelidiki belum berakhir."

"Penyelidikan sudah dilakukan. Pasti Mereka akan menemukan dalang dibalik orang yang meracuni Putra Mahkota," ucap Isabel.

Princess Anne menatap Isabel. "Semoga saja Ayah percaya kalau aku tidak akan pernah melakukan tindakan buruk tersebut."

"Yang mulai raja pasti tahu kalau Anda tidak akan mungkin melakukan tindakan tidak bermoral seperti itu."

"Aku harap permeisuri Sofia juga percaya kalau aku tidak akan melakukan tindakan jahat itu kepada pewaris tahta negeri ini," balas Princess Anne.

"Semuanya akan baik-baik saja Princess. Sekarang Anda masuk ke dalam kamar. Anda harus beristirahat setelah mengalami banyak masalah hari ini."

"Isabel, besok pagi kamu harus membangunkan saya pada pukul 3 pagi hari. Saya ingin melihat keadaan putra mahkota. Kita akan masuk ke dalam kediamannya secara sembunyi-sembunyi. Apa kamu paham?"

"Baik Princess."

Princess Anne berjalan menuju kamarnya. Bersama dengan Isabel yang selalu berdiri dibelakang dirinya.

"Salam Princess Anne." Tiba-tiba saja panglima perang kerajaan Eldoria berdiri didepan dirinya.

"Salam panglima." Anne balas menyapanya.

"Pengawal bawa Princess Anne ke dalam penjara bawah tanah.

Princess Anne dan Isabel terkejut mendengar ucapan tersebut. Bahkan Isabel langsung saja berdiri didepan princess Anne agar para pengawal tidak menyentuh princess Anne.

"Lancang sekali Anda menyentuh putri kerjaaan negeri ini!!"

"Saya panglima perang kerjaan Eldoria diperintahkan oleh yang mulia Raja Eldoria untuk menangkap Princess Anne dengan tuduhan percobaan pembunuhan putra mahkota!"

"Saya tidak melarikan hal itu! Penyelidikan masih berlangsung!" Anne berkata dengan tegas.

"Penyelidikan sudah berakhir karena bukti sudah ditemukan dan anda dinyatakan bersalah."

"Saya bersalah?!!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status