Share

Aku Mohon Percayalah

Hawa dingin terus menyentuh kulit putih bersih dan lembut milik Princess Anne. Keadaan sekeliling yang kotor, bau dan banyak hama membuat Princess Anne semakin takut. 

"Aku tidak bersalah. Kenapa aku dibawa ke dalam penjara bawah tanah. Pertemukan aku dengan Ayahku!! Agar aku bisa menjelaskan semuanya!" Princess Anne terus berbicara kepada pengawal yang berjaga.

Semua ucapan Princess Anne hanya sia-sia saja. Tidak ada yang mendengarkan ucapannya. Malah Anne dibentak oleh salah satu pengawal dan membuat Anne menjadi ketakutan.

Princess Anne menangis. Dirinya benar-benar hancur karena tidak ada yang percaya dengan ucapannya, bahkan Ayahnya sendiri. Tidak ada yang membelanya sama sekali kecuali Isabel yang yeeya membelanya.

"Isabel bagaimana keadaanmu sekarang? Semoga kamu baik-baik saja dan tidak terkena dampak akan fitnah ini," ucap princess Anne.

Air mata Anne menghapus air matanya. Berusaha untuk tetap tegar dengan semua masalah yang terjadi.

"Aku yakin kalau semuanya akan baik-baik saja. Aku percaya kalau Ayahku tidak akan pernah mudah percaya dengan fitnah itu."

Princess terus mengatakan kalimat itu agar bisa menenangkan dirinya yang sudah panik dan ketakutan karena dikurangi di penjara bawah tanah.

"Naif dan bodoh."

Anne menoleh ke arah samping. Melihat ada tahanan wanita tua dengan tubuh wanita tua itu yang sangat kotor dan penuh luka disekujur tubuhnya tersebut."

"Anda berbicara dengan saya?" Princess Anne menunjuk dirinya sendiri.

"Kau sudah masuk ke dalam jebakan! Menjijikan kerajaan ini sangat menjijikan!!" teriakan wanita tua sangat keras. Wanita itu bersikap seperti wanita gila yang sudah hilang akal.

"Diamlah wanita tua!!" bentak pengawal yang berjenis kelamin laki-laki tersebut.

"Raja negeri ini sangat bodoh!! Musnahkan wanita jalang itu!!"

"Diamlah!! Atau kau mau disiram dengan air panas lagi!!" teriak pengawal tersebut.

Princess Anne yang mendengar ucapan pengawal itu. Lantas saja langsung mendekati wanita tua itu. Padahal Anne takut dengan wanita tua itu, tapi Princess Anne memberanikan diri untuk mendekatinya.

"Tenanglah. Pengawal marah. Nanti kau akan semakin terluka," ucap princess Anne.

Anne bahkan menyentuh tangannya dan mengusapnya dengan lembut. "Tenanglah. Tenanglah.

Wanita tua itu menjadi tenang. Bahkan pengawal sudah mulai menjauhi dari jeruji besi. Anne sama sekali tidak jijik saat menyentuh wanita tua yang kotor dan penuh luka tersebut.

"Mata itu. Sama seperti mata ratu!! Matamu sama!!" Siapa kau!!"

"Tenanglah. Bisakah Anda bicara dengan tenang. Bisa-bisa pengawal akan datang lagi."

Wanita tua itu dengan berani menyentuh tuh kedua bahu Anne dan mencengkramnya. "Siapa kau!! Kenapa mirip sekali dengan majikanku!!"

"Saya Anne. Princess Anne."

Tangan yang menyentuh bahu Anne perlahan-lahan beralih. Kedua tangan tersebut menyentuh kedua pipi Anne dan mengusapnya dengan perlahan-lahan dan lembut.

"Princess Anne?"

"Iya itu nama saya," jawab Anne dengan ramah.

"Ratu Matilda. Matanya sama dengan matamu, sangat indah. Kau sama persis seperti ibumu sangat cantik."

Mendengar ucapan wanita tua itu sontak saja membuat Princess Anne terkejut. "Ibu saya. Anda mengenal Ibu saya?"

"Iya. Di wanita cantik dan hebat."

Princess Anne tersenyum mendengar nama ibunya dipuji.

"Ratu tidak melakukan hal itu. Ratu tidak melakukan tindakan tidak bermoral itu. Ratu adalah wanita setia!! Tidak Ratu tidak seperti itu!! Tidak ada yang percaya!! Mereka malah mengurungku disini!! Mereka tidak percaya!!"

Ekspresi wajah princess Anne mulai berubah. "Apa yang sebenarnya Anda katakan? Bicaralah dengan jelas."

"Wanita jalang itu menjebak ratuku!! Raja bodoh itu percaya dan menghukum ratuku dengan gantung diri!! Ratuku tidak berselingkuh. Dia di jebak!!!"

Wanita tua mulai berteriak kembali. Hingga membuat pengawal datang dan membentaknya. Sedangkan Anne kembali menenangkan wanita tua tersebut. Saat Anne mau berbicara lagi kepada wanita tua itu disaat kondisi wanita tua itu sudah tenang. Tapi sayang sekali kalau wanita tua itu sudah tertidur dan princess Anne merasa tidak tega unjuk membangunkannya. Hanya untuk bertanya dengan ucapan wanita tua tadi.

"Sebenarnya apa maksudnya? Ibuku meningg

al karena gantung diri? Kata Ayah ibuku meninggal karena sakit setelah melahirkan diriku."

Dimalam yang dingin itu. Dipenjara bawah tanah. Princess Anne tidak bisa tidur. Malah memikirkan banyak hal yang harus dihadapinya besok hari dan juga Anne memikirkan ucapnya dari wanita tua tersebut tentang ibunya. 

Hingga pagi pun datang. Anne sama sekali tidak tertidur. Bahkan cahaya matahari telah masuk ke dalam penataan bawah tanah dari lubang-lubang kecil tersebut.

"Sepertinya sudah pagi," ucap Anne seraya menatap wanita tua itu yang tak kunjung bangun.

"Bangunlah. Aku mau bertanya." Anne hanya berbicara dengan suara yang pelan. Masih tidak tega membangunkannya.

Saat Anne diam sambil menatap wanita tua tersebut. Tiba-tiba saja pengawal mendekatinya.

"Makanlah!!" Pengawal itu melempar sepotong roti ke arah Anne.

Anne tidak terima dengan perlakuan kasar yang ditunjukkan pengawal itu dari kemarin. Membuat Princess Anne berdiri dan mendekati pengawal tersebut.

"Saya adalah putri raja negeri ini!! Saya adalah princess Anne. Anda dengan lancangnya memperlakukannya saya dengan sangat buruk!! Anda akan mendapatkan hukuman yang setimpal nanti!!"

Hahahahah. Pengawal itu malah tertawa dengan lantang dan membuat Anne semakin kesal.

"Dulu anda memanglah princess! Tapi sekarang Anda adalah pembunuh putra mahkota!! Apa kau tahu kalau putra mahkota sampai sekarang belum juga bangun karena ulah serakah dirimu yang ingin mengambil takhta!!"

Princess Anne benar-benar marah. "Saya tidak pernah melakukan hal itu!! Jadi tutup mulutmu jika tidak tahu apapun!!"

"Saya tidak akan menutup mulut karena semua itu adalah benar. Pelayan anda yang membawa teh dan biskuit itu sudah mengaku kalau kau adalah orang yang telah memerintahkannya untuk membawakan racun mematikan bagi putra mahkota!! Dasar wanita serakah!! Tidak tau terima karena karena kau telah dirawat dengan baik oleh ibu kandungnya putra mahkota!!"

"Lancang sekali Anda!!!" Untuk pertama kalinya Anne meninggikan suaranya disaat dirinya direndahkan oleh seseorang dengan status dibawah dirinya. 

"Tutup mulutmu itu sebelum saya memcabik-cabiknya!! Anda harus ingat kalau saya adalah putri sah dari raja negeri ini. Hukuman ini pasti akan berakhir dan setelah itu kau akan mendapatkan hukuman yang layak!!"

Anne berteriak dengan suara yang keras. Amarah Anne berapi-api. Bahkan tatapan mata Anne menatap tajam menusuk ke arah pengawal tersebut. Aura intimidasi Anne membuat pengawal tersebut mulai takut.

"Tenanglah Anne!"

Tatapan Anne beralih disaat dirinya mendengar suara yang familiar tersebut. 

"Salam Permeisuri," ucap princess Anne disaat melihat kedatangan Permeisuri sofia ke penjara bawah tanah ini.

"Lancang sekali kau berbicara seperti itu kepada princess negeri ini!! Apa kau bodoh!!" permeisuri Sofia berbicara dengan tegas dan lantang.

Pengawal itu langsung saja sujud dan meminta ampunan.

"Hukum pengawal lancang ini dengan 100 cambukan!!" perintah Permeisuri Sofia.

Pengawal yang selalu berada disisi premeisuri Sofia lantas saja membawa pengawal penjara bawah itu untuk melaksanakan hukuman yang telah diberikan oleh premeisuri negeri ini.

"Terima kasih telah menghukum pria itu," ucap Anne yang sudah mulai menghilang amarahnya.

Premeisuri Sofia beralih menatap ke arah Anne yang masih berada didalam penjara besi tersebut.

"Sudah sepantasnya dia dihukum."

"Terima kasih premeisuri."

Permeisuri Sofia semakin mendekat ke arah Anne. Membuat jarak mereka berdua hanya dibatasi oleh besi panjang saja.

"Premeisuri, bisakah Anda membantu saya. Bisakah saya bertemu dengan Ayah saya? Saya ingin bicara kepadanya dan membuktikan kalau saya tidak bersalah atas keracunannya putra mahkota. Percayalah."

"Saya percaya. Kalau kau tidak akan pernah melakukan hal itu, Princess Anne."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status