Share

BAB 49

last update Last Updated: 2025-07-01 10:18:58

“Aku tidak berselingkuh.” Galih akhirnya bicara. Panas telinganya karena sejak tadi terus-terusan dipojokkan oleh orangtuanya. “Amanda itu teman baik kami saat kuliah. Dia teman dekat Jelita. Aku dekat dengan dia akhir-akhir ini karena anaknya sakit. Dia sendiri dan tidak ada yang menolong. Harus berapa kali kujelaskan?”

“Apa hubungannya anak wanita itu sakit dengan dia mengenakan baju kurang bahan di kamar kalian? Memangnya kamu dokter bisa membantu mengobati anaknya makanya jadi sering datang dan berlama-lama di rumahnya? Malam hari pula.” Pras tertawa sumbang melihat anaknya terdiam. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Galih yang memberikan alasan tidak masuk di akal sedikitpun baginya.

“Kalian bicara berdua disini. Sebelum masalah kalian selesai, tetap tinggal di rumah ini!” Pras bicara dengan suara tegas. Dia tahu masalah anak dan menantunya ada di komunikasi. Itulah sebabnya dia menahan keduanya agar tetap di rumah itu karena kalau dibiarkan pulang, Jelita dan Ga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 111

    “Sekarang saja dia sudah mau lepas tangan dan mengancam kalau tidak ada bukti keterlibatannya sama sekali, apa ada yang bisa menjamin dia akan memberikan bayaran itu setelah aku bebas dari hukuman nanti? Tidak ada ‘kan?” Amanda melipat kedua tangan di dada.“Saya memang tidak bisa memberikan jaminan, tapi sepanjang menjadi tim kuasa hukum Bapak hampir lima belas tahunan ini, Pak Arifin selalu memenuhi janjinya. Ini bukan kasus pertama. Sebelum-sebelumnya sudah ada juga dan Bapak menepati janjinya. Ingat kasus yang menyeret nama selebriti yang sedang naik daun dan karirnya harus hancur padahal sedang ada di puncaknya? NZ?Ya, dia juga ada di posisimu saat itu. Lihat sekarang dia bagaimana? Setelah keluar dari penjara, hidupnya justru jadi lebih enak dan karirnya kembali naik karena bantuan Pak Arifin. Sejak saat itu, Bapak tidak mau lagi menggunakan public figure karena terlalu beresiko.”Amanda mengembuskan napas kencang mendengar cerita itu. Baru dia sadari kalau selama ini hanya me

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 110

    Sesampainya di rumah orangtuanya, Galih menatap Mama dan papanya yang duduk di ruang tamu, seperti sedang terlibat pembicaraan serius. Lelaki itu mengeluh dalam hati mengingat untuk kesekian kali dia kembali menjadi beban pikiran kedua orangtuanya. Walau tidak pernah dia kenalkan pada Amanda, tapi Galih tahu kalau kedua orangtuanya pasti mendapat informasi tentang siapa istri barunya. Apalagi, Amanda juga sering mengunggah foto kebersamaan mereka di media sosial.“Ayo, sini masuk.” Tiwi mengulas senyum melihat kedatangan Galih dan Dery. Walau belum bisa menerima pernikahan kedua Galih, tapi Tiwi tahu kalau anak lelaki yang dibawa oleh Galih itu adalah anak sambungnya. Dia juga tahu kalau anak itu kurang sehat dan masih harus sering kontrol ke rumah sakit. “Bawa saja ke kamar biar istirahat disana.” Tiwi memberi kode pada Galih yang terlihat sungkan pada mereka.Wanita itu mengelus bahu suaminya yang tampak menghela napas panjang. “Beruntung Galih pulang kemari, Pa. Kalau dia kabur ent

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 109

    “Krak!”Suara layar laptop pecah karena terkena lemparan ponsel terdengar cukup kencang. Galih yang tersulut emosi langsung menoleh cepat ke arah meja kerjanya. Lelaki itu mengeluh melihat laptop perusahaan yang selama ini dia gunakan untuk pekerjaan itu rusak. Dia memejamkan mata sambil meremas rambut kencang. Kepalanya terasa panas. Urat di pelipisnya terlihat menonjol dengan jelas.“Shit!” Galih memaki kencang. Dia meraih tas dan ponselnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Farhat yang terus meneriaki dirinya. Kepalanya seperti akan pecah hingga dia memutuskan meninggalkan kantor secepatnya. Lelaki itu tidak mempedulikan keributan di dalam ruangan karena kekacauan barusan. Dia hanya ingin pergi, menjauh dari semua pertanyaan secepat mungkin karena dia juga bingung dengan apa yang sedang terjadi.Galih sempat termenung di dalam mobil sebelum akhirnya mencoba menghubungi Amanda. Namun, ponsel wanita itu tidak aktif hingga membuat dia memukul kemudi dengan kencang. Dia berdecak kesa

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 108

    Tapi, dia merasa tidak ada yang berubah. Sikap Langit tetap perhatian seperti biasa. Lelaki itu juga semakin lengket dengan Zaky dan bella. Jadi, dia cukup terkejut dengan fakta yang diceritakan Arsila hari ini.“Aku sedang mencoba meyakinkan dia kalau anak bukan patokan kebahagiaan. Toh banyak juga orangtua yang susah karena ulah anak-anak mereka.” Arsila menyesap minumannya yang baru datang. Dia tersenyum memperhatikan interaksi Jelita dan anaknya. Mereka malah terlihat seperti Kakak dan Adik dalam pandangannya. “Aku … entahlah, masih belum ada ketertarikan untuk memiliki keturunan.”Jelita mengangguk pelan mendengar ucapan Arsila. Dia melirik ke arah Bella yang sekarang sibuk dengan ponselnya. Wajah Zaky membayang di kepala, membuat keraguan kembali menguasai hatinya. Siapkah dia kembali berumah tangga andai Langit meminta? Atau … siapkah dia melihat Langit kembali bersama dengan Arsila atau wanita lainnya? Jelita menghela napas panjang. Pilihannya hanya dua itu saja.Keesokan hari

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 107

    “Bagaimana Langit?” Galih tersenyum tipis melihat Jelita menaikkan alisnya. Lelaki itu tahu kalau hubungan Langit dan Galih semakin dekat sejak usaha yang mereka geluti bersama semakin besar. “Belum ada rencana menikah?” Galih mengepalkan tangan di bawah meja. Sejujurnya, dia takut mendengar jawaban Jelita. Walau sudah berusaha berdamai dengan diri sendiri dan fokus pada rumah tangganya bersama Amanda, tapi dia sepertinya masih belum sanggup melihat Jelita bersanding dengan lelaki selain dirinya.“Rencana inovasi usaha yang ada.” Jelita tertawa kecil melihat Galih mengangguk-angguk. Entah apa statusnya dengan Langit, tapi hubungan mereka memang semakin dekat. Dia juga mulai ikut saat Langit mengajaknya menghadiri acara keluarga. Beberapa kali, dia dan Langit mengajak orangtua mereka beserta Zaky dan Bella makan diluar bersama saat pembagian keuntungan. “Kamu belum ada rencana nambah momongan?”Galih hanya menanggapi ucapan Jelita dengan tertawa saja. Sejak dia memutuskan tidak membiay

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 106

    “Ma?” Arifin masuk ke kamar setelah mengirimkan data dari Amanda ke tim legalnya untuk mengurus pembuatan perusahaan baru. “Papa akan sibuk bolak balik Bali sebentar lagi. Rencana mau bikin usaha disana sepertinya jadi. Papa minta kerjasamanya kalau ada awak media yang datang untuk mengorek keterangan dari Mama.” Arifin memperhatikan Pratiwi yang memejamkan mata, menikmati pijatan dari ART mereka.“Sepanjang usia pernikahan kita, itulah yang kulakukan selama ini. Tidak perlu basa-basi, aku hanya butuh angka pasti sekian persen bagianku nanti.” Pratiwi melirik ke arah Arifin yang mengangguk setuju dan meninggalkan kamar. Begitulah, mereka menjalani rumah tangga dengan prinsip untung dan rugi. Pratiwi tutup mata dengan kegilaan Arifin diluar sana karena dia punya cara sendiri untuk menyenangkan dirinya yang sudah mati rasa pada cinta.Saat Arifin berjalan keluar dan pintu kamar tertutup, pesan dari Amanda masuk. Wanita itu tertawa hingga membuat ART yang sedang memijat tubuhnya keherana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status