Share

Dinda Mulai Bercerita

Author: Calibrie
last update Last Updated: 2025-09-25 10:59:55

Aku melirik seikat mawar merah yang masih tergeletak di meja nakas. Bunga itu terlalu mencolok untuk sebuah bunga jenguk biasa. Pak Rendra tadi datang dengan kemeja putih yang rapi, wangi cologne yang mahal, dan senyum yang terlalu lebar saat menatap istriku. Cara dia menyentuh bahu Dinda saat pamit tadi masih membayang di benakku.

Aku diam menunggu jawaban. Dinda terlihat resah, jari-jarinya bergerak sedemkian rupa. Namun kemudian, akhirnya ia menjawab pertanyaanku.

"Sebenarnya Pak Rendra itu baik kepada semua orang. Akrab dengan semua karyawan. Tapi..." Dinda memberi jeda, bibirnya bergetar sedikit.

Entah kenapa aku menahan nafas. Agak tegang mendengar apa yang 'tapi' itu?

"Tapi aku tahu, Pak Rendra itu... memberi perhatian lebih ke aku, Mas. Agak lebai menurutku. Itu, sampai bawa bunga segala. Kan norak. Aku... jadi nggak enak sama kamu, Mas..." kata Dinda sambil mengalihkan tatapan matanya, suaranya hampir seperti bisikan.

Jawaban itu tak seperti yang aku harapkan. Aku ingin dia m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Quality Time?

    Aku dan Dinda langsung terlelap setelah percintaan yang brutal dan gila ini selesai.Tidak ada obrolan post-coital yang romantis. Tidak ada pelukan panjang yang penuh makna. Hanya kelelahan yang luar biasa yang menarik kami ke dalam tidur; tidur yang dalam dan tanpa mimpi, seperti tubuh yang mati suri setelah pertempuran yang menguras habis energi.Tubuhku terasa remuk dan lelah.Saat kesadaran mulai muncul di pagi hari, meskipun mata masih tertutup, aku merasakan setiap otot di tubuhku protes. Punggung pegal. Paha kaku. Bahu terasa ditarik. Bahkan untuk sekadar bergerak sedikit mengubah posisi terasa seperti usaha yang berat.Dinda pun mungkin juga merasa begitu.Ia masih tertidur di sebelahku, tubuhnya meringkuk menghadapku, napasnya teratur dan dalam. Rambut yang acak-acakan menutupi sebagian wajahnya. Selimut hanya menutupi sebagian tubuhnya, memperlihatkan bahu telanjang yang penuh dengan tanda-tanda; bekas gigitan, bekas isapan, memar kecil-kecil yang akan berubah menjadi ungu k

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Melampiaskan Emosi Dan Cemburu

    Dinda melahap pisangku dengan rakus dan penuh semangat. Mungkin jika malam ini dia masih menginap bersama Pak Rendra, dia bisa melakukannya sampai pagi. Aku yakin, rasa penasarannya belum tuntas. Hasratnya belum bisa dipadamkan oleh lelaki tua itu.Aku mencengkeram kepalanya, membiarkannya menguasai. Sensasi ini adalah campuran antara kenikmatan gila dan rasa sakit yang dalam. Aku memejamkan mata, membayangkan wajah Pak Rendra, membayangkan bagaimana Dinda memberinya kenikmatan yang sama, atau bahkan lebih. Rasa cemburu itu bercampur dengan gairah, menciptakan ledakan emosi yang tak terkontrol.Setelah memastikan aku terangsang sepenuhnya, Dinda mengangkat kepalanya. Bibirnya basah dan sedikit bengkak. Matanya berkilat, penuh api yang sama dengan yang kulihat saat ia bercerita tentang Pak Rendra."Ayo, Mas. Kita ke kamar," bisiknya, suaranya serak. Ia bangkit, meraih tanganku.Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang. Tak masalah. Besok hari sabtu. Aku tak harus bangun pagi. D

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Dia Masih Menginginkannya

    Pipi Dinda semakin merona. Ia tampak malu, memainkan ujung gaun tidurnya di pangkuan. Ia menghela napas lagi, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih pelan, seolah ia sedang mengakui kejahatan terindahnya."Pak Rendra... dia berbeda dari yang kukira," katanya, matanya menatap ke kejauhan; seolah masih berada di sana, di suite mewah itu, bukan di ruang tengah rumah kami. "Dia nggak buru-buru. Dia... perhatian. Dia tanya apa yang aku suka, apa yang membuatku nyaman. Dia membuatku merasa... dihargai."Suaranya bergetar sedikit, campuran antara malu dan bahagia."Kami ngobrol dulu sambil minum wine. Dia cerita tentang hidupnya, tentang mantan istri-istrinya, tentang bagaimana dia merasa kesepian meski punya segalanya. Dia tidak tampil sebagai Direktur yang berkuasa, melainkan sebagai pria yang rapuh."Aku duduk terdiam, menyimak dengan baik. Jantungku berdebar kencang, berimajinasi setiap detail. Aku membayangkan Dinda duduk di sofa beludru mahal, mendengarkan curahan hati Direkturku, me

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Mulai Bercerita

    Waktu terasa berjalan lambat. Setiap menit terasa seperti lima menit. Aku melirik jam dinding. Jam 22:33. Sudah hampir tengah malam.Dari kamar mandi terdengar bunyi air mengalir; shower yang menyala, air yang menyembur keras menghantam lantai. Suara yang familiar, yang biasanya tidak kuperhatikan, kini terdengar begitu jelas. Begitu... signifikan.Aku membayangkan Dinda di bawah semburan air; sabun berbusa membasuh tubuhnya, air panas mengalir menyapu jejak-jejak tangan Pak Rendra, mencuci bau cologne asing, membersihkan sisa-sisa malam yang dia habiskan di hotel mewah.Apakah ia merasa bersalah? Apakah ia merasa puas? Apakah ia memikirkan aku, atau pikirannya masih terpaku pada Pak Rendra?Lima belas menit berlalu. Suara air berhenti. Keheningan sejenak. Lalu bunyi pintu kamar mandi terbuka.Setelah itu, Dinda telah selesai.Ia muncul di ambang pintu ruang tengah dengan penampilan yang sangat berbeda dari tadi.Rambutnya basah, disisir ke belakang, menetes sedikit di bahunya. Wajahn

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Menunggu Dinda Bercerita

    Aku segera mengenakan bajuku yang tergeletak di lantai dan celana pendek yang terlempar di sudut dengan gerakan tergesa-gesa.Jari-jariku gemetar sedikit saat menarik kaos melewati kepala, saat mengaitkan kancing celana. Entah karena masih tersisa sensasi dari beberapa menit lalu, atau karena antisipasi akan bertemu Dinda yang baru saja pulang dari... suatu tempat.Entah kenapa ada perasaan bersalah di hatiku setelah menggunakan kamar kami untuk bercinta dengan wanita lain. Meski, aku tahu Dinda juga tadi pasti bercinta dengan atasannya.Logika itu seharusnya meredakan rasa bersalah. Ini kan kesepakatan? Open marriage? Kebebasan untuk keduanya? Jadi kenapa aku masih merasa ada yang salah?Aku hanya tak mengira saja, Dinda akan pulang.Tadinya aku berpikir, dia akan menginap di hotel bersama Pak Rendra, menghabiskan malam dalam pelukan pria itu, bangun di pagi hari dengan tubuh yang masih menyimpan kehangatan orang lain. Itulah kenapa aku merasa "aman" untuk membawa Dewi ke kamar kami,

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Suara Mobil Dinda Di Depan Rumah

    Aku membiarkan tangannya terus bergerak, membiarkan sensasi itu mengalir. Sentuhan sekilas tadi telah berubah menjadi sentuhan yang disengaja dan berani. Jari-jarinya dengan cepat menguasai dan menyingkap area yang sudah lama menegang di balik celana pendek tipisku.Aku tersentak. Aku tidak lagi bisa menahan diri. Aku berbalik sedikit ke samping, memberinya akses penuh.Dewi semakin liar.Ia tidak hanya puas dengan sentuhan tangan. Gerakannya cepat dan tanpa ampun. Dalam sekejap, ia sudah melepaskan celanaku dan celana dalamku. Kehangatan yang dalam kini menyambutku.Aku akui, permainannya sangat berpengalaman. Dinda pun jelas jauh, ia tidak pernah seganas ini saat memulai.Bibirnya sudah sangat rakus melahap bagian tubuhku yang paling sakral itu. Dia sudah sangat terlatih. Sangat biasa. Dan aku semakin memahaminya setelah mendengar apa yang tadi ia ceritakan. Bahwa dia memang sudah berpengalaman. Jika dia bisa mengatasi tiga hingga empat lelaki, maka apalah artinya aku seorang di kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status