Beranda / Romansa / Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan / Bab 75. Bendera Palsu, Mereka Bukan Pemenang

Share

Bab 75. Bendera Palsu, Mereka Bukan Pemenang

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-15 13:06:14

Dua peserta itu merupakan nyonya Feng Xi—istri pejabat Feng, dan satu lagi nyonya Lu Xian—istri pejabat Gong.

Mereka telah menuruni punggung kuda. Disambut hangat, sekaligus bangga suami masing-masing, meski jika keduanya dianggap menang, maka artinya pertandingan memiliki dua pemenang.

Hanya saja ....

Pengawas yang mengecek bendera mereka memastikan, “Aku tidak mungkin salah menilai.”

Pengawas lain melanjutkan, “Nyonya Feng Xi, Nyonya Lu Xian. Sayang sekali harus kami katakan ini.”

Hening menggantung sesaat.

Ekspresi suami mereka tidak beres.

Pengawas yang sama melanjutkan usai kembali memperhatikan tiga bendera di tangan. “Tiga bendera ini bukan, yang kami pasang si setiap titik. Lihat saja, warna kain mereka berbeda dari 13 bendera lainnya.”

Feng Xi dan Lu Xian seketika saling tatap. Sorot mata mereka lagi lagi mengisyaratkan bahasa, yang hanya dipahami keduanya.

“Jangan bercanda!” suara pejabat Gong terdengar tidak senang.

“Iya!” Pejabat Feng menambahkan. “Mana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gex Viee
ya ellahh update ny cma 1bab aja nihh lama bener huhuhu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 92. Penjagaan Diperketat Masih Bisa Kabur

    Satu dupa berlalu. Gang sempit itu tak lagi riuh. Yang tersisa hanyalah bau arak tumpah, kayu meja yang patah, dan tubuh-tubuh pria dewasa yang tergeletak tak beraturan, seperti sampah yang diseret lalu dibuang sembarangan. Ada yang setengah badannya terjulur ke tanah, sementara kedua kakinya masih menggantung di atas meja judi yang kini terbelah dua. Pria itu meringis, wajahnya merah kebiruan, napasnya putus-putus. Setiap tarikan udara terasa seperti siksaan. Tak jauh darinya, satu lagi tengkurap dengan mata terpejam. Mulutnya menganga, liur bercampur darah segar menetes di sudut bibirnya. Dadanya nyaris tak bergerak, entah pingsan atau sekadar tak sanggup membuka mata. Yang lain terlentang kaku, matanya terpejam rapat, napasnya tersengal pendek-pendek. Tangannya mencengkeram udara kosong, seolah masih mencoba meraih sesuatu. Dan tepat di tengah kekacauan itu— Brak! Satu tubuh lagi menghantam tanah dengan bunyi berat. Shen Liu Zi berdiri di atasnya. Satu kakinya menap

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 91. Bertemu Berandalan

    “Maaf, aku sudah bersuami.”Kalimat itu jatuh seperti pedang yang tak bersuara, tapi menghantam tepat ke dada pemuda di hadapan Shen Liu Zi.Atmosfer sekeliling seketika berubah.Hening.Telinga pemuda tadi mendadak berdenging, seolah semua suara pasar lenyap sekaligus. Teriakan pedagang, tawa anak-anak, bahkan derap langkah orang lalu-lalang, semuanya menguap begitu saja.Pemuda itu membeku.Wajahnya menggelap, bukan karena marah, melainkan karena sesuatu yang jauh lebih sunyi—kehilangan harapan. Cahaya di matanya yang barusan menyala penuh keberanian, padam tanpa sisa. Senyum semangat yang tadi tergurat samar di sudut bibirnya, entah sejak kapan sudah menghilang.Tangannya yang mengulurkan setangkai mawar merah beserta kantong wewangian bersulam halus perlahan turun.Turun begitu saja! Seolah-olah bunga itu ikut layu, berat oleh kenyataan yang baru saja menghantamnya.“Oh,” gumamnya lirih, hampir tak terdengar.Dia menunduk, memberi hormat dengan gerakan kaku. “Maafkan kelancangan

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 90. Mendadak Saja

    Hari berikutnya, di kediaman jenderal Shang.Sejak pagi, Shen Liu Zi sudah mencium firasat buruk.Dan firasat itu terbukti begitu dia melangkah ke luar dari kamarnya.“Nyonya Shen, silakan duduk.”Kepala Xun berdiri tegak di samping meja bundar rendah, sikapnya terlalu sopan untuk ukuran seseorang yang akan menyiksa orang lain dengan aturan.Di atas meja tersaji bubur lembut, sup bening, lauk kecil berwarna cerah, dan kue-kue mungil yang terlihat sangat tidak berdosa.Shen Liu Zi menatapnya berbinar. Dia sudah hendak duduk santai, menyingsingkan sedikit lengan bajunya.“Ehem, Nyonya.” Kepala Xun berdehem. “Punggung tegak. Bahu lurus. Duduklah seperti ini.”Shen Liu Zi menurut, meski punggungnya terasa pegal, tapi dia telah menguasai cara dudul ala bangsawan.“Sekarang, sumpit.”Begitu sumpit menyentuh jari Shen Liu Zi, naluri lamanya langsung bekerja. Tangannya bergerak cepat, hendak menyumpit lauk terdekat.Tok! Kepala Xun menahan sumpitnya dengan sumpit lain.“Tidak.”Shen Liu Zi

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 89. Jenderal Shang Mulai Bisa Cemburu?

    Langkah Shen Liu Zi pada akhirnya berhenti di ambang pintu kamar jenderal Shang. Dia mendapati jenderal Shang sudah duduk berhadapan meja rendah. Beberapa jenis makanan tersaji di mejanya, tapi belum ada satupun yang tersentuh, seolah-olah dia sengaja belum memakannya karena ada seseorang yang ditunggu. Berhubung Shen Liu Zi tak bergegas, jenderal Shang mengangkat kepala. Pandangannya mereka bertemu! Jantung Shen Liu Zi berdebar bertalu-talu, sedangkan jenderal Shang tetap sedingin biasanya. “Kamu akan makan di sana, hm?” lontar jenderal Shang setengah mencibir. Shen Liu Zi mengerjap, pun lekas mengayunkan langkah ke dalam, menjatuhkan bokong perlahan-lahan di hadapan sang jenderal. Hening menggantung. Hanya ada pergerakan jenderal Shang, yang meletakkan semangkuk nasi untuk Shen Liu Zi, juga meletakkan beberapa lauk termasuk daging ke tumpukan nasi putih tersebut. Shen Liu Zi tidak berani bersuara selain berkata, “Terima kasih.” “Sama-sama,” lugas jenderal Shang. Shen Liu

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 88. Jenderal Mengingat Tarian Shen Liu Zi

    Hujan turun perlahan. Jenderal Shang membakar hio, meletakkannya di depan papan arwah Chu Qiao. Dia kemudian duduk bersimpuh, punggungnya tetap tegak, tetapi sorot matanya yang dingin perlahan melemah. 'Aku belum pernah sekalipun melupakan kamu.' Dia membatin. 'Namun rasanya, posisimu di sini perlahan bergeser.' Hujan bertambah besar, udara dingin menyusup tanpa komando, sementara jenderal Shang masih di sana. Duduk bersimpuh di depan papan arwah Chu Qiao, tetapi bayangan Shen Liu Zi menari beberapa waktu lalu berputar di pikirannya. Satu shichen sebelumnya. Shen Liu Zi berdiri di tengah ruangan, jantungnya berdegup terlalu keras untuk disembunyikan. Tubuhnya kaku sesaat. Kemudian ingatan lama menyeruak, seperti aliran air yang menemukan kembali jalurnya. Wanita itu menunduk ringan, kedua lengan terangkat perlahan. Gerakannya mula-mula sederhana, mengikuti tarian lokal yang sering dipertontonkan di jamuan. Dari langkah kecil, putaran lembut, ujung kaki menyentuh lantai tanp

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 87. Mengelabui Jenderal Tidak Mudah

    Sejak awal ketidakhadiran Shen Liu Zi disadari setiap orang! Salah satu pejabat membuka mulut siap melontarkan kata-katanya, tetapi semua kata itu lenyap seketika begitu pandangannya jatuh pada jenderal Shang yang memancarkan aura membunuh. Siapa yang berani bicara? Tidak ada! Saat itu, Shen Liu Zi bergeser dengan gerakan seolah alami. Menghindari tatapan Kaisar, dan yang jelas coba bersembunyi dari tatapan pria itu maupun sang jenderal. Hanya saja .... Posisinya tetap tertangkap mata jenderal Shang! Sambil menggoyang cangkir arak di tangan, sambil mengarahkan pandangannya pada Shen Liu Zi, tetapi seakan-akan melempar pandangan ke luar, dia berkata, “Kesehatan Nyonya Shen menurun drastis, pagi tadi seseorang menyeretnya ke jurang kematian.” Alis Kaisar terangkat, tapi tidak ada kata-kata yang lolos. Permaisuri Chun langsung mengurungkan niat mengupas apel. Atmosfer udara menegang dalam sekejap! Di tempatnya, Shen Liu Zi membatin, 'Dia tahu.' Tanpa perbincangan lebih jauh,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status