Share

Bab 4

PATRICK, TUAN CRAB, DAN TANGKUBAN PERAHU

“Mama,” panggil Sky.

Mendengar panggilan buah hatinya itu, Ratna langsung mengangkat pandangannya dari layar  laptop. Saat ini ia sedang menemani Sky yang sedang asyik menonton kartun  kesayangannya, Spongebob. Sambil menemani sang anak menonton kartun, Ratna bekerja dan mengurusi semua usaha online dan kos-kosan yang ia tinggal di Bogor. Untuk urusan rumah kos-kosan yang ada di Bogor, ia sudah menyerahkan kepada tetangganya yang sangat baik dan sudah ia percaya selama ini.

“Iya, Sayang, ada apa? Mama lagi kerja, nih,” seru Ratna.

Sky menoleh ke arahnya dan ia mendadak menoleh kembali ke arah televisi dan diam. Melihat hal itu, Ratna jadi heran dengan perubahan sikap Sky yang mendadak diam.

“Lah, kok, diam? Sky mau apa?” tanya Ratna.

“enggak, ah! Mama lagi sibuk, Sky enggak mau ganggu,” ucap Sky dengan nada kesal dan bibirnya mengerucut lucu.

“Yah, pangerannya Mama marah lagi. Sky mau apa, Sayang? Mama beliin,” bujuk Ratna sambil menahan tawa ketika melihat reaksi Sky yang menurutnya lucu.

“Sky mau tanya soalnya dari dulu Sky bingung. Patrick itu sebenarnya hewan apa? kok dia pakai celana doang enggak pakai baju?” Tunjuk Sky ke arah televisi. Ia nampak bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“Tunggu, ya, Mama mau cari referensi dulu.”

Karena Ratna tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan anaknya tersebut, ia pun mencari tahu di internet. Setelah ia mendapatkan jawabannya, ia meletakkan ponselnya dan berdehem sejenak. Ratna memperhatikan wajah anaknya yang masih setia dengan wajah penuh penasaran  menunggu jawabannya.

“Jadi gini, Sayang, Patrick itu adalah bintang laut yang termasuk invertebrate. Nah, bintang laut ini mempunyai lima tangan. Terkait mengapa Patrick hanya pakai celana tidak memakai baju karena patrick gemuk jadi tidak ada yang muat,” terang Ratna.

“Kalau enggak ada yang muat, bisa beli di toko Mama, kan, harusnya?” tanya Sky yang semakin membuat Ratna bingung menjawabnya. Pasalnya, anaknya ini mempunyai penasaran tingkat tinggi. Jika satu pertanyaannya tidak dijawab maka Sky akan menanyakannya sampai terjawab.

“Baju di toko Mama mahal harganya. Kamu enggak kasihan sama Patrick? Dia enggak punya uang bahkan harus tinggal di dalam tanah,” terang Ratna lagi dan jawabannya kali ini membuat Sky manggut-manggut entah anak itu paham atau tidak.

“Sky mau tanya lagi, Ma,” awalnya Ratna merasa lega karena anaknya itu diam beberapa saat. Tapi nyatanya, Sky ingin bertanya lagi.

“Tanya apa lagi, Sayang?” Ratna mencoba menyabarkan diri dan tenang.

“Sky penasaran sama Tuan Krab. Ia adalah kepiting tapi anaknya Pearl paus, kan enggak masuk akal kalau kepiting hamil paus?”

Ratna menghela napas lalu mencoba menjelaskannya sesederhana mungkin. “Oke, jadi gini. Pearl bukan anak kandung Tuan Crab. Pearl ditemukan oleh Tuan Crab di selokan lalu Tuan Crab merasa kasihan dan mengasuhnya.”

“Oh … jadi sama seperti Sky, dong,” sahut Sky yang mendadak raut wajahnya menjadi sendu.

“Hah? kok, sama? Jangan ada-ada aja deh, Sayang,” protes Ratna yang semakin tidak mengerti ucapan anaknya.

“Sama-sama tidak punya orang tua lengkap."

Mendengar ucapan Sky, Ratna pun terbungkam.

Ratna hanya bisa tersenyum sedih karena ia tidak bisa membendung air mata dan sakitnya ketika mendengar ucapan Sky yang seperti itu. Bukannya Ratna tak ingin mencari ayah pengganti untuk Sky namun Ratna masih trauma dengan sikap yang ditunjukkan oleh pria akibat kejadian yang ia alami tujuh tahun lalu. Tak jarang juga Risti menawarkan banyak pria untuk sahabatnya ini namun Ratna menolak.

Ratna mendekatkan duduknya ke samping Sky dan merangkulnya. “Sky masih punya Mama. Mama yang sangat sayang kepada Sky. Sky anak baik jadi harus bersyukur karena di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung Sky. Mereka harus berjuang hidup sendiri tanpa orang tua.” Sky pun mengangguk-anggukan kepalanya.

“Jadi Sky harus kuat dan jadi anak yang bersyukur seperti Pearl?” tanya Sky polos yang dibalas anggukan kepala oleh Ratna.

Beberapa saat kemudian, Sky menguap karena memang waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan saat ini sudah waktunya Sky istirahat. Ratna pun segera membereskan laptop yang ada di meja kerjanya lalu menggendong Sky yang mengantuk untuk ia bawa masuk ke kamarnya.

“Ma, bacain Sky dongeng,” pinta Sky ketika tubuhnya sudah di atas kasur.

“Emmm, mau dibacain cerita apa?” tanya

“Tangkuban Perahu.”

“Hah? Kamu mau dibacain cerita itu lagi?” tanya Ratna heran dan Sky pun menggangu dengan kuat.

Ratna hanya menggelengkan kepalanya heran lalu mengambil buku dongeng Tangkuban Perahu yang ia letakkan di rak buku dekat dengan pintu kamar Sky. Saat mengambil buku dongeng itu, Ratna merasa heran dengan tingkah Sky karena ia selalu saja ingin dibacakan cerita Tangkuban Perahu sebelum tidur. Meskipun berkali-kali ia bacakan, anak itu tetap tidak pernah merasa  bosan.

Menurut Ratna, Sky merupakan salah satu anak yang mempunyai tipe susah untuk tidur. Bahkan pernah dua jam ia menunggu anak itu tidur namun tidak juga segera terlelap dan kerlingan matanya semakin nampak bening bukan merah. Jika sudah seperti itu maka Ratna akan memarahi Sky.

Namun, bukannya malah takut dan bergegas tidur seperti anak pada umumnya Sky semakin susah untuk tidur. Akan tetapi, semenjak Risti memberikan Sky buku dongen ‘Tangkuban Perahu’, anak itu pun ingin Ratna mendongeng cerita tersebut. Anehnya, ketika Ratna mendongeng cerita tersebut, Sky langsung terlelap dalam hitungan menit.

Ratna pun segera naik ke kasur dan berbaring di samping Sky. Ia melihat wajah Sky yang sudah tak sabar mendengarkan ia berdongeng tentang Tangkuban Perahu. Ketika ia melihat wajah anaknya yang seperti itu, Ratna pun tidak bisa menahan tawanya dan Sky hanya menatapnya datar.

Tanpa dikomando, Ratna mulai mendongeng dan dalam hitungan menit, benar saja Sky sudah memejamkan mata dan terlelap dalam tidurnya. Melihat wajah anaknya yang tenang dan damai saat tertidur membuat Ratna ikut merasa damai. Ia mengelus rambut hitam Sky dan mencium kening anak itu.

“Mimpi indah, Sayang.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status