Saat ini tepat di mansion milik keluarga de servant, aura mencekam datang dari seorang wanita paruh baya yang menatap putra tunggalnya dengan mata yang penuh dengan amarah. Napasnya memburu ketika mendengar pernyataan anak kebanggannya itu.“Jadi ini yang kamu lakukan Mason? menghamili adik tunanganmu sendiri!” Lina menatap putra semata wayangnya yang menggandeng Faniya dengan tajam. Ia tak menyangka ketika kembali dari perjalanan bisnisnya selama sebulan dengan Loren, suaminya. Ia justru mendapat pernyataan dari putranya yang justru mengecewakannya.Dan lebih hebatnya lagi, Lina bahkan tidak mengetahui jika putranya itu telah menikah siri dengan Faniya. Dia benar-benar merasa gagal menjadi ibu.“Maafkan aku bu, aku tau apa yang kulakukan itu salah tapi aku tidak menyesal. Aku mencintai Faniya!” Ucap Mason, Ia masih setia menggandeng tangan Faniya. Yang sejak tadi menundukan kepalanya. Dia tidak menyangka bisa melihat nyonya besar D
Mederick berdecak kesal, dia melepaskan kemeja hitamnya dan membuangnya asal. Menghilangkan jejak darah Georgina dan bekas sentuhan tangan wanita yang kini sudah menjadi mayat itu.“Helicopter sudah siap tuan” ucap Jack sambil menyerahkan jas baru berwarna putih.“Aku akan menyusul” Jawab Mederick“Baik tuan” Jack menatap sosok wanita dengan pakaian minim yang berada dilantai, dalam hati dia mengasihani nasib wanita itu yang terjebak dalam permainan keempat pria tak normal itu.“Apa yang kau lihat Jack?” Ucap Grey dengan nada gurau miliknya“Tidak tuan William” ucap Jack lalu pergi dari ruangan itu.“Asistenmu lucu sekali. Aku jadi ingat saat dia pingsan ketika melihat Richard” kekeh Grey“Richard?” Tanya Zade“Pria yang menjodohkan Mederick dengan putrinya” Jawab Grey“Oh dia, pelaku korupsi 3 triliyun”
“Maksudnya?” Ariella mendudukkan dirinya, menatap lurus kearah Mederick.“Aku sudah bilang akan membantumu merebut perusahaan Darwin” jawab Mederick. Ariella tersenyum tipis ia mengingat janji pria itu saat mereka pertama kali bertemu. Tapi bukan itu yang jadi kebingungan Ariella. Mederick membeli saham itu sebelum mereka menikah lalu kenapa pria itu mengatakan memang membeli saham itu untuk dirinya?“Tapi setelah ku pikirkan lagi apa yang ku dapatkan jika aku berikan saham itu padamu?” Tanya Mederick membuat Ariella membulatkan matanya, Padahal tadi pria itu sudah menyetujuinya.“Bisakah kau bermurah hati memberikannya padaku” ucap Ariella dengan tatapan memohon miliknya“Kau taukan, hati ku tidak murah kitten”“Lalu apa mau mu?” Ariella bertanya acuh. Percuma saja dia memohon, nyatanya hati pria itu seperti batu yang akan susah luluh.Pria itu tersenyum miring, lalu me
“Maaf atas keterlambatan saya” Ariella masuk ke dalam ruang rapat yang terisi dari 11 orang perwakilan dari berbagai perusahaan yang menjalin kerja sama, Andrew Darwin sang pemilik Darwin Corp memandangnya dengan tatapan bertanya.“Apa yang dilakukan oleh seorang pegawai di sini?” tanya Alberto, pria paruh baya yang duduk disisi kanan Andrew. Jika Ella tidak salah pria itu adalah dewan komisaris untuk perusahaan Boya.“Saya Ariella Winston, ngomong-ngomong posisi saya saat ini bukan pegawai Darwin tapi sebagai pemilik saham terbesar kedua di perusahaan Darwin.” Ariella melangkahkan kaki dengan santai, dia mendudukan diri di satu kursi kosong yang harusnya terisi oleh Mederick.“Omong kosong apa yang kamu katakan Ella?” Andrew berucap tenang, berusaha menjaga wibawanya di depan delegasi perusahaan lain.“Anda bisa cek daftar pemilik saham Darwin, saya menjadi pemilik saham terbesar kedua sejak tadi pagi
“SHIT, Pria tua sialan” Ariella memaki pada cermin didepannya dengan sebagian rambut yang basah. Gadis itu baru saja mencuci rambutnya yang dipegang oleh Andrew. Berbagai umpatan sudah lepas dari mulut cantiknya itu. Segala jenis umpatan yang bisa dia ucapakan untuk Andrew.Ariella kelepasan satu hal, dia pikir saat pernikahannya, Andrew hanya memberikan sebuah ancaman belaka untuk membuat Ariella menurut. Namun dugaannya salah. kali ini Ariella mempercayai semuanya ketika Andrew menunjukan rekaman keberadaan Leander.Ariellalla kira, Leander sudah pergi atau bahkan sudah mati karena dia tidak bisa menemukan pria itu dimana pun. Ariella bahkan sudah mengerahkan detektif untuk mencarinya, namun tetap saja Leander tidak bisa ditemukan.Leander, kakaknya yang menjadi sumber kebahagian Ariella sejak kedua orang tuanya meninggal karena seorang bajingan yang sangat berambisi untuk merebut semua harta dan uang ayahnya, pria yang dia panggil sebagai pa
“Kau benar-benar berbahaya, Der..” Ariella berucap dengan nada menggantung, Mederick tertawa. Di mata Mederick tingkah Ariella sangat menghiburnya.“Seperti pria pedofil.” Lanjut Ella yang langsung membuat tawa Mederick menghilang“Seharusnya aku membawa pistolku tadi” Ucap Mederick memecah keheningan singkat mereka dengan suara datarnya“Kau membawanya, ada di saku jas milikmu”Mederick tak menjawab. Pria itu hanya fokus pada jalan di depannya, mengabaikan ucapan Ariella yang memang benar adanya. Dia selalu membawa sebuah senjata untuk perlindungan diri.“Bantu aku mencari tau semua aset milik Andrew, semuanya tanpa keculi, termasuk aset miliknya yang menggunakan nama orang lain dan temukan Leander dimana pun dia berada” Pinta Ella pada Mederick“Bayarannya?” Tanya Mederick“Apapun yang kau inginkan” Ucap Ariella dengan penuh keyakinan. Mederick mengh
Sebuah helicopter mendarat pada sebuah bandara yang telah dijaga oleh banyak pria berseragam hitam. Mederick menuntun Ariella keluar dari Helicopter itu menuju sebuah jet berwarna putih yang terparkir dengan rapi di lapangan bandara. “Ku kira kita akan ke Italia dengan helicopter” Seru Ariella “Jangan bercanda, kau bisa jet lag jika kita menggunakan helicopter. Tunggu di sini” titah Mederick yang Ariella patuhi. Ella menatap Mederick yang berjalan menuju seorang pria berseragam pilot. Sepertinya pria itulah yang akan membawa jet ini. Ariella menatap jet itu dengan takjub. Ada tulisan Wston Airlines di badan pesawat. Tulisan berwarna abu-abu yang dibuat seperti ukiran. Ariella kembali menatap kearah Mederick. Keduanya terlihat berbincang sebelum akhirnya Mederick kembali ke arahnya dan membawanya memasuki jet itu. Setelah menembuh perjalanan udara selama 17 jam akhirnya jet pribadi milik Mederick mendarat di Milan dengan selamat. Kali ini Meder
“Mr. Yamada” Ucap Mederick “senang melihatmu disini” Lanjut Mederick. Yamada tersenyum lebar yang penuh maksud tersembunyi saat menyambut kedatangan Mederick.“Ingin bertaruh?” tanya Yamada“Berapa yang harus ku pasang?” Mederick bertanya balik. Yamada terlihat berpikir sejenak lalu pandangannya terarah pada Ariella. Menatap Ariella dengan tatapan menilai.Mederick yang menyadari hal itu tersenyum samar. Tidak salah dugaannya jika Yamada adalah pria hidung belang. Menjadikan Ariella sebagai umpan dalam rencananya terbukti sangat berhasil.“Seorang wanita” Tawar Yamada. Tanpa dijelaskan lebih lanjutpun Ariella bisa paham maksud ucapan pria itu.Ariella menatap Mederick. Perasaannya mulai tak enak sekarang apalagi saat Mederick mengambil posisi duduk didepan meja bandar dan berhadapan dengan Yamada“Jika kau menang, dia milikmu” Ucap Mederick pada Yamada, dia mengaba