Share

Kemarahan Safina

Suara azan Subuh membangunkan Rania dari tidur lelapnya, Harris memeluknya posesif. Aktifitas malam mereka mengantar keduanya pada istirahat yang cukup dan membawa rasa segar saat membuka mata. 

“Abang, bangun! Sudah subuh.” Rania menepuk pelan pipi suaminya. 

“Hmmmm.” pelukan Harris makin erat di pinggang Istrinya. Matanya masih terpejam rapat.

“Abang! Sudah pagi, sebaiknya Abang kembali ke kamar Safina.” menyebut nama madunya di awal pagi, membuat Rania hilang mood. Ia keluar dari dekapan Harris. Malas untuk bermanja-manja lagi. Cukuplah tadi malam ia kalah dalam rayuan manisnya.

“Sayang, masih pagi ini, kan?” Harris mencoba menahan tubuh Rania tapi istrinya mengelak.

“Karena masih pagi, harusnya Abang segera masuk ke kamar Safina. Nia tidak ingin ada keributan di rumah ini.” Rania mengambil bathrobe-nya yang tergantung di samping lemari baju. Harris menatap tubuh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status