Share

Bab 6. Ethan Murka

Sudah lebih dari satu minggu berlalu, tetapi Emma belum juga ditemukan. Ethan sudah mengerahkan semua yang dia miliki dan juga meminta bantuan polisi. Ethan menyisir semua tempat di Pulau Bali, tetapi Emma masih belum ditemukan. Pricilia yang sempat menghilang, telah ditemukan dan dia mengaku telah diculik bersama Emma. Namun, dia tidak tahu keberadaan Emma.

"Bagaimana hasil hari ini, Raka? Apa Pricilia sudah mengatakan apa yang terjadi?" Ethan bertanya dengan nada dingin.

Ethan terkenal sebagai orang yang dingin dan kejam untuk orang yang bersalah padanya. Setelah Emma menghilang, Ethan semakin dingin dan terlihat menyeramkan. Sebelumnya, saat Emma datang ke kehidupannya, Ethan berubah menjadi orang yang lebih hangat. Sekarang Ethan kembali menjadi pribadi yang dingin dan semakin tertutup.

"Belum ada perkembangan apa pun, Bos. Emma seakan menghilang ditelan bumi. Pricil juga belum bicara apa pun. Dia tetap berkata jika dia tidak tahu keberadaan Emma." Raka menjelaskan situasi saat ini kepada Ethan.

"Terus lakukan pencarian sampai Emma ketemu. Selidiki juga siapa yang telah berani menculik wanitaku." Ethan memberikan titahnya pada Raka. "Aku tidak akan mengampuni mereka."

Raka merasa merinding mendengar ucapan dari Ethan. Nada suaranya begitu tegas dan menakutkan. Raka tahu, sebagai bawahan sekaligus sahabatnya, dia mengetahui watak Ethan. Kali ini Ethan benar-benar sudah menjadi sangat menakutkan karena kehilangan Emma.

*****

Di sebuah hutan yang penuh akan pepohonan, tergeletak sesosok tubuh perempuan dengan berbagai luka di sekujur badannya. Matanya masih tertutup oleh kain hitam dan tangannya masih terikat di belakang. Entah sudah berapa hari keadaan Emma seperti itu. Setelah sebelumnya dia mencoba terus berjalan tanpa arah dan penglihatan, akhirnya dia telah sampai pada batasnya. Emma tergeletak pingsan di dalam hutan.

Sebuah suara terdengar mendekat ke arah Emma tergeletak. Emma mendengar sayup-sayup langkah kaki dan suara beberapa orang di sana. Emma mencoba bangun, tetapi tubuhnya tidak bisa digerakkan. Emma berusaha meminta tolong, tetapi suaranya hilang entah ke mana. Emma terus berusaha berteriak sambil berdoa dalam hatinya.

"To-tolong ... tolong saya!" teriak Emma dengan suara serak yang sedikit lirih.

Emma berusaha bangkit dan membuat suara dengan kakinya. Emma menendang apa pun yang berada di sekitarnya. Air matanya tumpah karena merasa sangat kesakitan dan ketakutan sendirian di tengah hutan seperti itu.

"Tolong ... tolong saya! Emma terus berteriak dengan suara yang lebih kencang. Suara langkah kaki yang dia dengar, berhenti dan sunyi kembali. " Tolong saya!"

Suara langkah kaki terdengar menghampiri Emma dan suara-suara orang yang berdebat terdengar juga di telinga Emma. Dalam hati Emma bersyukur karena ada yang mendengarnya berteriak. Namun, Emma belum tahu apakah orang itu baik atau jahat. Matanya masih tertutup kain dan tangannya masih terikat.

"Tolong saya. Siapa saja di situ, tolong saya." Emma terus mengucapkan kalimat itu.

Perlahan terdengar langkah kaki mendekati tubuh Emma. Sebuah tangan membuka penutup mata Emma dan membuka ikatan tali di tangan Emma. Seorang laki-laki dewasa berjongkok di samping Emma dan berusaha membantu Emma untuk bangun. Emma juga melihat dua laki-laki lainnya dan dua orang perempuan yang terlihat syok melihat keadaan Emma.

"Bagaimana keadaannya, Max?" tanya seorang perempuan berambut panjang sebahu yang terlihat lebih tegar saat melihat keadaan Emma.

"Dia sangat lemah, Jess," jawab laki-laki yang sedang memegang tubuh Emma dan bernama Max.

"Ayolah cepat. Kita bawa dia ke rumah sakit. Kasihan dia." Perempuan satunya yang berambut pendek meminta teman-temannya untuk cepat bergerak.

"Apa yang terjadi pada, Anda?" tanya Max pada Emma sambil menggendongnya ala bridal style. Emma merasa tubuhnya sangat sakit dan suaranya hilang begitu saja. Emma kembali pingsan.

*****

"Antar aku menemui, Pricilia," pinta Ethan pada Raka sambil berjalan menuju mobilnya.

Ethan sudah tidak tahan dengan semu usaha yang dilakukannya karena tidak mendapatkan hasil apa pun. Ethan ingin menemui Pricilia untuk bertanya langsung dengannya. Dia berharap, Pricilia akan bercerita dengannya apa pun yang dia tahu tentang penculikan Emma.

Sampai di rumah sakit tempat Pricilia dirawat, Ethan langsung menuju ke kamar rawat Pricilia. Semenjak muncul dan mengaku telah diculik bersama Emma, Pricilia masih dirawat di rumah sakit karena dokter bilang dia mengalami trauma psikis yang harus ditangani supaya tidak bertambah parah.

"Ethan," panggil Pricilia yang langsung berbinar senang melihat kedatangan Ethan.

"Jelaskan padaku apa yang terjadi hari itu?" Ethan bertanya tanpa basa-basi sedikit pun.

"Aku sudah mengatakan semuanya pada Raka. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan tiba-tiba aku ikut dibawa oleh penculik yang membawa Emma. Setelah itu aku tidak tahu apa-apa dan aku bisa lolos juga tidak tahu bagaimana caranya." Pricilia mencoba mengarang cerita itu karena dia tidak ingin Ethan terus mencari Emma.

"Bagaimana bisa kamu lolos dan Emma tidak bisa lolos? Apa kamu tidak membantu Emma sama sekali? Ini semua gara-gara perkataan kamu yang mengatakan rahasiaku bersama ayahnya. Apa maksud kamu mengatakan semua itu?" Ethan mengeluarkan semua emosinya di depan Pricilia. Raka mencoba menghentikan Ethan karena kasihan melihat Pricilia tertekan.

"Aku tidak bermaksud membuat Emma kecewa, makanya aku mengikutinya ke rumah ayahnya. Tapi apa yang terjadi selanjutnya di luar kuasaku. Aku juga korban, Ethan. Apa kamu tidak punya belas kasihan sedikit pun denganku?" Pricilia menangis sesenggukan dan detik selanjutnya dia berteriak histeris. Raka mencoba memegangi Pricilia dan memencet tombol di belakang ranjang untuk memanggil dokter. Ethan pergi begitu saja tanpa mempedulikan apa yang terjadi pada Pricilia.

Ethan mengemudikan mobilnya sendiri dan melaju tanpa arah. Dia memikirkan keberadaan Emma dan menahan emosi karena tidak bisa menemukannya. Ethan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia ingin menumpahkan segala amarahnya dengan berkendara cepat di jalanan.

"Ethan." Suara Emma terdengar di telinga Ethan dan membuat dirinya lengah. Ethan membanting setirnya dengan asal dan membuat mobilnya memutar serta berguling di jalanan. Ethan mengalami kecelakaan, tetapi dirinya masih bisa keluar dari mobil dan berdiri dengan penuh luka.

"Emma, di mana kamu!" teriak Ethan di tengah jalan dan beberapa orang melihatnya di kejauhan.

Ethan segera menelepon Raka dan memintanya untuk mengurus semuanya. Ethan menaiki taksi yang melewatinya dan memintanya untuk membawa ke tempat yang tidak biasa, yaitu ke hutan di pinggiran kota. Setelah dia mendengar suara Emma, perasaannya menuntun dirinya ke sana. Meskipun badannya penuh luka, Ethan tetap menahannya dan tidak ingin ke rumah sakit terlebih dahulu.

Ethan sampai di jalan masuk ke hutan yang dia inginkan. Ethan berjalan dengan langkah gontai dan si sopir taksi mengikutinya karena merasa khawatir. Ethan berjalan tanpa arah dan akhirnya tersandung akar pohon, lalu terjatuh dan pingsan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status