Share

Bab 5. Penculikan Emma

Emma tersadar dan dia merasakan sedang berada di dalam mobil. Matanya ditutup dengan kain sehingga dia tidak bisa melihat di mana dia akan dibawa. Emma mencoba menggerakkan tangannya yang diikat ke belakang tubuhnya. Di dalam hati Emma berdoa supaya tidak terjadi apa pun pada dirinya.

"Jangan sampai ada yang melihat kita," ucap salah seorang yang sedang membawa Emma.

"Tolong lepaskan saya. Saya tidak tahu kalian siapa, tapi jika kalian ingin uang, saya bisa memberikannya pada kalian." Emma mencoba menawarkan sebuah tawaran menarik pada orang-orang yang membawanya.

"Kita tidak butuh uang, Anda." Seorang dengan suara berat menjawab tawaran Emma.

"Kalau begitu lepaskan saja saya. Saya tidak akan menuntut kalian." Emma terus berusaha. Orang-orang di dalam mobil itu hanya tertawa mengejek.

Sementara itu di tempat lain, Ethan sedang mencari keberadaan Emma dengan wajah kalut. Ethan tidak menyangka jika Emma pergi tanpa berpamitan karena ucapan dari Pricilia. Ethan menanyakan keberadaan Emma pada Sintia, sahabat Emma. Sintia mengatakan jika Emma berkata akan pergi ke rumah ayahnya. Ethan bergegas menuju rumah Marchel setelah mengetahui hal itu.

Ethan mengajak serta Raka dan membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Ethan tidak ingin terjadi apa-apa pada wanitanya. Sesampainya di rumah Marchel, Ethan langsung masuk tanpa mengetuk pintu dan menanyakan keberadaan Emma. Marchel merasa sedikit takut dan tunduk pada Ethan karena hanya Ethan yang mau memberinya uang banyak.

"Di mana Emma?" tanya Ethan dengan nada tegas.

"Tidak ada di sini, Tuan. Bukankah dia bersama Anda?" Marchel mencoba berbohong.

"Jangan coba-coba membohongiku, Tua Bangka sialan. Emma ke sini untuk menanyakan perjanjian kita, kan?" Ethan mencengkeram erat kerah baju Marchel.

"Maaf, Tuan. Dia ke sini ... tapi saya tidak membicarakan tentang perjanjian kita. Dia hanya sebentar dan langsung pergi begitu saja." Marchel mencoba menyelamatkan dirinya sendiri.

"Cepat cari dia sekarang juga. Cari di tempat yang sering dia datangi. Aku tidak akan memberi kamu uang lagi jika dia tidak ketemu." Ethan mengancam Marchel dan dengan terpaksa Marchel mengikuti kemauan Ethan.

Di luar rumah Marchel, Raka sedang mengelilingi sekitar rumahnya untuk mencari petunjuk. Raka mencoba berjalan di sekitar rumah Emma dan bertanya tentang Emma pada tetangga sekitar. Tidak ada yang melihat atau pun bertemu dengan Emma. Ethan mencoba menghubungi ponsel Emma, tetapi tidak tersambung.

"Di mana kamu, Sayang?" Ethan sangat kehilangan Emma. Dia berharap pertengkaran yang terjadi tadi tidak membuat Emma meninggalkannya.

"Tidak ada tanda-tanda Emma, Bos." Raka kembali setelah berkeliling mencari.

"Telepon Pricilia dan coba tanyakan padanya tentang Emma. Dia yang terakhir menemui Emma dan berbicara lancang tentang perjanjian itu." Ethan memerintah Raka dan teringat sesuatu. "Apa kamu yang memberitahu Pricilia tentang perjanjian itu?"

"Maaf Bos ... ampuni aku. Waktu itu aku mabuk bersama dia dan semuanya keluar dari mulutku begitu saja." Raka menunduk dalam di hadapan Ethan.

"Kebiasaan mabukmu tidak berubah. Sialan kau, Raka." Ethan memukul wajah Raka sebanyak dua kali untuk mengungkapkan kekesalannya pada Raka.

"Ampun Bos, aku benar-benar tidak sadar." Raka bersujud di hadapan Ethan.

"Bangunlah dan kerjakan apa yang aku minta tadi," Ethan tidak memperpanjang masalahnya dengan Raka. Meskipun Raka terkadang ceroboh, tetapi hanya Raka yang mampu bertahan di bawah pimpinan Ethan.

"Aku akan mencari Emma sampai ketemu, Bos." Raka segera menuntun Ethan untuk kembali ke mobil dan menemui Pricilia.

Ethan melihat keluar jendela dan melihat sesuatu di pinggir jalan, lalu meminta Raka menghentikan mobilnya. Ethan keluar dari mobil dan mendapati sebuah sepatu milik Emma yang dia pakai saat pesta. Ethan sangat yakin jika itu milik Emma. Ethan langsung meminta Raka untuk mencari cctv di wilayag tersebut. Ethan sangat kesal karena gadisnya dibawa oleh orang lain yang tidak dikenal.

Di daerah terpencil yang jauh dari keramaian, orang-orang yang membawa Emma menarik tangan Emma dan mendorongnya masuk ke dalam hutan yang lebat dengan pepohonan. Emma akan ditinggalkan di tengah hutan yang jauh dari pemukiman dan akan tetap ditutup matanya serta tangannya diikat. Emma berusaha membuka ikatan di tangannya, tetapi belum berhasil.

"Tolong lepaskan saya," ucap Emma dengan suara memohon.

"Diam kau." Orang tersebut membentak Emma sambil mendorongnya sampai terjatuh. Emma kemudian ditarik lagi dan didorong untuk berjalan lebih jauh ke dalam hutan.

Emma hanya bisa berdoa dan meminta pertolongan di dalam hatinya. Dia menyesal sudah meninggalkan Ethan dan berlari ke rumahnya hanya untuk menanyakan kebenaran tentang hubungannya dengan Ethan. Emma tidak memikirkan kebaikan-kebaikan lain yang Ethan berikan padanya. Emma meneteskan air matanya mengingat semua itu.

Emma ditinggalkan oleh orang-orang yang membawanya di tengah hutan yang lebat pepohonan. Seseorang di antaranya sedang berbicara tentang perempuan yang memerintahkan mereka untuk menculik Emma. Dari percakapan mereka, Emma memgetahui jika yang membuatnya diculik adalah Pricilia, sekretaris Ethan. Emma lebih sakit hati lagi mengetahui fakta tersebut.

"Tolong ... tolong aku!" teriak Emma sambil terus mencoba membuka ikatan di tangannya. Orang-orang yang membawanya hanya tertawa dan berjalan menjauh meninggalkan tempat Emma ditinggalkan.

"Tolong!" Emma terus berusaha berteriak dan tidak ada suara apa pun yang terdengar kecuali binatang hutan.

Emma berjongkok di tempatnya dan mencoba membuka penutup matanya dengan lututnya. Setelah bersusah payah, akhirnya Emma bisa membukanya dan dia sangat terkejut saat mengetahui dia berada di mana. Emma masih berusaha membuka ikatan di tangannya. Dia berjalan perlahan mencari cahaya untuk sedikit mencerahkan pandangannya.

Emma berjalan tanpa arah sambil terus berteriak minta tolong. Kakinya terus tersandung sesuatu karena matanya tidak bisa melihat dengan jelas. Emma harus berjalan jauh untuk menemukan seseorang atau pemukiman warga. Namun, Emma berpikir jika tidak ada satu orang pun yang akan datang ke hutan pada malam hari seperti saat ini.

"Ethan, tolong aku." Emma jatuh terduduk saat kakinya menyandung sesuatu di hadapannya. Emma menangis tersedu saat dia pikir tidak ada harapan untuknya.

*****

"Bagaimana perkembangannya?" tanya Ethan pada Raka.

"Masih belum ada tanda-tanda, Bos. Pricilia juga masih menghilang." Raka melaporkan tentang situasi saat ini. Pricilia yang akan ditanyai informasinya tentang Emma, telah menghilang pada hari yang sama dengan Emma.

Ethan berusaha melapor polisi dan mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Emma. Ethan tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Emma saat ini. Ethan berharap, orang yang membawa Emma akan menghubunginya dan meminta uang untuk tebusan. Ethan lebih memilih jalan itu daripada dia tidak menemukan di mana keberadaan Emma.

"Kamu di mana, Sayang? Aku akan menggila kalau kamu tidak ketemu hari ini juga."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bintang_Biru
dihutan🥱 tuh, dah gua kasih tahu, gua baek kan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status