Share

Bab 24. Ajakan Menikah

Aroma rambut Bumi semakin meluapkan Langit memeluk kencang pinggang gadis semampai itu. Hingga Bumi merenggangkan kalungan tangan di lehar. Menarik wajah dari Langit.

 “Apakah kita akan seperti ini terus?” tanyanya dengan mata berkabut dan nafas memburu. 

 “Menurutmu?” Langit ganti bertanya tak paham, matanya penuh kabut, lebih malah. Dieratkannya pelukan yang sempat berjeda.

 “Kita,” jawab Bumi lirih. Ia semakin merenggangkan kalungan tangan, turun ke pinggang Langit.

 “Maumu kayak apa?” Langit menundukkan wajah, menatap lekat wajah madu itu setiap incinya. Dipahatkannya lekat dalam ingatan.

 Hanya gelengan kepala jawaban Bumi, makin merenggangkan pelukan. Dalam diam, keduanya saling bertatapan. Tak lama, Bumi mengalihkan pandangan ke sudut lain, menghirup nafas dalam-dalam. Ada bagian lain dari hatinya yang belum sembuh. Ia tak ingin Langit berharap begitu banya padanya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status