Bunyi keributan dari luar kamar Olivia terdengar. Wanita yang sedang tidur itu terbangun ketika mendengar suara berisik dari benda-benda yang jatuh pecah dilantai.
Bergegas Olivia menarik jubah kimono yang tergantung di sampingnya, berjalan cepat menuju pintu. Bunyi keributan itu semakin kuat terdengar tatkala pintu kayu berukuran lebih besar darinya dibuka secara perlahan.
Olivia mengeluarkan kepalanya sedikit, mencoba mengamati keadaan di depan kamarnya. Apa yang terjadi? Gumam Olivia dalam hati.
Dirumah yang punya beberapa penjaga dan asisten rumah tangga, tidak ada satupun yang terlihat di dalam sana. Tidak mungkin keributan ini tidak membuat salah satu diantara mereka bangun, pikirnya.
Apa ada pencuri yang masuk dan membunuh mereka semua? Olivia mulai ketakutan dengan pikirannya sendiri. Pasalnya Michael tidak pulang sejak pesta ulang tahun perusahaan yang harus selesai dengan cepat
Rasa sakit hati atas perbuatan Olivia yang membawa minuman mengandung obat itu pada Suci kemarin, membuat Michael marah dan benci pada wanita ini.Harusnya saat dia melihat Olivia membawakan minuman untuk Suci, dia langsung melarangnya. Michael tidak menyangka Olivia punya maksud yang tidak baik pada temannya sendiri. Dan bodohnya, dia pun terlalu percaya pada wanita manusia ini.Michael merutuki kebodohannya dan menyalahkan Olivia atas kejadian ini. Dia tidak tahu jika dibalik kejadian kemarin, ada seseorang yang membuat Olivia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.Masih menggigit dan menghisap darah dari tubuh inti Olivia, Michael tidak membiarkan wanita itu bergerak sedikit pun.Olivia merasa dagingnya tengah dikoyak secara membabi buta oleh gigi tajam Michael, bergantian dengan lidah panjangnya yang asik mengecapi tiap sudut bagian itu.Mungkin hidupnya akan se
"Semuanya sudah siap Tuan." Thomas datang mendekati King yang duduk terpisah dengannya, bersiap mengikuti upacara penyembuhan pemimpin terakhir Kaum Hitam mereka.Dengan jubah panjang menjuntai sampai ke lantai berwarna hitam pekat, King beranjak dari sana berjalan pelan menuju tempat eksekusi.Di atas batu yang dipahat menjadi seperti meja, Suci telah dibaringkan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Wanita itu masih sengaja dibuat pingsan sementara upacara ini berlangsung.Suci dipakaikan sebuah gaun panjang berwarna putih dengan bunga-bunga mawar hitam mengelilinginya.Para tetua-tetua tabib pun sudah berkumpul, berdiri memutari batu tersebut sembari merapalkan doa-doa mereka memohon kesembuhan untuk King melalui darah Suci.Begitu rapalan doa yang cukup panjang dari mereka selesai, King akan menancapkan sebuah gading ke dada Suci, melubangi itu agar bisa memudahkanny
Terbangun dari tidurnya yang cukup panjang, Suci merasa kepalanya berdengung hebat. Cahaya temaram dari lilin yang berada di dekatnya memaksa wanita itu membuka mata dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.Suara-suara berbisik seperti sedang membacakan sesuatu dengan bahasa yang tidak Suci mengerti, terus terngiang di telinganya.Suara-suara itu sangat dekat, Suci merasa dirinya tengah didoakan oleh sekelompok orang yang berdiri mengelilinginya. Tubuhnya pun juga ikut tidak bisa digerakkan seperti sedang ditindih oleh sesuatu. Suci benar-benar tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya.Samar-samar wanita itu mendengar seseorang sedang berbicara, memberi perintah untuk mulai menancapkan sebuah gading ke jantungnya.Tunggu, jantung? Apa aku sudah mati? Suci bergumam sendiri, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya terakhir kali.Sekilas bayangan ketika dia
"Maaf membuatmu takut. Apa aku bisa mendekat?" tanya King setelah pintu ruang eksekusi tertutup di belakang mereka.Suci masih menatapnya waspada dengan tongkat yang belum mau dia lepaskan dari tangannya."Aku tidak akan menyakitimu, percayalah padaku…," sambung King berusaha terlihat meyakinkan."Apa buktinya kau tidak akan menyakitiku? Bukannya tadi kau hampir membunuhku dengan gading itu?!" Telak, Suci menjawab.King hanya tersenyum dengan wajah terlihat biasa. "Kau tahu, aku tidak akan berbohong padamu. Aku memang harus membunuhmu untuk bisa sembuh. Darahmu diyakini bisa menyembuhkan penyakitku karena kau yang setengah manusia dan Vampire. Semenjak Rey menggigitmu, darahmu akan semakin berkhasiat untukku. Itu sebabnya para kaumku terus berusaha menculikmu dan membawamu kesini hingga hari upacara ini tiba," terang King panjang lebar."Jadi maksudmu kau akan tetap membun
"Rey…." Clara masuk ke kamar Raja Vampire dengan wajah khawatir.Sejak semalam Rey terus menyiksa dirinya menggunakan besi yang dia ambil dari sandaran ranjang.Dua maid yang dulu selalu menyediakan apa saja yang dibutuhkan Suci tidak diizinkan mendekat oleh Rey, keduanya akhirnya melaporkan apa yang sedang dilakukan Raja mereka pada Clara."Apa yang kau lakukan Rey?!" Clara menutup mulutnya kaget melihat keadaan anak laki-lakinya saat ini.Rey tidak mengindahkan ucapan ibunya dan terus menyiksa dirinya dengan besi, menusuk ke lengan kanannya berulang kali.Luka bekas tusukan terlihat semakin banyak dan dalam dengan darah yang keluar seperti air keran. Rey sudah semalaman melakukan ini dan tidak pernah berhenti. Rey sama sekali tidak peduli dengan ranjangnya yang sudah basah dengan darah hingga merembes sampai ke lantai kamar."Berhenti men
Clara tersenyum tipis melihat dua penjaga mulai menunjukkan perlawanan padanya. Sepertinya memang benar mereka ingin agar dia tidak bisa masuk ke dalam dan bukan karena perintah dari Olympus.Clara semakin tidak sabar ingin menghabisi dua Vampire tidak tahu diuntung ini."Untuk terakhir kalinya aku katakan, biarkan aku masuk atau kalian akan mati ditanganku!" Clara kembali bersuara, memberikan pilihan untuk mereka.Dua pria Vampire itu tidak memberi jawaban sama sekali dan masih berdiri tegak di depan pintu. Clara semakin tertantang melihat tingkah mereka yang bersikeras tidak mau mengizinkan dia masuk.Clara akhirnya maju menyerang mereka bergantian menggunakan kukunya yang panjang. Ujung kukunya yang tajam bak pisau bermata dua akan langsung merobek daging pucat mereka jika sampai tergores sedikit saja.Clara berpikir akan langsung menancapkan kukunya ke leher merek
Begitu dua penjaga Vampire itu mati menjadi debu, Clara bergegas mendorong pintu kayu berukuran besar sekuat tenaga.Fourd sudah melarikan diri dari sana begitu melihat Vampire-vampire yang dia kirim berjaga di sana mati ditangan ibu tirinya.Fourd harus segera menghilang sebelum ada seseorang yang curiga dan memergokinya. Pria penuh tato itu harus kembali menahan kekesalannya karena lagi-lagi kalah dari orang-orang yang dibencinya.Harapannya sekarang tinggal King, Fourd berharap pemimpin terakhir kaum hitam itu sudah membunuh Suci saat ini agar dia bisa membuat Rey menderita dan jatuh dari kekuasaannya sebagai Raja Vampire.Begitu masuk ke dalam, Clara terkejut mendapati Olympus tengah tertidur di atas kursi bersama para tetua yang lain.Udara di sana terasa sangat dingin dengan sebuah mantra yang terlihat mengurung mereka. Clara akhirnya tahu apa yang membuat pertemuan suaminy
"Bangun, Nona…." Suara berat seorang pria membangunkan Suci dari tidurnya.Wanita itu mengerjap, membuka mata perlahan. Dalam pikirannya suara pria yang barusan dia dengar tadi adalah Rey. Suci spontan memanggil nama suaminya penuh kerinduan."Rey…," ucap Suci pelan.Pria yang tengah duduk di dekat Suci berdecak, memukul bantal pengalas kepala Suci di atas ranjang hingga membuat wanita itu terbangun sepenuhnya."Aku bukan Vampire sombong itu!" pekik sang pria tidak terima.Suci terkejut, membola melihat sosok pria berjambang dengan manik mata coklat tuanya tengah menatap dia dengan tajam."Ka-kau," ucap Suci terbata."Kenapa? Kau berharap aku Vampire tidak tahu diri itu, hm?" sahutnya tersenyum sinis."Sayangnya kau tidak akan melihatnya lagi untuk seterusnya!" sambung pria itu beranjak dari tepi ranjang