Share

15. Permintaan Sang CEO

Wajah Rissa memerah seperti kepiting rebus. Melvin Wirawan menatapnya dalam kemeja kasual yang ditarik sampai siku dan celana bahan.

“Ayo masuk, Miss Rissa! Atau kau mau berlama-lama di sana dan masuk angin?” katanya jenaka.

Ha ha ha. Rissa merasa ingin tertawa sinis. Sebagai vampir, mana mungkin mereka akan masuk angin? Kulit mereka saja lebih dingin daripada malam paling dingin.

Dia lalu segera masuk dan mendapati isi rumah itu membuatnya melongo lagi. Menyambut di depannya, ada aula super besar yang bisa menampung seratus orang jika sedang pesta, dengan lantai marmer putih yang berkilauan, serta lampu gantung sangat besar yang menggantung di langit-langit tinggi seperti katedral. Lurus di depannya ada tangga ganda yang terbuat dari kayu yang dipelitur cokelat tua yang sangat anggun, yang besarnya tiga kali rentang badannya. Jendela-jendela besar rumah itu dipasangi gorden besar yang berwarna abu-abu anggun dengan hiasan ukiran yang s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status