Home / Romansa / Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa / 2. Tugas Seharga 300 Juta

Share

2. Tugas Seharga 300 Juta

Author: Lindra lfana
last update Last Updated: 2024-06-23 02:05:52

“Sekarang, kau benar-benar ada dalam kuasaku, Nona Serra.”

Serra merasakan tengkuknya terasa dingin saat Reynard mengatakan itu, tapi ia mencoba untuk meneguhkan hati.

Dana sudah di tangan. Adiknya bisa dioperasi.

“Terima kasih, Pak,” ucap Serra. “Kalau begitu saya permisi. Selamat sore.”

Dengan tergesa, Serra melangkah keluar ruangan. 

Wanita itu agak terkejut saat mendapati dua orang pria yang tadi sempat masuk ke ruangan CEO yang ditinggalkannya tengah menunggu di depan pintu. Namun, Serra tidak peduli dan melanjutkan langkahnya.

Tidak menyadari bahwa salah seorang dari pria itu menatap kepergiannya, bahkan hingga Serra hilang dari pandangan.

“Hm, mainan baru Kak Rey?” gumam pria itu dengan ekspresi yang tidak terbaca. “Menarik.”

***

"Sayang? Serra?"

Setelah lolos dari iblis tampan itu, Serra bisa bernapas dengan lega. Ia mengambil tas di ruangannya dan segera turun untuk pergi ke rumah sakit dan mengurusi adiknya tanpa bisa melakukan pendampingan.

Karenanya, saat ibu angkatnya, Jane Wilson, memanggilnya seperti itu, Serra langsung berdiri dan menghambur memeluk seorang wanita yang sudah mengasuhnya sejak kematian kedua orang tuanya  tersebut.

"Hei, jangan menangis sayang, tenanglah. Naina pasti akan segera sembuh," kata Jane mengelus lembut pundak Serra penuh kasih sayang. "Dia gadis yang kuat.”

Serra menunggu bersama ibu angkatnya sembari berpikir mengenai rentetan kejadian hari ini. Tanpa sadar ia bergidik lagi saat mengingat perlakuan Reynard padanya.

Pria itu … memang benar jika dikatakan sebagai iblis!

Namun, benar jika dikatakan berkat Reynard, ia bisa membayar operasi sang adik.

Baru saja berpikir demikian, Serra mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal.

[Melarikan diri setelah mendapatkan tiga ratus juta itu, Nona?]

Iblis itu!

Serra tahu dengan jelas siapa pengirim pesan tersebut. Segera, ia mengetikkan pesan balasan, “Saya di rumah sakit. Menunggui adik saya operasi.”

Cukup lama tidak ada balasan dari pria itu sampai-sampai Serra berpikir kalau Reynard melepaskannya. Namun, harapannya pupus ketika ada pesan baru masuk ke ponselnya.

[Keluar dari sana. Sekarang.]

Serra menarik napas panjang dan berat.

“Ada apa?” tanya ibu angkatnya.

Serra menoleh pada wanita itu. "Ibu sepertinya aku harus kembali ke kantor, ada berkas yang harus aku antarkan,” ujar Serra terpaksa berbohong. Sudah pasti Reynard tidak akan melepaskannya. Harapannya sungguh terlalu tinggi. “Berkas itu tak sengaja terbawa di tasku tadi. Aku akan kembali secepatnya." 

Jane Wilson mengangguk. "Tentu saja, Sayang. Jaga kesehatanmu jangan bekerja terlalu keras! Kau masih bisa mengandalkan wanita tua ini."

Serra hanya tersenyum mendengar kata-kata Jane. Dengan langkah berat ia segera pergi meninggalkan area itu. 

Sampai di pintu depan rumah sakit seorang pria dengan setelan serba hitam tiba-tiba berjalan menghampirinya.

"Nona Serra? Tuan Reynard Jayde sudah menunggu Anda di mobil." 

Serra terkejut karena iblis itu sendiri yang datang kepadanya. 

Apakah pria itu akan meminta pelayanannya malam ini juga? 

Sesungguhnya ia masih merasa takut jika ia harus kehilangan sesuatu yang sampai hari ini masih ia jaga. Dia tak pernah menyangka akan kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini.

Tapi akhirnya ia mengikuti langkah pria berseragam hitam itu, hingga mereka sampai di sebuah mobil mewah berwarna hitam. 

"Siput, apa kau tak bisa berjalan dengan lebih cepat?"

"M-maaf.” Serra menunduk, menggerutu  dalam hati.

"Masuk," titah Rey kemudian karena melihat Serra hanya berdiri terpaku di depan Bentley hitam miliknya. Padahal tadi penjaganya sudah membuka pintu untuk wanita itu.

Setelah Serra masuk, sang penjaga yang merangkap tugas sebagai supir segera melajukan mobilnya. 

Rasa dingin mulai menjalar di tubuh Serra, rasa yang ia dapat bukan dari pendingin mobil, tapi dari aura dingin pria di sampingnya. 

"Mulai saat ini kau adalah asisten pribadiku. Semua hal menyangkut diriku adalah tanggung jawabmu dan mulai malam ini kau akan tinggal bersamaku.”

"I-ini apa?" tanya Serra gugup ketika Reynard menyodorkan kartu berwarna emas kepadanya.

"Aku sudah mengurus semuanya. Selama kau bisa menjadi kucing manis maka semua akan menjadi mudah! Dan kartu ini akan kau gunakan untuk menjalankan tugas baru dariku."

"Memang apa tugas saya selanjutnya, Tuan?" tanya Serra merasa tugas selanjutnya pasti tidak akan mudah.

Tidak ada yang mudah bila berhubungan dengan iblis ini.

Sempat Serra berpikir kalau tugas wanita itu berikutnya tidak akan jauh dari pemuasan nafsu Reynard, mengingat sentuhan dan hinaan yang sejak tadi pria itu berikan padanya. Seakan-akan Reynard benar-benar ingin menggagahinya.

Namun, rupanya Serra salah.

"Tugasmu satu. Buat adikku, Giorgio Alexander, jatuh cinta padamu dan meninggalkan tunangannya.”

Serra terkejut dengan ucapan Reynard. Akan tetapi detik berikutnya ia merasa heran.

Untuk apa pria ini menyuruh dirinya melakukan hal itu?

Namun, Serra tidak diberikan waktu untuk berpikir ataupun bertanya karena Reynard langsung mengangsurkan sebuah fail berisi data seorang artis terkenal bernama Kathleen Stockholm.

Serra membaca berkas itu sepintas dan mengetahui bahwa selain menjadi seorang artis, gadis itu juga merupakan pewaris Stockholm Corp sekaligus kekasih Giorgio, pewaris Alexander Group.

Ah. Serra mengerti. Ia pernah mendengar kalau hubungan Reynard dan adiknya memburuk setelah sang kakak mendirikan perusahaan sendiri.

Apakah karena itu Reynard ingin merampas kebahagiaan adiknya?

"Anda memang gila," gumam Serra yang tak habis pikir. 

Bisa-bisanya seorang kakak ingin merampas kebahagiaan adiknya sendiri. Tidak salah jika semua orang memanggilnya dengan sebutan iblis. Karena seorang iblis tak pernah memiliki rasa belas kasihan. 

Namun, Serra telah menjual dirinya pada pria ini. Artinya, ia harus menjalani tugas tidak masuk akal itu. 

“Ini adikku,” ucap Reynard kemudian sambil menunjuk pada sebuah foto, mengabaikan komentar Serra. Gadis ini tidak perlu apa alasan aslinya menginginkan Gio berpisah dengan tunangannya. “Kau sudah pernah bertemu dengannya.”

Serra mengernyit. “Di mana–”

“Kantorku. Tadi.” Reynard tersenyum miring. “Saat penampilanmu tidak layak. Jadi kau tidak perlu ragu untuk memanfaatkan tubuhmu lagi.”

Wajah Serra langsung memerah.

Jadi Giorgio ada di sana tadi!?

Serra berpikir jika adik seorang Reynard pasti memiliki sifat tak jauh dari kakaknya. 

Ya, mungkin sudah jalan hidupnya untuk menghadapi dua iblis sekaligus!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   177. The End

    Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   176. The End

    Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   175. Bon Chap5 (Adrian vs Deela)

    Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   174. Bon Chap4 (Bryan vs Naina)

    "Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   171.Bon Chap3 (Adrian vs Deela)

    Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   170. Bon Chap1 (Adrian vs Deela)

    Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status