Share

152. Drama Segitiga

Meski tak paham. Tidak tahu apa-apa. Aku menghambur kepada dua orang karyawan yang telah kuanggap sahabatku itu.

Beberapa orang bereaksi dengan kedatanganku. Termasuk Rio bisa sedikit tenang dengan tak menerjang tangan-tangan yang menghentikannya.

Rio menepiskan tangan dengan sebal. Ia buang muka dariku yang berada di tengah dirinya dan Cyan.

“Sebenarnya ada apa ini. Apa yang kalian lakukan pagi-pagi begini?” bentakku bergantian pada Rio dan Cyan.

Keduanya buang muka. Menolak untuk menjelaskan. Sama-sama keras kepala dengan sorot mata benci di mata masing-masing.

“Anu, Pak Riga. Rio dan Cyan bertengkar karena Khiva menangis di ruangan Bapak,” jelas seseorang menjawab kebingungan di raut wajahku.

Ow, alasan yang membuatku hampir berdecak sebal.

Karena Khiva mereka begini?

“Ini kantor. Bukan arena adu jotos. Kalau mau berkelahi melampiaskan kekesalan, sana lakukan di luar. Jangan campuri uru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status