Pembalasan Istri Yang Terluka

Pembalasan Istri Yang Terluka

last updateLast Updated : 2025-10-20
By:  Zivanna Adelline Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
8views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Perselingkuhan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Arsa membuat Andira marah besar. Ia mencoba menyelidiki siapa wanita yang menjadi simpanan suaminya. Dan betapa terkejutnya ketika Andira mengetahui bahwa wanita simpanan Arsa adalah adik tirinya. "Kamu telah mencuri ayahku. Tak akan aku biarkan kamu merebut suamiku!" Selingkuhan Arsa, mengejek dan menantang Andira. "Kita lihat siapa yang akan dipilih oleh Arsa. Aku, atau kamu? Aku bukan hanya bisa merebut suamimu. Tapi juga anak-anakmu. Akan aku rebut apa yang kamu miliki!" Andira tak mau apa yang menjadi miliknya direbut kembali oleh sang adik tiri. Apakah Andira akan berhasil mempertahankan rumah tangganya? Bagaimana reaksi sang suami ketika mengetahui Andira membalas dendam kepada orang yang telah mengkhianatinya? "Jika aku tidak berhasil mempertahankan semua yang aku miliki, akan lebih baik jika kalian semua mati bersama. Kalian hancur bersama-sama!"

View More

Chapter 1

1. Pengkhianatan

"Pengkhianat kalian!" desisnya. 

Andira menatap tajam dua sosok manusia yang bermesraan di lobby hotel seberang jalan. Tangannya menggenggam erat setir kemudi dengan napas yang tertahan karena amarah. Ingin rasanya ia keluar dari mobil untuk melabrak mereka berdua. Namun, ia merasa saat ini belumlah waktu yang tepat. 

"Jadi selama ini, kamu berselingkuh di belakangku?" Andira tersenyum miris.

Sosok manusia yang ditatap oleh Andira, salah satunya adalah Arsa---suaminya. Terlihat dengan jelas dimatanya, Arsa sedang berciuman dengan penuh nafsu bersama wanita itu. Hati Andira tentu saja terbakar melihat itu semua. Pria yang selama ini ia percaya dan ia jadikan tempat bersandar, tega menusuknya dari belakang.

Selama ini ia banyak menaruh kecurigaan terhadap sang suami. Karena terlalu misterius, ia tidak bisa membuktikan dengan fakta. Di malam ini, di bukakan tabir yang selama ini menghantui dirinya.

"Apa salahku selama ini? Selama 5 tahun kita menikah, tidak pernah kamu sekalipun menyakitiku. Dan sejak kapan kamu berhubungan dengan wanita itu?" gumam dengan bibir bergetar.

Andira mengangkat wajahnya mencoba menahan air mata yang akan terjatuh. Kenyataan ini cukup menyakitkan. Tapi ia berusaha kuat dan tidak ingin menangis.

Andira mengambil kamera dan mengambil beberapa gambar. Foto-foto itu, akan ia jadikan bukti suatu hari nanti. Dengan wajah wanita yang terekam jelas, ia perlu mencari tahu dan menyelidiki siapa wanita itu sebenarnya.

Berusaha mati-matian menguatkan hati, Andira mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia mencari nama kontak sang suami untuk menanyakan keberadaannya. Ia ingin melakukan pengujian. Apakah Arsa akan berbicara jujur?

Andira pikir, Arsa akan mereject panggilannya. Tapi tanpa disangka, pria itu mengangkat telepon seolah tak terjadi apapun. Andira melihat gestur tubuh Arsa yang mengisyaratkan selingkuhannya agar tidak bersuara.

"Halo, Mas Arsa!" panggil Andira dengan lembut.

"Iya, Sayang." Arsa menjawab panggilan Andira dengan suara yang sangat mesra. Andira tiba-tiba merasa muak dengan suaminya. Karena di balik kelembutan itu, terdapat sebuah luka yang tertoreh untuknya.

"Mas Arsa di mana?" Andira tetap bersikap lembut meskipun hatinya seperti disayat pisau.

"Aku ada di kantor, Sayang. Lagi lembur."

Andira tertawa dalam hati. Sesuai dugaannya, Arsa berbohong. Entah semakin ditanya akan menambahkan kebohongan apa lagi. 

"Benarkah? Apa masih lama pulangnya?" tanya Andira memastikan.

"Kurang tahu, Sayang. Ini juga kalau tidak ada kendala, setelah selesai aku akan keluar kota."

Andira melebarkan matanya. Ke luar kota? Untuk apa? Untuk pekerjaan, atau pergi bersenang-senang dengan selingkuhannya?

"Kenapa mendadak sekali?" Biasanya Arsa bila akan ke luar kota sudah memberitahu Andira lebih dulu.

"Ada masalah dengan proyek di sana."

"Tapi, Mas Arsa pulang sebentar 'kan?" 

"Tentu, Sayang. Aku ingin mengambil beberapa pakaianku."

"Baik. Nanti aku akan siapkan," sahut Andira dengan datar.

"Makasih, Sayang. Sampai nanti."

Sambungan telepon kemudian diputus secara sepihak oleh Arsa. Andira mendengus kesal menatap tajam kearah dua orang itu. Terlihat, Arsa merangkul bahu wanitanya dan masuk ke dalam mobil.

Andira tersenyum sinis. "Lembur di kantor? Ya. Kamu memang lembur. Tapi bermain-main dengan wanita itu."

"Kira-kira siapa wanita itu sebenarnya?" gumam Andira.

Andira menyalakan mesin mobilnya, dan mengikuti mobil sang suami. Tak ingin ketahuan, ia menjaga jarak dari jauh. Tapi ia tetap waspada agar tidak kehilangan jejak mobil Arsa.

Andira memperhatikan Arsa yang mengambil jalan menuju ke kantor. Sepertinya mereka akan melakukan sebuah pekerjaan lagi. Tapi ... Entah memang melakukan pekerjaan yang lain dalam tanda kutip, ia tak tahu.

Dan pada akhirnya, Arsa sampai di kantornya. Ia keluar dan memutari mobil membukakan pintu untuk wanita itu. Andira menyipitkan matanya. Ia kembali mengambil beberapa gambar dua orang itu.

Setelah Arsa dan wanitanya masuk ke perusahaan, Andira pergi dari sana. Karena sebentar lagi Arsa akan pulang ke rumah. Dan Andira harus mempersiapkan diri menyambut kepulangan Arsa.

Perjalanan 30 menit menuju rumah, terasa sangat melelahkan bagi Andira. Bukan karena kemacetan, bukan jarak yang jauh, atau kondisi jalan yang buruk. Semua karena akhir hari yang membuat dirinya terguncang. Ia tak pernah menyangka bahwa, seseorang yang selama ini ia jadikan sandaran tega melukai batinnya.

Andira keluar dari mobil dengan wajah lesu. Di teras, terdapat dua orang anaknya yang menyambut kedatangan sang Ibu. Beruntung Andira sudah menghapus air matanya sebelum keluar agar tidak terlihat oleh anak-anaknya. Dalam suasana hati yang kacau seperti sekarang, mereka dapat menjadi penghibur.

"Mama sudah pulang?" tanya Zeya---putri pertama Arsa dan Andira.

Andira tersenyum. "Iya, Sayang. Sini peluk Mama!"

Kedua anak yang lucu itu, menghambur ke pelukan ibunya. Zeya dan adiknya memeluk erat tubuh Andira yang lelah. Bukan hanya lelah raga. Tapi lelah dengan pikiran dan hati. 

Baru mengetahui sekali suami selingkuh, rasa lelahnya seperti ini. Bagaimana dengan wanita yang ada di luar sana? Menahan batin selama bertahun-tahun dengan suaminya yang berkhianat. Andira tak bisa membayangkan itu.

Pelukan hangat dari dua malaikat kecilnya, membuat Andira sedikit lega. Seolah ia baru saja meminum obat untuk menghilangkan rasa sakit sementara. Andira mengajak kedua anaknya masuk.

 "Bagaimana hari setelah pulang sekolah?" 

"Menyenangkan, Ma," jawab Darrel, adik Zeya.

Mereka berdua bercerita mengenai seharian aktivitas mereka. Zeya dan Darrel bercerita betapa asyiknya menanam bunga di taman bersama dengan Pak Rahmat, salah satu pekerja di rumah mereka. Andira tersenyum dan mendengarkan secara antusias cerita kedua anaknya.

"Senang sekali Mama sudah pulang. Tinggal tunggu Papa yang sebentar lagi pulang," kata Zeya dengan penuh semangat.

"Papa lembur," beritahu Andira kepada mereka.

"Yah ... Kok Papa lembur terus sih?" keluh Zeya.

"Iya. Mana pulangnya selalu jam 12 malam," timpal Darrel dengan wajah sedih. 

"Padahal Papa tadi pagi janji mau pulang cepat. Biar bisa main bareng. Kita nggak pernah punya waktu main bareng Papa," ucap Zeya dengan kecewa.

Andira memperhatikan raut sedih di wajah anak-anaknya. Kedua anak itu sangat dekat dengan Arsa. Dengan Arsa yang selalu menjanjikan tetapi tidak pernah menepati, membuat kecewa di hati mereka.

"Ini pasti karena Arsa sibuk dengan dunianya bersama dengan wanita itu. Jika tidak, ia tidak akan mungkin melupakan anak-anaknya," batin Andira geram.

Untuk menghibur anak-anaknya, Andira mengantarkan mereka ke kamarnya dan membacakan buku cerita. Tak lama, kedua anak berusia 5 dan 7 tahun itu tertidur pulas dalam pelukan ibunya di kedua sisi.

Setelah selesai mengurus kedua anaknya, sambil menunggu Arsa sampai di rumah, Andira memikirkan untuk mandi. Ia mempersiapkan diri dan berdandan secantik mungkin untuk menyambut kepulangan Arsa. Setelah selesai bersolek, ia mendengar suara mobil berhenti. Andira tersenyum karena ia tahu bahwa Arsa sudah pulang.

Andira keluar dari kamarnya dan berjalan berlenggak lenggok menuruni tangga. Terlihat Arsa yang baru saja masuk. Ketika tatapan mereka bertemu, Andira menampilkan senyum yang ia buat semanis mungkin sambil berjalan mendekati Arsa. Arsa terpukau melihat penampilan istrinya yang berbeda dari biasanya.

"Sudah selesai lemburnya, Sayang?" tanya Andira dengan suara yang dibuat mendayu-dayu.

Arsa mengerjap sebentar melihat sikap Andira yang berbeda. "Sudah, Sayang."

"Mau langsung mandi, atau makan dulu?" 

"Aku mau mandi dulu," jawab Arsa. Pria itu ingin melangkah ke atas, tetapi dihentikan oleh Andira.

"Sebentar." Interupsi Andira. 

"Kenapa, Sayang?" Arsa mengerutkan keningnya heran. 

Mata Andira menyipit. "Kenapa aku mencium aroma parfum seorang wanita di jasmu?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status