แชร์

Bab 88. Bicara

ผู้เขียน: Dilla Maharia
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-16 11:12:09

Malam itu, di ruang keluarga cahaya lampu menghiasi setiap sudut ruangan, menciptakan suasana hangat.

Di ruang keluarga,

Arya, Maudy dan Azzam duduk melingkar di atas karpet, di antara tumpukan kertas gambar dan pensil warna yang berserakan.

“Dinosaurus Azzam bakal keren banget...” Seru Azzam, matanya berbinar saat ia mewarnai gambar dengan warna-warna cerah.

Arya tersenyum, menatap putranya dengan rasa bangga. “Wah, Azzam hebat! Warnanya bagus. Beneran kayak dinosaurus sungguhan,” pujinya, sambil mengerling ke arah Maudy.

Maudy yang sedang mewarnai dengan sedikit canggung, memaksakan senyum dan melihat ke arah Azzam, “iya, sayang. Bagus dinosaurusnya. Mama suka warna hijau yang kamu pilih.”

“Papa seneng banget, bisa bareng Azzam sama Mama. Papa sayang kalian,” Ungkap Arya, berharap mendapat tanggapan yang tulus dari Maudy.

“Azzam juga sayang Papa, Mama juga kan?” Tanya Azzam menatap Maudy penuh harap.

Gerakan tangan Maudy terhenti, lalu mendongak sebentar untuk melihat wajah Azzam da
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 88. Bicara

    Malam itu, di ruang keluarga cahaya lampu menghiasi setiap sudut ruangan, menciptakan suasana hangat.Di ruang keluarga,Arya, Maudy dan Azzam duduk melingkar di atas karpet, di antara tumpukan kertas gambar dan pensil warna yang berserakan.“Dinosaurus Azzam bakal keren banget...” Seru Azzam, matanya berbinar saat ia mewarnai gambar dengan warna-warna cerah.Arya tersenyum, menatap putranya dengan rasa bangga. “Wah, Azzam hebat! Warnanya bagus. Beneran kayak dinosaurus sungguhan,” pujinya, sambil mengerling ke arah Maudy.Maudy yang sedang mewarnai dengan sedikit canggung, memaksakan senyum dan melihat ke arah Azzam, “iya, sayang. Bagus dinosaurusnya. Mama suka warna hijau yang kamu pilih.”“Papa seneng banget, bisa bareng Azzam sama Mama. Papa sayang kalian,” Ungkap Arya, berharap mendapat tanggapan yang tulus dari Maudy.“Azzam juga sayang Papa, Mama juga kan?” Tanya Azzam menatap Maudy penuh harap.Gerakan tangan Maudy terhenti, lalu mendongak sebentar untuk melihat wajah Azzam da

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 87. Akan Pulang?

    “Kamu kenapa sih Mas, senyum-senyum aneh gitu?” Tanya Maudy tiba-tiba, melirik suaminya dengan mata sedikit menyipit.Arya terkekeh, merasa tertangkap basah. “Gak apa-apa. Cuma senang liat Azzam belajar.” Jawabnya beralasan.“Senang lihat Azzam belajar, atau senang lihat Mama yang ngajar, Pa?” Timpal Azzam tiba-tiba, sejak tadi ia melihat bayangan dirinya dan Arya di cermin, dan jelas jika Ayahnya sejak tadi menatap Ibunya.“Azzam!!” Tegur Maudy, entah sejak kapan putranya ini suka menggoda.“Tapi Azzam liat Papa selalu liatin Mama, dari cermin keliatan.” Ungkap Azzam.“Wah Papa ketahuan, Iagian Mama Azzam cantik sih, Papa kan jadi gemes,” Jawab Arya tanpa ragu, membuat Maudy menggelengkan kepala.Meski berusaha tampak acuh, rona merah samar terlihat di pipi Maudy. Tidak ingin terlihat tersipu, ia mengalihkan perhatiannya kembali pada Azzam, sambil menunjuk soal berikutnya di buku.“Oke, sekarang coba ini. Satu tambah dua?” Tanya Maudy lagi.Azzam terdiam sejenak, lalu dengan yakin me

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 86. Senang...

    Arya dan Maudy melangkah menuju mobil. Mereka mau menjemput Azzam di sekolah.Saat Arya membuka pintu mobil, ia melirik Maudy dengan senyum khasnya, seakan mengajak bercanda.“Kamu mau ngapain, Mas?” Tanya Maudy curiga, saat melihat suaminya mendekat dengan ekspresi penuh tanya.Arya dengan santai mendekat, tangannya meraih sabuk pengaman di sisi Maudy, “Mau pasang seat belt, biar kamu aman!” Ucapnya lembut sambil tersenyum.Senyuman manis yang terbit di wajah Arya membuat Maudy refleks mendorong tubuh pria itu. la merasa risih dengan cara Arya yang terlalu perhatian.“Aku bukan anak kecil, Mas. Jadi gak perlu dipakein segala!” Jawab Maudy sambil mengerutkan alis, mencoba menjaga jarak.“Ya kan usaha, Maudy. Siapa tau nanti pas aku pasangin, terus kamu noleh eh ciuman deh,” Ucap Arya tertawa kecil.“Pikiranmu kotor, Mas. Buruan nyalain mobil deh, nanti Azzam keburu tantrum kalau kamu lama.” Ketus Maudy, kesal.Arya tertawa kecil dan mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. “Iya, iy

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 85. Terancam?

    Rayendra dan Elizabeth merasa lega saat mereka telah masuk ke mobil. Namun, baru saja Rayendra menyalakan mesin mobil, dari arah depan dua mobil hitam meluncur masuk ke halaman rumah Arya. Mobil-mobil itu berhenti tepat di depan pintu gerbang, menghalangi jalan keluar Rayendra. “Loh, itu siapa, Pa?” Tanya Elizabeth, panik. Rayendra mengernyitkan dahi, jantungnya berdegup kencang. “Gak tau, Ma. Tapi itu bukan mobil Arya,” jawabnya, ikit panik. Ia mulai merasakan ada yang tidak beres. Tiba-tiba, pintu mobil pertama terbuka, dan tiga pria berpakaian rapi keluar. Salah satu dari mereka, pria dengan postur tinggindan tubuh kekar, berjalan langsung menuju mobil Rayendra dan Elizabeth. Raut wajah pria itu penuh curiga, sorot matanya tajam. Ketegangan di dalam mobil Rayendra semakin terasa. Elizabeth menggenggam tangan Rayendra dengan erat dengan jantung berdebar-debar. “Apa mereka teman-teman Arya, Pa?” Tanya Elizabeth lagi. Pria itu sampai di sisi mobil Rayendra, mengetuk kaca jendel

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 84. Nekat

    Melihat usahanya sia-sia, akhirnya Arya menyerah, tapi bukannya pergi, ia memilih duduk di sofa yang berada di pojok ruangan. Dari tempatnya duduk, matanya tak lepas menatap Maudy yang sibuk bekerja. Di bawah sinar lampu yang menerangi ruangan, kecantikan istrinya tampak semakin menonjol, terutama ketika Maudy begitu serius dan fokus. Namun, pikiran Arya mulai melayang. Tanpa disadari, bayangan Maudy yang bekerja di mejanya beralih menjadi fantasi liar. Dalam benaknya, ia membayangkan bagaimana jika mereka bercinta di atas meja kerja itu, bayangan yang begitu hidup hingga terasa nyata. ‘Astaghfirullahaladzim... Apa-apaan aku ini? Bahkan untuk sekadar peluk aja, Maudy sering kali menghindar.’ Batin Arya menghela napas panjang. ‘Sabar, sabar...’ Batinnya lagi berusaha menenangkan diri. Untuk mengalihkan pikirannya, Arya meraih tas kerjanya, mengambil laptop yang memang sudah disiapkan. la membuka perangkat itu, mulai memantau pekerjaan di perusahaannya sendiri sambil sesekali mencu

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 83. Akhirnya...

    “Jadi, apa keputusan kamu, Maudy??” Tanya Arya membuka suara, suaranya terdengar tenang meski di dalam hatinya ada kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. Maudy menarik napas dalam-dalam, seakan mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kata-kata yang sejak tadi tertahan di hatinya. “Seperti yang kamu bilang tadi siang, Mas... Aku akan memberimu kesempatan sekali lagi!” Jawab Maudy. Arya terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Matanya melebar, seolah-olah ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar. “Kamu serius, Maudy? Kamu gak bohong kan?” Tanya Arya. Hatinya berdebar kencang, takut jawaban Maudy hanyalah bentuk simpati sesaat. “Iya, aku serius, Mas. Aku gak tega liat Azzam seperti tadi. Dia butuh kamu... Tapi jujur aku butuh waktu untuk menerimamu seutuhnya!” Jelas Maudy. Mendengar jawaban Maudy, hati Arya membuncah dengan kebahagiaan, “Makasih, Maudy... Makasih banyak.” Arya berdiri dan menarik Maudy ke dalam pelukannya. “Aku bahagia, Maudy.

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status