Chapter: Bab 303. Lengkap Sudah“Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bba 302. Bahagia...Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 301. Perempuan?Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 300. Detik-detik..._Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 299. SAHTampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 298. Hari Bahagia Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: 135.Renita menarik napas panjang, kemudian mengeluarkannya dengan perlahan. Tangannya mengetuk pintu kamar Aisyah dengan pelan. Tok tok... “Aisyah, kamu lagi di dalem? Ini Mama, Nak!” Ucap Renita lembut di depan pintu kamar Aisyah. Beberapa detik kemudian, pintu di buka oleh Aisyah. Renita bergegas masuk ke dalam. “Mama, baru sampe ya?” Tanya Aisyah. Renita mengangguk. “Iya, Syah. Maafin Mama ya, Mama gak tau kalau Dio ke sini,” Ucapnya. “Mama kok malah minta maaf sih, harusnya Aisyah yang minta maaf karena udah ngrepotin Mama buat ke sini,” Jelas Aisyah, merasa tak enak hati. “Nggak, Sayang. Mama malah seneng kamu ngabarin Mama. Dio itu emang bandel anaknya, dia persis papanya!” Ungkap Renita, mengembuskan napas berat. “Maksud Mama?” Tanya Aisyah agak bingung. “Hem... Gak, Syah. Maksud Mama dia itu bandel kalau di bilangin kayak Papa, orangnya ngeyel!” Jelas Reni dengan mengulas senyum kaku. Drrt... Drrt... Ponsel Aisyah tiba-tiba berdering. Nama suaminya tertera di layar pons
Last Updated: 2025-06-19
Chapter: 134.Seperti permintaan sang Ibu mertua, Aisyah pun akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamar saja. Namun, baru saja masuk lagi ke dalam dapur, ia terkejut dengan keberadaan Dio yang sudah ada di dapur.“Sedang apa di situ, Kak?” Tanya Dio.“Eh, ini sedang lihat tanaman,” Jawab Aisyah apa adanya.“Kenapa Kakak gak liatin aku aja? Aku juga seger kayak tanaman bunga itu,” Ucap Dio seraya menyugar rambutnya dengan tengil.Sudut bibir Aisyah terangkat, bahunya spontan bergidik geli.“Permisi, aku mau lewat,” Ucap Aisyah ingin pamit ke kamar, tak merespon ucapan pria di hadapannya. Ia pun meminta Dio untuk minggir.“Kamu judes juga ya, mirip Bang Galih!” Ujar Dio tiba-tiba.Aisyah terperangah, “Maaf, tapi aku mau lewat, mau ke kamar sebentar!” Ucapnya lagi, tetap tak menanggapi ucapan Dio yang seperti sengaja mencari perhatiannya.“Ya udah lewat aja!” Jawab Dio santai, tapi ia tak minggir sama sekali dari tempat ia berdiri.Aisyah menghela napas kasar. “Mau kamu apa sih sebenernya?
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: 133.“Bi, Mama sama Dio mana?” Tanya Galih pada Bi Ani, sambil celingukan mencari ibu dan adiknya.“Lho? Kapan mereka datang, Tuan? Bibi gak liat,” Jawab Bi Ani, ia memang belum bertemu dengan Renita dan Dio hari ini.Dengan cepat Galih keluar dari rumah menuju garasi mobil. la menatap garasi yang kini sudah tak ada mobil adiknya itu. Seketika Galih mengembuskan napas lega.“Akhirnya pergi juga si pemain wanita itu!” gumam Galih, mengelus dadanya, merasa lega dengan Kepulangan adiknya.Bukan benci pada Dio, hanya saja Galih kurang suka dengan sikap adiknya yang bisa di bilang sebagai seorang 'pro player'.°°°Pukul, 07.00 wib,Galih sudah berpakaian rapi akan bersiap-siap untuk ke kedai. Beberapa hari ini ia sibuk ke cafe hingga jarang ke kedai-nya.“Sayang, mau ikut Mas ke kedai gak?” tawar Galih.Aisyah mengerutkan kening, “Tumben, ajak aku, Mas.” Jawabnya, sebelumnya memang ia tak pernah di ajak oleh Galih untuk ke kedai.“Ya... Siapa tau sayang bosen di rumah terus, makanya mas ajakin
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: 132.“Kamu lagi libur ya, Dio??” Tanya Renita, membuat putranya itu mengangguk.“Iya, Ma. Mumpung Dio libur boleh lah sesekali liburannya di kampung Bang Galih. Siapa tau aja bisa kecantol gadis desa di sini seperti bang Galih,” Jawab Dio tertawa.Hal itulah yang membuat Galih tak suka pada adik angkatnya. Yang ada di otak Dio hanya lah wanita dan wanita saja. Bahkan, kuliah adiknya itu juga tak kunjung lulus akibat sering mengabaikan tugas.“Wanita aja di otakmu itu! Kapan kamu lulus?! Mau jadi mahasiswa abadi kamu hah?” Ucap Galih gemas, sekaligus geram.“Gak apa-apa lah, jadi mahasiswa abadi terganteng idaman semua mahasiswi di kampus itu seru, Bang! Abang mah mana tau rasanya, abang kan gak pernah jadi idaman perempuan, haha...” cetus Dio dengan nada mengejek, membuat mata Galih seketika melotot padanya.“Sudah-sudah ... Kamu ini kapan tobatnya si Dio? Papa nungguin kamu biar ada yang meneruskan perusahaannya. Lah, kamu malah hobinya foya-foya saja!” Ucap Renita.“Halah, dia juga begit
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: 131.Sementara itu,Rina memilih tetap berada di pos satpam. Ia tak mau meninggalkan rumah itu sebelum Aisyah mau menerimanya kembali.“Kamu mau di seret pergi atau mau keluar sendiri dari rumah ini!” Ucap Satpam membuat Rina menggeleng.“Jangan lakukan itu! Diam saja kalian, saya ingin membuktikan sama Aisyah kalau saya serius akan berubah!!” Ucap Rina menegaskan.“Jadi ultarmen ya?!” Jawab Satpam menirukan Fadil tadi sembari tertawa.Tiba-tiba sebuah mobil datang. Lexus LM 350 berwarna putih itu masuk ke dalam halaman rumah yang besar dan megah itu setelah satpam membukakan gerbang.Mata Rina seketika berbinar saat melihat mobil mewah itu. ‘Ya ampun... Mobilnya mewah sekali,’ Batinnya, dengan mata membelalak lebar dan mulut ternganga.“Ayo sana pergi sebelum Tuan Galih sendiri yang mengusir kamu dari sini!!” Titah Satpam seraya menyeret tubuh Rina.“Lepasin! Aku mau ketemu sama Galih juga!!” Ujar Rina, berusaha melepaskan cengkraman Satpam itu pada lengannya.“Diam!!” bentak satpam seray
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: 130.Rina gelagapan saat bangkit dari pura-pura pingsan dan menyaksikan Aisyah yang kini menatap tajam ke arahnya.“A-Aisyah... Ta-Tante cuma_”“Tante bener-bener ya! Nyesel aku mau udah percaya sama Tante! Ternyata bener, sekali pembohong tetap pembohong. Aku kira Tante bakalan berubah setelah banyaknya musibah yang terjadi!!” Ungkap Aisyah, begitu kecewa pada Rina.“Syah, Tante tadi beneran pingsan. Ini sadar karena tiba-tiba di siram air aja sama Fadil,” Ucap Rina, mencoba menjelaskan agar Aisyah tak salah paham, sambil ucap melirik tajam ke arah Fadil.“Halah, Tante gak usah pura-pura!! Dasar ratu drama!” Cibir Fadil membuat mata Rina semakin membelalak.“Ngapain Tante melototin aku?! Akting Tante itu masih jelek, makanya ketahuan!” Ucap Fadil lagi, tergelak sinis.“Aisyah?? Kamu liat itu kelakuan adik kamu? Kamu gak tegur dia yang sudah kurang ajar ini sama Tante?!” Ujar Rina menatap serius Aisyah.“Sudahlah, Tante. Emang Tante saja yang kurang ajar! Fadil begitu karena Tante yang sud
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: Bab 56. Akan Menemui.Arya dengan terpaksa membuka kembali pesan masuk dari Jason. Namun saat gambar itu, ia tercengang melihat foto yang dikirim. Seorang perempuan dengan wajah panik, tertangkap dalam bidikan kamera. Mata wanita itu sembab, “Maudy?? Ini Maudy istriku!!” balasnya pada pesan Jason, ia terkesiap, berdiri dari tempat duduk, langkahnya mondar-mandir di ruangan, pikirannya kalut. {Iya itu Maudy, dan bocah yang aku kirim tadi adalah putramu!!} Tangis Arya pecah, tubuhnya lemas, ia terjatuh ke lantai tak mampu menahan beban emosi yang mendera. “Anakku... Ya Allah, alhamdulillah...” {Mereka ada di rumah sakit swasta, aku sharelok sekarang juga!} “Tunggu, rumah sakit? Siapa yang sakit?” {Anakmu didorong sama wanita gila ke danau, dan tenggelam!} Saat itu, Jason memang melihat Maudy yang baru saja masuk ke ruangan Azzam, dan tak lama kemudian, seorang wanita berteriak histeris. Arya terpaku, tubuhnya gemetar, air mata terus mengalir. Telapak tangannya dengan cepat mengepal kuat, “Siapa yang
Last Updated: 2025-06-19
Chapter: Bab 55. Beri Pelajaran!Air mata Maudy tumpah saat melihat Azzam mulai kesusahan bernafas. Putranya terlihat berjuang untuk mengayuh air, namun tenaganya lemah. “Gila, wanita sialan!!” Umpat Feby, geram. Ia memukul meja dengan kuat, “Cepat kirim rekaman CCTV ke ponsel saya!!” Titahnya pada petugas. Petugas itu hanya mengangguk tanpa berkata. Ia segera melakukan permintaan Feby. Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, Maudy dan Feby meninggalkan danau menuju rumah sakit. Di dalam mobil, Maudy hanya diam, pikirannya masih terpaku pada rekaman CCTV yang baru saja ia lihat. “Kenapa calon istrinya Mas Aditya jahat banget, Feb? Aku gak nyangka dia bakal ngelakuin hal itu.” Ucap Maudy, berusaha menahan emosi yang meledak-ledak. “Kamu tenang aja, Maudy! Aku akan kasih pelajaran wanita ular itu. Berani-beraninya dia celakai ponakanku!!” Jawab Feby, menggeram. “Gak usah, Feb!!” Bantah Maudy cepat. Feby mengerutkan kening, “Kenapa gak usah? Dia harus diberi pelajarann!!” Tanyanya, terkejut dengan penolak
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 54. Akhirnya Tahu!Detak jantung Azzam semakin lemah. Wajahnya pucat pasi dengan mata tertutup rapat. Tak ada tanda-tanda kehidupan.Dokter dan perawat dengan tangan gemetar menempelkan alat bantu pernapasan ke hidung Azzam.“CEPAT!! POMPA JANTUNGNYA!!” teriak Dokter, panik. Perawat, dengan gerakan cepat dan terampil, menekan dada Azzam berulang kali, mencoba menghidupkan kembali detak jantung bocah kecil itu.“Pernapasan buatan!” Dokter mengambil alih alat bantu pernapasan, meniupkan udara segar ke paru-paru. Setiap hembusan napas terasa berat.Di sekeliling mereka, orang berdesak-desakan dengan wajah khawatir. Suara tangis dan doa menggema di ruangan itu.“Ada tanda-tanda!” Seru Aditya, matanya berbinar penuh harap.Setelah berusaha, jantung Azzam kembali berdetak lemah, wajah Azzam yang tadinya pucat kembali normal.“Syukurlah,” Perawat menghela napas lega, matanya berkaca-kaca.Beberapa saat kemudian, gumaman kecil terdengar dari bibir Azzam, “Mama... Mama...” Suaranya lirih, nyaris tak terdengar.
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: Bab 53. Dia?“Kamu ngapain ajak anak itu sih, Mas? Aku gak suka?!” Ucap Riska, kesal. Aditya menatap Riska dengan tatapan datar. Ia merasa lelah menjelaskan situasi yang sama berulang kali.“Emang kenapa?! Azzam ganggu kamu? nggak kan?” Bentak Aditya, geram.“Tapi aku gak suka, Mas! Aku udah pernah bilang sama kamu. Jangan berhubungan dengan anak itu dan ibunya! Kamu itu gak pernah ngertiin perasaanku!!” Riska menunjuk ke arah Azzam yang sedang bermain dengan anak dari adik calon suaminya. Matanya berkilat dengan kemarahan.“Gak usah kekanak-kanakan deh, Riska!! Jangan rusak momen hari ini!!” Ujar Aditya. Rasanya terlalu malas mengurusi calon istrinya yang suka emosian.“Tapi aku gak suka! Dia itu anak wanita penggoda!!” Umpat Riska.“Stop!! Kenapa kamu selalu bilang kalau Maudy itu penggoda? Padahal aku sama Maudy gak pernah chatingan, atau pergi berdua, bahkan kami gak pernah berinteraksi lebih dari sekedar menyapa!” Jelas Aditya menegaskan.“Karena kamu suka sama dia, itu masalahnya!” Teriak R
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 52. Lebih BaikEmpat tahun berlalu... Maudy menatap pabriknya dengan bangga. Dulu, hanya sebuah ruangan kecil yang penuh semangat dan cita-cita, kini telah menjelma menjadi bangunan megah yang berdenyut dengan aktivitas. Aroma harum sambal menguar dari mesin-mesin pengolah, bercampur dengan wangi gurih makanan ringan dan aroma sedap makanan instan. Semuanya berkat kerja keras, tekad, dan sentuhan tangan kreatif Maudy dan Feby. Bisnisnya melesat bak roket. Sambal buatannya, yang dulu hanya dijual online, kini merajai rak-rak supermarket. Rasa otentik dan kualitas bahan terbaik menjadi kunci kesuksesannya. Tak hanya sambal, makanan ringan dan makanan instan buatan mereka juga laris manis. Maudy jeli melihat peluang dan kebutuhan pasar, menghadirkan produk-produk inovatif yang menggugah selera dan praktis untuk dikonsumsi. Para karyawannya, yang dulu hanya segelintir orang, kini telah menjadi keluarga besar yang saling bahu-membahu. Mobil Maudy berhenti di halaman rumah. Langkahnya pelan, namun se
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: Bab 51. Merasakan?“Baru pembukaan tujuh, Bu. Jadi harus nunggu dulu ya!” Jelas Dokter Merry. “Tapi rasanya sakit banget, Dok,” keluh Maudy. Suaranya bergetar menahan rasa sakit. Air matanya mulai menetes, membasahi pipinya yang pucat. “Itu wajar, Bu. Lebih baik di bawa jalan-jalan dulu di dalam ruangan ini agar pembukaannya cepat lengkap!” Jelas Dokter, sambil tersenyum. Ia tahu, rasa sakit itu adalah bagian tak terpisahkan dari proses melahirkan. Di luar ruangan, Feby tampak panik. Ia segera menghubungi orang tuanya untuk memberi tahu kabar Maudy. “Assalamu'alaikum, Ma,” Sapa Feby, suaranya bergetar menahan tangis. [Wa'alaikumsalam, kenapa, Nak??] “Ma, Maudy mau lahiran. Cepat kesini!” Pinta Feby. Jantungnya berdebar kencang, takut akan apa yang terjadi pada Maudy. [Kamu serius?] “Iya, Ma. Sekarang kami lagi di rumah sakit!” [Oke, Mama sama Papa kesana sekarang!!] Sementara itu, Dokter memutuskan untuk memasang infus pada Maudy yang terlihat lemah. Ia memanggil seorang perawat, “Sus, tolong
Last Updated: 2025-06-14