Zanny mendengus kesal.Sungguh disayangkan kemampuan akting Qirana jika tidak dipakai berakting.Zanny berkata dengan tidak setuju, "Banyak anggur yang disediakan disini, nggak ada yang melarangmu kalau mau meminumnya."Qirana melihat semua orang dengan tatapan ibanya, lalu berkata, "Selama kamu memaafkanku, matipun aku rela."Setelah itu Qirana mengambil gelas anggur dan kembali meminumnya.di saat Qirana akan melanjutkan minum, Devan tiba-tiba memarahi Zanny."Cukup Zanny, Nona Qirana sudah minta maaf padamu, meskipun kamu nggak peduli dengannya, kamu harus peduli dengan muka kakekmu. Minum anggurmu dan lupakan masalah ini."Akan terlihat berlebihan jika Zanny terus membuat masalah di saat tetua sudah berbicara.Tanpa berpikir Zanny segera mengambil segelas anggur untuk dia minum.Tepat di saat itu Zanny melihat kilatan perhitungan dari mata Qirana.Zanny menyadari dirinya hampir saja jatuh dalam jebakan Qirana.Kehamilan Zanny akan terekspos di saat dia minum gelas anggur itu.Qiran
Menghadapi pertanyaan kakeknya dan cemoohan dari orang-orang membuat Zanny mengutuk Qirana dalam hati.Zanny tahu Qirana sengaja mencari masalah, namun dirinya tidak menyangka wanita ini begitu licik dengan mengungkapkan kehamilan Zanny di hadapan banyak orang.Devan selalu menjunjung tinggi reputasi wanita, dan masalah seperti ini jelas akan membuatnya marah.Keluarga Hanafi adalah keluarga kaya serta berkelas, dan Zanny adalah satu-satunya cucu perempuan Devan.Pernikahan Zanny merupakan prioritas utama di Keluarga Hanafi.Zanny tidak pernah menyangka dirinya akan diketahui hamil sebelum menikah.Tanpa ragu Zanny mengangkat wajah kecilnya dan berkata, "Ini semua karena kakek memaksaku menikah, bagaimana bisa aku bicara jujur padamu? Jangankan punya anak, bahkan pacaran-pun harus aku rahasiakan."Devan mengernyitkan alis, "Nggak peduli siapa pria itu, bawa ke hadapanku, aku nggak akan menyetujuinya kalau dia bukan pria baik-baik meskipun sudah ada anak."Zanny tidak marah melihat kake
Qirana tersenyum licik melihat bayangan dirinya di cermin yang sedikit mirip dengan Yuna.Kalau Qirana memakai gaun ini dan sedikit melakukan riasan agar mirip Yuna, dia tidak percaya Wano tidak akan salah mengira dirinya sebagai Yuna karena minum terlalu banyak.Ketika Qirana sudah memiliki Wano di kasurnya, dia akan melihat bagaimana pria itu masih akan mengejar Yuna.Qirana tersenyum angkuh memikirkan skema di otaknya.Perlahan Qirana melepaskan gaun kotornya dan akan memakai gaun barunya, ketika itu lampu di ruangan tiba-tiba padam.Jantung Qirana berdetak kencang karena takut.Qirana pernah ditakuti hantu ketika dia menjaga makan leluhur di kampung halamannya.Sampai sekarang Qirana tidak bisa tidur tanpa lampu menyala.Lampu di atas kepala Qirana kembali menyala di saat dirinya akan meminta bantuan.Tidak lama ketika Qirana baru saja memakai dalaman seksinya, lampu kembali mati.Tiba-tiba terdengar tangisan aneh di kamar rias itu.Tangisan yang sama seperti malam di kuburan.Qira
Yudi berbalutkan jas abu melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam.Yudi selalu terlihat lembut dan sopan dengan wajah yang membawa aura tegas dan dingin.Yudi berjalan menghampiri Qirana lalu menariknya dari lantai.Dengan suara dingin Yudi berkata, "Kamu sudah membuat malu Keluarga Saradan, berani sekali menyebut ibu, pulang dan renungkan baik-baik dirimu!"Tanpa kasihan Yudi menarik Qirana keluar.Leni merasa ada sesuatu yang salah.Yudi cucunya itu selalu bersikap baik dan lembut, khususnya pada Qirana yang selalu dia manjakan sejak kecil.Kenapa hari ini Yudi jadi begitu dingin dan kejam.Apa maksud perkataan Yudi tadi.Leni segera meraih tangan Mahen dan berkata, "Ikutlah pulang denganku Mahen, ibu rasa Yudi menyembunyikan sesuatu dari kita."Mahen menganggukkan kepalanya, "Aku akan menyapa seseorang terlebih dahulu baru pergi."Leni dan Mahen bergegas keluar dari aula, tepat ketika mereka melihat Yudi yang melempar Qirana masuk ke dalam mobil.Dengan suara keras Yudi menanyaka
Tepat di saat Yudi sedang ragu, dia mendengar suara Leni dari belakang."Apa itu benar Yudi?"Mendengar suara Leni seketika membuat Yudi dan Qirana menolehkan kepalanya, dan melihat neneknya itu sedang berjalan menghampiri mereka dengan air mata menetes di wajahnya.Leni berjalan dan meraih tangan Yudi, suaranya bergetar."Kalau Qirana bukan putri Maya, jadi di mana putrinya, Yudi?"Leni menangis tanpa terkendali.Mengetahui Maya dibunuh dan cucunya ditukar membuat hati Leni sakit.Yudi segera menenangkan Leni dengan suara tenang, "Nenek jangan gelisah, aku sedang menyelidikinya dan sudah ada petunjuk yang kemudian diputus Qirana. Sekarang aku sedang mencari cara lain untuk menemukannya."Leni segera berhenti menangis ketika mendengar ucapan Yudi.Wajah Leni perlahan berubah dingin."Mahen, panggil Juna kesini, aku mau tanya dengannya apa salah Maya, bisa-bisanya dia punya anak dengan wanita lain, dan menukar cucuku!"Mahen segera meyakinkan Leni, "Ibu jangan khawatir, aku akan membuat
Suara Yuna terdengar rendah dan serak, "Apa kamu pikir kalau aku memberitahu Wano, dia akan membiarkanku pergi?""Bahkan kalaupun Wano membiarkanmu pergi, dia pasti akan datang menemuimu. Apa kamu masih bisa menyembunyikannya kalau perutmu sudah besar?""Aku akan menyembunyikan jejakku dengan bantuan seseorang, nggak ada yang bisa menemukanku dan aku nggak akan menghubungimu sampai anak ini lahir."Zanny terkejut ketika mendengar ucapan Yuna.Zanny melihat Yuna dengan mata yang mulai memerah, lalu berkata, "Maksudmu, aku nggak akan bisa menghubungimu setelah kamu pergi? Jangan jahat Yuna, bagaimana kalau aku merindukanmu?"Mata Yuna juga mulai berkaca-kaca, dia menggigit bibirnya lalu berkata, "Hanya ini cara untuk memastikan keselamatan anak ini, kalau Wano bisa menemukanku, maka Qirana dan Vina juga bisa. Mereka bisa mengikuti kalian dan mencari petunjuk tentangku, aku nggak punya pilihan lain."Alasan ini juga yang membuat Yuna harus membawa Yudha pergi.Kesehatan Yudha dalam kondis
Tepat di saat Yuna akan berbalik dan pergi, tubuhnya ditarik ke dalam pelukan Wano.Tatapan Wano begitu dalam dengan suara berat dan seraknya, "Kamu mau makan apa? Aku akan bantu ambilkan, kepiting disini enak bagaimana kalau aku bantu kupaskan 2 ekor untukmu?"Suara Wano terdengar begitu lembut dan sangat nyaman didengar.Wano takut dirinya terdengar terlalu kasar hingga Yuna akan mendorongnya menjauh.Yuna selalu tidak tahan menghadapi Wano yang seperti itu.Yuna menutup matanya lemah dan berkata dengan lembut, "Nggak perlu.""Bagaimana dengan udang? Rasa disini sangat autentik dan ada juga beberapa makanan pedas yang kamu suka, kita bisa mencobanya malam ini."Yuna segera menggelengkan kepalanya, "Aku nggak mau makan itu."Yuna sedang berada dalam tahap awal kehamilan dan dirinya tidak bisa makan makanan itu.Itu akan menimbulkan kecurigaan jika Wano sampai tahu.Wano melihat Yuna dengan sedikit bingung, "Kenapa bisa seleramu berubah setelah beberapa hari kita berpisah? Bukannya kam
di saat ini Wano seperti melepaskan seluruh ketajamannya dan terlihat seperti anak anjing penurut, yang menatap iba pada Yuna.Hati Yuna seperti tertusuk meninggalkan gelombang rasa sakit.Perlahan Yuna berjongkok dan mengusap lembut kepala Wano, lalu berkata dengan pelan, "Aku antarkan kamu pulang Wano."Wano menatap Yuna dengan matanya yang merah, "Kalau kamu janji nggak pergi, aku mau pulang sama kamu.""Oke, aku janji."Mendengar ucapan Yuna, Wano segera berdiri lalu dituntun pergi dengan tubuhnya yang terombang-ambing.Tapi Wano tidak pernah melepaskan tangan Yuna.Seperti Yuna akan menghilang ketika Wano melepaskannya.Sesampainya di rumah Keluarga Santoso, Yuna membantu Wano membersihkan diri dan menidurkannya di atas ranjang.Yuna memperhatikan Wano tertidur dengan alis yang mengernyit.Yuna mengulurkan tangan mencoba melembutkan kernyitan itu dengan sedikit rasa tak relanya.Yuna tidak bisa menahan tangannya mengusap lembut jejak ketampanan wajah Wano.Mulai dari alis turun ke