Share

Bab 15

Author: Jus Pir
Boris memilih diam tidak menjawab pertanyaan Tyara. Raut wajahnya juga datar tanpa ekspresi. Melihatnya seperti itu, rasa percaya diri Tyara pun berkurang. Dia sungguh tidak ingin bertengkar dengan Boris di saat seperti ini. Bagaimanapun juga, perceraian Boris dan Zola masih belum diproses. Akan tetapi, Tyara ingin bersikukuh. Dia ingin menguji apakah pria ini sudah berubah.

Zola tidak ingin melepaskan tangannya, “Boris, temani aku. Aku hanya ingin habiskan lebih banyak waktu bersamamu. Kali ini saja, oke?”

Boris tampak acuh tak acuh, ada sedikit rasa kesal di matanya, “Tyara, kamu yakin ingin aku temani kamu di saat seperti ini? Kalau terjadi sesuatu di luar dugaan kemungkinan besar kita akan masuk berita dan jadi bahan pembicaraan orang. Aku pria nggak masalah, tapi kamu nggak sama. Sekarang kakek dan orang tuaku masih memiliki prasangka kurang baik padamu. Kamu nggak mau mereka mengubah pandangan mereka terhadapmu?”

Tyara terdiam, pada akhirnya dia pun mengalah. Meski tidak rela, dia tidak ingin membuat Boris muak padanya. Sejak dia sadar, tidak peduli seberapa larut malam, sekali telepon Boris akan segera datang untuk menaninya. Namun, pria itu tidak akan pernah menginap. Hal itu yang membuat Tyara sangat gusar. Jika Boris benar-benar menyukainya, bukankah seharusnya pria itu ingin bersamanya sepanjang waktu?

Namun, ada suara yang terus memberitahu Tyara kalau Boris begini juga demi kebaikan Tyara sendiri, takut reputasinya rusak.

***

Setelah meninggalkan rumah sakit, Boris langsung menuju Venus. Venus adalah klub milik Boris bersama beberapa temannya. Klub itu sangat terkenal di Kota Binru. Orang yang bisa masuk ke klub itu hanyalah orang-orang yang kaya atau punya jabatan tinggi. Di sana ada ruang VIP eksklusif untuk mereka. Saat Boris sampai, yang lainnya sudah berada di sana.

Setelah Boris duduk, salah satu temannya segera menuangkan minuman untuknya, lalu bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan setelah Tyara keluar dari rumah sakit?”

Boris menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya, “Suruh dia istirahat dulu. Setelah dia sembuh total, aku dan Zola seharusnya sudah cerai. Saat itu, aku akan langsung nikahi dia.”

“Kamu benar-benar mau cerai dengan Zola?” Pria yang bicara bernama Tedy. Dia orang yang paling tahu bagaimana hubungan Boris dan Zola. Dia merasa di antara kedua orang itu bukannya tidak ada perasaan sama sekali. Terutama dari cara Zola menatap Boris. Jelas-jelas di mata perempuan itu hanya ada Boris.

“Hmm, benar-benar cerai,” kata Boris.

“Boris, sebenarnya aku nggak mengerti. Kamu tinggal bersama perempuan cantik seperti Zola setiap hari. Kenapa kamu nggak jatuh cinta padanya?” Tedy merasa penasaran.

Beberapa orang lainnya juga tertawa dan berkata, “Boris benar-benar mencintai Tyara kali.”

Mereka menatap Boris yang sedang merokok dan minum. Sedangkan mata pria itu menerawang, dia hanya menjawab dengan pelan, “Mungkin.”

Usai berkata, Boris mengerutkan kening. Ada perasaan yang mengganggu di dalam hatinya. Dia mengepulkan asap putih dari bibir tipisnya. Asap putih itu menyelimuti wajah tampannya, membuat orang lain sulit menebak apa yang sedang dia pikirkan.

Wajah perempuan yang cantik dan halus muncul di depan mata Boris. Setelah satu tahun menikah, Zola selalu bersikap lembut dan perhatian. Tidak peduli apa pun yang Boris lakukan, Zola tidak pernah mengatakan apa-apa. Mengapa sekarang perempuan itu menjadi seperti landak yang penuh duri?

Saat ini, Tedy berkata lagi, “Bagus juga kalau kamu pilih Tyara. Bagaimanapun juga, dia hampir kehilangan nyawa demi kamu. Kalau Zola, dia masih muda, cantik, berbakat lagi. Kalau dia mau menikah lagi juga nggak akan sulit. Oh ya, bukannya Mahendra selalu perhatian ke Zola? Kalau kalian cerai, mereka berdua seharusnya langsung jadian, kan?’

“Cukup, jangan sembarangan olok-olok dia. Sekalipun dia cerai denganku, dia tetap anggota keluarga Morrison. Aku nggak mau dengar lelucon seperti ini lagi.”

“Boris, kamu nggak merasa kalau faktanya memang seperti itu? Setelah kalian cerai, dia mana mungkin bagian dari keluargamu lagi?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status