Anna yang menutup matanya, membuat Luke tiba-tiba tertawa terbahak. Bingung dengan apa yang sedang berada dalam pikiran Anna. Kenapa Anna bersikap menggelikan seperti ini?
Anna membuka mata dan bertanya dengan pandangan menyipit tajam. “Kenapa tertawa?” tanyanya tak paham.
“Kamu lucu!”
“Lucu? Apanya yang lucu?”
“Kamu lah. Cup!” Luke menghadiahi Anna sebuah kecupan ringan juga hangat di pipi Anna yang merona.
Bagaimana dengan kondisi kesehatan Anna? Tentu saja. Saat ini jantung Anna memompa lebih cepat berkali-kali lipat. Bayangkan saja, suami yang selalu menyakiti lahir dan batinnya, mendadak seperti ini. Mungkinkah, Luke kesurupan setan baik?
“Luke kamu tidak sopan!” sungut Anna sambil celingak celinguk tak jelas. Malu juga jika Luke mengetahui jika saat ini kupu-kupu beterbangan di perutnya. Tak dapat dia pungkiri juga, jika dia bahagia atas perlakuan Luke tadi.
Luke tertawa tipis. Tawa
Selena yang melihat tuannya sudah pulang tentu saja bersorak gembira. Untung sebelum keluar dari kamarnya tadi, dia sudah lebih dulu berdandan cantik dan memakai pakaian yang sangat sexi. Hari sudah malam, tuannya tentu saja membutuhkan kehangatan di ranjang. Dan dia juga sudah siap menjadi santapan yang lezat.Selena mendekat dan bergelayut manja di lengan kekar tuannya. Kebetulan juga, Selena melihat istri tuannya yang kumal berada di sana. Jadi, dia bisa menggoda tuannya sekaligus membuat istri tuannya yang kumal itu kebakaran, sakit hati, dan merasa tak berguna.“Tuan, mau aku buatkan sesuatu?” tanya Selena dengan suara khas nya yang membakar. “sesuatu yang panas seperti kopi atau nasi goreng mungkin?” lanjut Selena sambil menggerakkan jemarinya di barisan kancing kemeja Luke dan sengaja membuka dua kancing teratas.Anna meremas ubin sudut wastafel sampai tangannya memutih. Kenapa sih, wanita sialan itu selalu datang di waktu yang tidak tepat?
Luke tidak bisa berkata-kata begitu melihat Anna yang menumpahkan segala emosi yang mungkin sejak lama hanya bisa Anna pendam. Melihat Anna yang menangis terisak, membuat Luke juga merasakan sesak dalam dadanya. Tak bisa dia pungkiri, jika pengaruh Anna mulai menarik perhatiannya tak lebih dari satu. Ada hatinya yang juga Anna kendalikan. Dan dirinya bisa apa? Satu persatu bagian dari dirinya mulai berkhianat dan tertarik pada magnet yang diciptakan oleh Anna.“Tuan?”Suara Selena yang biasanya tak berpengaruh apa-apa, justru kali ini membuat Luke muak. Bagaimana pun, Selena turut menjadi penyebab berdukanya Anna. “Angkat kakimu dari rumahku sekarang juga!” desis Luke tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung Anna yang mulai lenyap di balik pintu kamarnya.“Tapi Tuan—““Aku bilang pergi jalang!” tegas Luke dengan auranya yang menghitam. Entahlah, Luke tiba-tiba ingin mengamuk dan menghancurkan apa pun yang berada di depannya.
Anna bahagia—sangat bahagia. Karena nyatanya, Luke lebih memilih dirinya dan mengusir pelacur yang sudah berhasil memorak-porandakan rumah tangganya berminggu-minggu lamanya. Kini, dia tidak perlu khawatir lagi dengan kehidupan rumah tangga nya yang akan dia dan Luke mulai dari awal.Anna senyum-senyum sendiri di dada bidang suaminya yang selama ini, sudah dia idam-idamkan sebagai tempat bersandarnya. Dan hari ini, akhirnya dada bidang itu bisa dia miliki. Kemudian, lambat laun Anna akan memiliki semuanya. Bukan hanya raga Luke tapi juga cintanya.Cup!Tubuh Anna terkesiap saat merasakan kecupan Luke di bahunya. Sebentar, perasaan sejak tadi, sentuhan Luke sangat terasa di kulitnya? Rasanya, tidak ada kain yang menutupi tubuhnya?Kecurigaan itu, membuat Anna menunduk dan...“Luke! Mana bajuku?!” teriak Anna belingsatan saat melihat dirinya yang hanya memakai Bra dan celana pendek saja. “apa yang sudah kamu lakuka
Anna bersenandung ria sambil memotong sayuran dengan tangannya yang lincah. Entah, bagaimana dia harus mengungkapkan betapa bahagianya hatinya saat ini. Luke mulai menerimanya sebagai seorang istri. Hubungan mereka sudah melangkah lebih jauh, dan Anna yakin. Sebentar lagi, rumah tangga mereka akan bahagia seperti rumah tangga pasangan lainnya yang saling mencintai. Hanya ada satu yang kurang. Ya, Luke belum mencintainya.“Pagi, Sayang.”Anna sempat tersentak, kala sebuah tangan besar melingkar perutnya dan tubuh kekar suaminya yang hangat itu menempel dengan tubuhnya. Sapaan manis di pagi hari, dan kehangatan seperti ini yang belum pernah dia dapatkan sejak awal, tentu saja membuat Anna kaget. Biasanya ‘kan, setiap pagi Luke marah-marah tak jelas dan membentak dengan sangat kasar.“Pa-pagi,” jawab Anna gugup. Wajahnya mendadak panas dan pipinya pasti merona. Posisi se intim ini, masih tabu baginya.“Masih belum terbiasa. Nanti juga jad
Luke membawa Anna keluar rumah. Beberapa menit sebelumnya, mereka sudah sarapan pagi, lengkap beserta dengan serba-serbi keromantisan. Anna yang lebih terbuka dengan keinginannya, membuat Luke gemas dan melakukan apa pun yang Anna minta.Luke melirik Anna yang membuang pandangannya ke luar jendela mobil dengan wajah berbinar. Anna pasti senang, saat terbebas sejenak dari rumahnya yang memenjarakan Anna. Luke pun tau, kedekatan mereka turut menjadi sumber kebahagiaan yang terpancar di wajah Anna yang sesekali, Luke dapati merona.“Kita mau ke mana?” tanya Anna.“Nggak tau.”“Loh, bukannya kamu yang punya rencana?” lanjut Anna, tak mengerti.Luke tertawa kilas. Melihat mimik wajah Anna yang minta di garap secepatnya. “Selama kita nikah, hal wajib apa yang belum kita laku in sampek sekarang?” tanya Luke sambil menatap Anna sejenak. Memang sejak menikah, Luke tidak pernah melakukan sesuatu seperti pasangan lainnya yang ber
Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah. Anna sampai di buat ngeri, melihat bagaimana Luke mengemudikan mobil mereka dengan sangat cepat seperti orang kesetanan, dan Anna pun tau apa penyebabnya.Luke sepertinya, akan membuat Anna tak bisa bangun dari tempat tidur, mulai sekarang.Luke turun dari mobil dengan cepat, kemudian segera menarik Anna ke dalam pelukannya.“Luke! A-apa yang—mmhh!”Perkataan Anna malah Luke bungkam dengan kecupan yang menggebu -gebu. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Anna harus segera dia miliki.Anna larut dalam kecupan-kecupan singkat itu. Kepalanya sampai bergerak tak tentu arah karena tak ingin kehilangan rasa panas dari bibir Luke yang membuatnya kecanduan.Tangannya malah semakin nakal. Mengalung dengan sedikit meremas rambut dan tengkuk belakang suaminya.Mereka berdua, tak peduli tempat. Mereka asyik mencumbu seperti pasangan suami istri yang saling mencintai. Padahal,
4 bulan berlalu. Rumah tangga Luke dan Anna, sudah bahagia layaknya rumah tangga pasangan suami istri lainnya. Mereka hidup harmonis, dan selama itu tidak ada pertengkaran di antara mereka, meskipun ungkapan cinta tetap ada di sebelah pihak. Tapi Anna tak mempermasalahkannya. Karena yang terpenting, Luke sudah berubah.Luke tidak lagi membatasi Anna. Sekarang, Anna bebas bergaul dengan keluarganya dan bebas ke mana pun yang Anna suka.Hari ini, Luke ada pertemuan penting dengan kolega bisnisnya yang baru. Anna dengar-dengar, pebisnis itu dari Indonesia yang merintis usaha di bidang Properti.“Pagi, sweet heart ...”Cup!Sapaan selamat pagi dan kecupan hangat itu, sudah biasa Anna dapatkan setiap pagi.Anna tersenyum lebar. Dia berbalik arah dan membalas kecupan suami tercintanya itu, di kedua pipi Luke yang tirus dan sedikit bercambang halus.“Pagi, My jerk husband ... “ balas Anna sambil tertawa dan menda
Luke menapakkan kaki di perusahaan besarnya. Perusahaan yang tergabung dari warisan ayah Alex dan ayah mertuanya, papa Axel. Kini, perusahaan miliknya, semakin besar berkat kerja keras dan ke uletan nya.Peter juga turut andil menjadi penopang, yang selalu kokoh mendorong perusahaannya dari belakang.“Astaga, Luxander. Kau baru sampai? Orang Indonesia itu sudah di sini sejak beberapa menit yang lalu.”Peter yang menyambut Luke dengan omelan panjangnya, membuat Luke hanya mendengus—sebal. Jangan lupa, Peter yang sudah membuatnya terlambat, karena bangun kesiangan. Aktivitas panasnya, bersama Anna juga harus gagal total. Karena, sepanjang malam, Jasmine dan Peter bergantian menghubunginya, hanya demi membujuknya untuk meminta istri kolega bisnisnya yang dari Indonesia, menyetujui permintaannya, yakni memasakkan Jasmine makanan bernama sate.“Luke, kau dengar aku tidak?” sungut Peter sambil mengikuti langkah Luke yang hendak memasuk