Satu persatu, baju kotor itu, Anna masukkan ke mesin cuci. Beginilah kegiatan rutinnya setiap pagi. Setelah selesai memasak, membersihkan rumah, maka tugas setelahnya adalah mencuci pakaian.
Kebiasaan Anna merogoh saku pakaian sebelum memasukkannya ke mesin cuci, saat itu malah menemukan sesuatu di saku celana bahan Luke yang berwarna hitam. Ternyata sebuah kertas, dan rasa penasaran membuatnya tak bisa untuk tidak membuka dan membaca isi kertas tersebut.“Luke, menderita penyakit gagal ginjal?” lirihan itu bersamaan dengan air matanya yang menetes di pipinya. Sebenarnya dia sudah menaruh curiga dengan obat yang Luke minta tadi malam. Obat aneh seperti itu bukan obat demam yang biasa dia temukan di apotek. Obat itu, sangat aneh untuk orang yang sehat-sehat saja sepertinya.Sebuah gerakan kecil terasa di perutnya yang membuncit. Bayinya, juga merasakan keterkejutan sekaligus kesedihannya kini. Seberengsek apapun pria itu memperlakukannya. Luke tetaplah ayah bayin“Dari mana saja kamu?” suara berat Luke begitu menyambut kedatangan Anna, membuat Anna menampilkan wajah suntuk seperti biasa. Entahlah, kenapa saat melihat wajah Luke sekarang, rasanya dia ingin menangis mengingat rasa sakit yang Luke derita.“Cari udara segar di luar. Udara di dalam rumah ini ... pengap!” ketus Anna, lalu melangkah meninggalkan Luke yang berdiri di dekat pintu.Anna menuju dapur, dan herannya Luke malah mengikutinya. Sudut bibir Anna melengkung membentuk senyuman. Sepertinya, kondisi Luke sudah membaik. Buktinya, pria itu bertenaga tidak lemas seperti semalam.Anna mengambil botol berisi susu hamil di dalam lemari pendingin kemudian meminumnya hingga tandas. Rasa haus membuatnya tak bisa menahan diri, untuk tidak menikmati minuman khusus yang selalu dia minum demi sang bayi di dalam perutnya.Tatapan Anna beralih. Luke yang masih menatapinya, membuat dia lantas bertanya, “Kenapa? Ada apa melihatku begitu? Kaget liat orang
Luke menuju ruang tengah. Tidak ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Jadi menonton acara bola sebelum dia tidur pasti menyenangkan.Langkah kakinya, sejenak berhenti begitu melihat Anna yang sedang menonton film dengan begitu seriusnya.“Film apa yang kamu lihat?” tanya Luke begitu mendaratkan pantatnya di samping Anna.“Twilight,” jawab Anna tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya.“Lebih seru mana sama bola?” tanya Luke, tapi tetap saja Anna tak menanggapi. Anna seolah-olah masuk ke dalam film itu dan menjadi pemerannya.“Anna, aku ingin nonton bola. Kamu nonton filmnya lewat laptopku aja ya? Bagaimana?”“Anna, aku lapar lagi.”“Anna, aku minta kopi dong!”“Luke, bisa diem nggak? Aku pukul nih!” sengit Anna, kemudian beralih ke layar televisi .. lagi.Luke memilih bungkam. Sepertinya, Anna begitu menikmati film nya sehingga keberadaannya di dekat wanita itu tak berpengaruh sedikit pun, dan rengekan nya sama sekali tak Anna respon. Akhirn
Selena melempar botol obat pencahar yang isinya sudah dia masukkan ke dalam mangkuk sup ayam buatan Anna. Lihat saja. Beberapa menit lagi, dia jamin. Anna akan sakit perut dan bolak-balik ke kamar mandi.“Tahu rasa kamu. Siapa suruh berani melawanku,” ucapnya lalu tertawa lepas. Sebentar lagi, akan ada yang masuk rumah sakit karena kecerdikannya.Memikirkan hal itu, tentu saja menjadi kesenangan tersendiri untuk Selena. Melihat Anna menderita dan keluar dari rumah itu, adalah misinya sejak dulu. Jadi, setiap ada kesempatan, dia akan selalu melakukan hal-hal aneh yang akan membuat Anna tidak betah. Tapi sayangnya, rencananya itu, belum berhasil sampai sekarang.Selena pergi dari sana dengan perasaan puas. Dia akan melihat bagaimana rencananya berhasil dari balik tembok yang kebetulan menjadi penghubung antara ruang tengah dan dapur.Beberapa menit berlalu.Selena menunggu dengan waswas. Anna yang tak kunjung kembali ke dapur membuatnya kesal. Di
“Sepertinya bukan karena kenyang sih, Bibi menolak mencicipi sup itu. Aku tau, Bibi sudah memasukkan sesuatu ke dalam sup ayamku.”Jangankan Anna, Luke pun terkejut dengan wajah piasnya.Apa Davio berada di kubu Anna sekarang?Luke menatap Selena dengan pandangan menyelidik. “Apa yang sudah kamu campurkan ke dalam sup itu, Selena?!” Luke menaikkan nada bicaranya. Jika benar, apa yang dikatakan Davio. Maka dia tidak akan mengampuni wanita itu.Selena bangkit dari duduknya kemudian memegang lengan Luke seolah butuh perlindungan. “Ti—tidak ada, Tuan. Aku bersumpah, aku tidak mencampurkan apa-apa, ke dalam sup itu,” jawab Selena dengan penuh percaya diri, “mana mungkin, aku akan tega membuat anggota keluarga ini, sakit?”“Tukang bo‘ong!” cibir Davio, “tadi aku lihat tuh, saat Bibi Lampir mencampurkan sesuatu ke dalam sup nya, kemudian membuang botolnya ke tempat sampah!”Dasar, anak iblis sialan! Sungut Selena dalam hati. Jika sa
Anna menahan napas. Posisi Dave dan Luke yang menghadapnya, dengan tangan mereka yang saling bertautan dan melingkar di dadanya, membuatnya hampir kehilangan napas. Sungguh, ini adalah pertama kalinya setelah 3 bulan, dia bisa tidur se ranjang dengan Luke dan mendapat pelukan hangat seperti ini.Bolehkah dia bahagia? Bolehkah dia menginginkan malam tak menjadi siang? Bolehkah dia mengharap pelukan itu lebih lama?Luke meneliti wajah Anna yang pucat tapi merona secara bersamaan. Dia tau apa yang dirasakan Anna sekarang, karena dia pun merasakan bagaimana kakunya tubuh itu. Anna yang gugup, mendadak membuatnya gemas sendiri.“Nah—selamat malam, Bibi dan Paman. Mimpi indah ya?” Davio memejamkan matanya, begitu juga dengan Luke yang memilih memejamkan mata sambil menikmati apa yang Dave berikan padanya. Katakan dia gila. Tapi, memeluk tubuh Anna adalah salah satu yang selalu dia rindu.Beberapa menit berlalu. Anna
Keesokan harinya.Luke sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Beruntung, Anna yang biasa bangun pagi, sudah menyiapkan sarapan untuk Luke yang sebentar lagi akan menjadi ... mantan suami.Anna tak banyak bicara. Dia menyiapkan sarapan Luke di atas meja kemudian secepatnya pergi dari sana. Rasa kecewa kembali memupuk di hatinya saat tadi malam, Luke tak kembali lagi ke kamar. Yang artinya, Luke memilih menemani Selena semalaman di kamar wanita itu.Sepertinya, mulai saat ini. Anna harus menjauhi Luke dan sebisa mungkin tak menaruh harapan besar lagi. Semuanya sudah terlambat. Tak ada celah lagi baginya untuk bisa merebut Luke dari Selena.Anna merapikan tempat tidur, setelah melipat seprai dan menumpuk bantalnya. Davio sudah bangun, dan sedang mandi. Bocah kecil itu, tak mau dia bantu. Katanya, Davio bisa mandi sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Dan Anna? Dia hanya bisa tertawa kecil dengan pembawaan sifat mandiri Davio yang mirip ke dua orang
“Aaaaaa ... Ular! Ular!”Teriakan Selena di ruang tengah, membuat Anna yang sedang menyiapkan makan siang untuk Dave, tersentak.Anna pun bergegas menuju ruang tengah. Selena sedang mengandung. Jika benar ada ular di sana, tentu saja keselamatan Selena dan bayinya sedang terancam. Tapi, heran juga. Bagaimana bisa di rumah ini ada ular? Semua ruangan tertutup dengan rapat, dan dia jarang membuka pintu yang terhubung dengan taman belakang.Anna mengambil sebuah gagang sapu, dan membawanya ke ruang tengah dengan tergesa. Sebagai jaga-jaga, untuk mengusir ular itu kalau dia bisa.Tapi, begitu sampai di ruang tengah. Mendadak dia mengerutkan keningnya begitu melihat Selena yang ketakutan di atas sofa, sedangkan Dave malah tertawa terbahak-bahak seolah sedang menonton acara lawak.“Dave! Kenapa tertawa? Mana Ularnya?” tanya Anna sambil melihat setiap sudut ruangan. Wajah Selena pucat pasi. Wanita itu terlihat berkeringat, dan
Anna menutup pintu kamarnya setelah menidurkan Dave. Hari sudah malam. Sebentar lagi Luke datang, dan dia harus menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan suami rasa majikan itu.Anna hendak menuju dapur. Tapi bunyi pecahan barang di lantai atas, membuatnya mengurungkan niat. Dia berbalik arah dan melangkah menaiki tangga dengan tergesa. Usia kandungan Selena yang sudah sampai di trimester terakhir, membuatnya khawatir. Bagaimana jika Selena mau melahirkan sekarang? Sedangkan tidak ada Luke di rumah untuk dimintai pertolongan?Pikiran negatif berlomba memenuhi otak Anna. Bukannya tidak mungkin, jika Selena akan melahirkan sekarang. Keadaan seorang wanita di mana dia ingin melahirkan, bisa terjadi kapan saja.Anna membuka pintu kamar Selena. Kecemasan yang tadinya menutupi rona ketenangannya, mendadak luntur begitu melihat Selena ... baik-baik saja.“Aku dengar ada benda jatuh. Aku kira, kamu kenapa-napa, “ desah Anna dengan sedikit rasa