Share

Bab 49

Ketika semuanya sedang sibuk berbincang-bincang di ruang tamu. Zain kecil lebih memilih menyendiri di halaman belakang, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Setelah mendiang ibunya meninggal, Zain memang lebih sering menghabiskan waktu seorang diri. Rasanya ia sudah tidak punya kepercayaan pada siapa pun.

Zain melihat layang-layang di atas natabasala sana. Layang-layang itu terbang tinggi. Namun setelah beberapa saat terputus membuatnya jatuh secara perlahan-lahan.

Zain menyunggingkan senyuman nya, begitulah hidup, akan ada kalanya di atas—merasa bahagia—berdamai dengan segala keadaan. Dan ada kalanya berada di bawah—dijatuhkan—di tampar oleh kenyataan yang ada.

Saat Zain benar-benar terfokus memandang ke depan, seseorang dari belakang secara tiba-tiba membekap mulut Zain dengan tangannya.

"Hmphh!" ronta Zain.

Tubuh Zain langsung dipangku dengan cepat. Zain di masukan ke dalam mobil si pelaku penculikan itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status