Perubahan rona wajah Li Xiao Le ditangkap jelas oleh bola mata Timmy yang jernih."Ada apa?" tanya Timmy lembut."Kak Timmy, tahukah kamu, sebelum aku bertemu denganmu, aku selalu mabuk sambil menyantap hotpot dengan level paling pedas, untuk menutupi rasa sakit yang tiba-tiba muncul di ulu hatiku. Aku selalu merasa merindukan seseorang, tapi tidak tahu siapa itu, hingga aku bertemu denganmu, dan rasa itu tiba-tiba hilang begitu saja. Apakah orang itu adalah kamu?"Butiran kristal bening tiba-tiba bergulir dari sudut mata Li Xiao Le."Kak Timmy, bolehkah aku menjadi orang jahat? Sejujurnya, ketika aku mengetahui kamu sudah memiliki kekasih, aku sangat kecewa. Aku juga tidak mau menjadi egois dan menyakiti seseorang demi keinginan pribadiku. Tapi ternyata menjadi baik itu sangat sulit, dan membuatku sangat tersiksa. Meski sangat menyebalkan, kamu selalu menjadi tempatku berlindung dan melupakan segala kesedihanku, kamu adalah orang yang sangat baik
Gerakan dua orang semakin ganas, sepasang tubuh yang mulai menghangat membuat orang mudah terbuai.Timmy mengangkat tubuh Li Xiao Le dan mendudukkannya di atas meja, menyejajarkan kepala mereka agar Timmy tidak terlalu menunduk, lantaran perbedaan tinggi badan yang signifikan.Sementara tangan Li Xiao Le terus bergelayut manja, memeluk leher pria tampan di depannya.Udara dingin berembus perlahan di bawah langit yang bertabur seribu bintang, begitu memabukkan dua insan yang sedang kasmaran.Lenguh manja terdengar begitu mendayu-dayu, dikala sentuhan lembut menyapu dan menelusuri kulit mulus tanpa cela di leher Li Xiao Le yang jenjang.Timmy mulai hilang kendali dan lupa di mana mereka berpijak.Tangannya merayap menyibak dress di atas lutut yang dikenakan Li Xiao Le.Namun, tiba-tiba Timmy membeku ketika akal sehatnya kembali ke kepala.Apa dia sudah gila ingin melakukan itu di tempat terbuka semacam ini?
Perintah kakek Li tak bisa membuat para pelayan mampu bersantai. Namun, setiap usaha membuka pintu hanya seperti sedang mendorong sebuah besi baja besar dan tebal yang menguras tenaga. Apa yang mereka lakukan hanya sia-sia ketika kunci duplikat juga tak berguna. Dua jam berlalu barulah pintu mulai bisa dibuka, kemudian perintah kakek Li terdengar gahar. "Seret begundal itu keluar dari kamar cucuku!" Tidak perlu waktu lama suara lutut yang menyentuh lantai dengan keras terdengar. Bukannya mengaduh kesakitan, Timmy justru tersenyum miring dan berkata, "Menyakitiku berarti juga akan menyakiti Xiao Le." Kakek Li mendengkus dingin dan terlihat acuh tak acuh. "Ajari dia agar tahu diri!" Timmy tahu sebentar lagi dia akan dihajar, tapi kali ini Timmy tak ingin melawan karena ingin menunjukkan sesuatu pada kakek Li. Namun, sudut matanya yang sipit segera melirik Li Jingmi yang berdiri tegak di belakang kakek Li. "Jaga Xiao Le untukku." Li Jingmi segera pergi, bukan karena permintaan
Sekali lagi Timmy melihat ke lantai atas. Dia khawatir, tapi dia tahu Li Xiao Le akan baik-baik saja. Sebaiknya dia kembali ke apartemen untuk memulihkan diri. Muncul di hadapan Li Xiao Le dengan keadaan babak belur hanya akan membuat perempuan itu khawatir. Bagaimanapun Timmy yakin hubungannya dengan Li Xiao Le bagaikan simbol kekuatan cinta abadi Dragon dan Phoenix. Seberapapun kakek Li mencoba memisahkannya, suatu saat Li Xiao Le pasti akan kembali pada Timmy. Timmy mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan segera pergi. Sementara di lantai atas Li Xiao Le masih merintih kesakitan sembari memegangi dadanya. Wajahnya sudah basah oleh peluh dan air mata. Namun, sama sekali tak bisa diajak komunikasi. Li Xiao Le sama sekali tak bisa merespon pertanyaan-pertanyaan di sekitarnya. Hanya terus merintih membuat semua orang khawatir. Sampai dokter Fu menyuntikkan obat penenang. Barulah Li Xiao Le tertidur dan keadaan menjadi tenang. "Tidak perlu khawatir, nona Li akan segera memb
Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Li Xiao Le tersentak bangun dari tidur, menatap langit-langit kamar dengan napas tersengal.Keringat dingin mengalir dari kening. Dia menengok ke bawah.Masih berpakaian lengkap, meski dress yang tadi malam dia kenakan sudah berubah menjadi piyama panjang warna hijau muda.Dia tidak terkejut, sudah pasti para pelayan yang menggantinya.Yang membuatnya terkejut adalah, kenapa mimpi itu datang lagi?Mimpi yang benar-benar sama, dan tidak ada cacat sedikitpun?Apakah itu hanya bunga tidur?Ataukah bias kejadian yang terlupakan?Tidak menemukan jawaban perasaan Li Xiao Le menjadi sangat kesal sekarang.Pikirannya mulai teralihkan begitu dia merasakan badannya remuk, serasa habis digebuki sepuluh orang.Namun, belum sempat Li Xiao Le mengingat kejadian tadi malam, tiba-tiba pintu kamar terbuka.Li Jingmi masuk diikuti dokter Fu di belakangnya."Xi
Di apartemenya Timmy masih tertidur lelap.Tapi mimpi buruk tetang kehidupan di zaman kuno kembali mengusik istirahatnya yang nyaman."Aaarrgh!"Seorang wanita cantik yang sangat mirip dengan Li Xiao Le bertekuk lutut setelah mendapatkan tekanan dari pengawal tuan tanah di kota tersebut.Tawa bengis menguar menyakiti telinga menatap ketidakberdayaan wanita yang tuan kota inginkan."Menikahlah denganku, Yun Jiao. Aku akan membebaskan kekasihmu!" tukas penguasa kota sembari menatap laki-laki mirip dengan Timmy.Laki-laki tersebut tubuhnya penuh luka dan diikat di atas tumpukan kayu bakar dengan aroma minyak tanah yang menyebar.Dengan ketidakberdayaannya, laki-laki yang mirip dengan Timmy, mengangkat kelopak mata menatap derai air mata sang kekasih yang kini tengah berlutut."Dewa akan menghukum kota Yuzheng jika Tuan Kota memperlakukan kami seperti ini." Laki-laki yang mirip dengan Timmy tak kuasa menahan diri menatap kebisuan sang kekasih yang kebingungan.Tawa bengis itu kembali meng
"Hahaha… Xiao Le, jadi itu yang ada di pikiranmu? Iya, kamu merayuku dengan sangat hebat tadi malam, sampai-sampai aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhmu." Li Xiao Le sangat terkejut dan hampir menangis. "Ja-jadi … jadi … tadi malam kita … aku dan kamu …." Timmy bisa merasakan kepanikan Li Xiao Le di seberang sana, tapi Timmy membuatnya menjadi enteng. "Hahaha… kamu percaya? Jadi kapan kita bisa melakukannya sayang?" "Kak Timmy!" "Apa sayang?" "Kamu sedang mengerjaiku ya?! Aku bertanya serius!" Li Xiao Le terdengar kesal. "Aku malah lebih serius sayang… kapan kita bisa melakukannya?" "Dasar playboy! Preman mesum! Gak ada akhlak! Mana ada! Jauh-jauh ke dasar laut sana!" Tut! Tut! Sambungan telepon terputus ketika Li Xiao Le menutup panggilan secara paksa. Seketika itu, Timmy terpingkal-pingkal sambil menahan perut yang sakit dan sudah terasa kaku akibat tertawa berlebihan. Dia bisa membayangkan betapa kesalnya Li Xiao Le saat ini, ingin mengkonfirmasi, tapi mala
Malam tahun baru tiba. Li Xiao Le yang baru saja selesai berendam dalam air hangat, sedikit mengerutkan alis ketika mendapati beberapa pelayan sudah ada di kamarnya. Mereka membawa sederet gaun formal, sepatu, dan beberapa aksesoris penunjang kecantikan dan kemewahan. "Nona, tuan besar meminta Anda untuk segera bersiap," ujar salah satu pelayan. "Bersiap untuk apa?" Li Xiao Le sedikit curiga. Dengan kepribadian kakek Li tidak mungkin orang tua itu ingin mengajaknya merayakan pesta tahun baru. "Kami kurang tahu. Hanya saja, tuan memerintahkan kami membantu Nona untuk bersiap." Di saat Li Xiao Le masih tertegun dan berpikir, para pelayan sudah menuntunnya duduk di meja rias, lantas mengaplikasikan beberapa make up. Li Xiao Le hanya bisa pasrah, dan membiarkan para pelayan melakukan sesuatu pada tubuhnya. Mau melawan juga percuma kalau itu titah dari kakeknya. Dua jam berlalu, Li Xiao Le hampir marah dan menendang para pelayan yang menyuruhnya gonta ganti gaun layaknya
Di salah satu ruangan hotel Li Xiao Le masih menangis tersedu-sedu sembari memegangi dadanya sebelah kiri.Bukan hanya dadanya yang sakit, serpihan ingatan samar saat mengenakan gaun pengantin juga datang silih berganti dengan tidak jelas, membuat kepalanya seperti ditusuk serpihan duri.Dia terus meraung kesakitan membuat orang yang menjaganya khawatir.Namun, saat melapor kepada kakek Li, mereka hanya mendapatkan cibiran kental."Biarkan saja."Kakek Li mengira Li Xiao Le menggunakan sedikit trik untuk mencoba melarikan diri.Kekek Li sudah tidak bisa mentolerir lagi, terlebih keluarga Zhang terus mendesak dan mempertanyakan status Li Xiao Le dengan Timmy.Kemunculan Li Xiao Le di layar kaca bersama Timmy saat menghadiri acara award, dan juga ketika Li Xiao Le mencium Timmy agar dibelikan jagung bakar itu juga tertangkap oleh kamera.Dan sekarang menjadi topik menggemaskan para fans di dunia maya.Terlebih saat aksi kejar-kejaran Li Xiao Le dengan Timmy kala meminta kaos di pelatara
Suasana ricuh tak bisa dielakkan sesampainya Timmy di Lianchen hotel.Wei Lian dan Wang Wei yang berjalan di depan segera menjejak dan memberi pukulan pada anak buah kakek Li yang mencoba menghalangi langkah Timmy untuk menemui istrinya.Timmy masih berjalan dengan tenang juga langkah yang lebar, ujung mantel abu-abu selutut yang ia kenakan bergerak melambai mengikuti irama langkah kakinya yang jenjang.Kilat matanya yang tajam fokus menatap ke depan, seakan tidak terpengaruh oleh baku hantam dua pengawalnya yang sedang membukakan jalan untuknya.Anak buah kakek Li kian berdatangan, Wei Lian dan Wang Wei semakin sibuk berbaku hantam di lobi hotel dengan begitu ricuh.Timmy pun juga sudah tidak bisa tinggal diam, kakinya segera menjejak setiap orang yang berusaha menghalangi.Tangan kokok yang ia miliki juga bergerak lincah menghantam wajah, punggung, dan apapun yang bisa dia hantam untuk memuluskan perjalanannya menemui sang istri demi mencegah pernikahan tidak masuk akal itu terjadi.
Senyum Timmy masih melengkung indah tatkala mengingat wajah cantik yang tersipu setelah kecupan lembutnya dini hari tadi.Jantungnya berdebar ….Sebahagia ini membuat Li Xiao Le senang.Terlebih saat Gendut menyerahkan hasil tes kesehatan Li Xiao Le.Meskipun sudah tahu bahwa Li Xiao Le hamil, tapi bukti otentik ini masih saja menimbulkan ekspresi histeria di wajah Timmy.Itu adalah senjata kuat untuk memenangkan hati kakek Li.'Aku akan segera menjemputmu Xiao Le.'"Cie... cie… ada yang berbunga-bunga nih, mau jadi ayah," ledek Gendut dengan ekspresi nyinyir.Timmy sangat bahagia hingga tak dapat menahan diri untuk menggila.Dipeluknya tubuh gempal gendut sembari tertawa lebar penuh suka cita."Ahahaha… astaga Bos, apa yang kamu lakukan? Nyonya Li bisa salah paham jika melihatmu seperti ini," pekik Gendut melihat tingkah majikannya yang seperti kejatuhan durian runtuh.Tapi bukannya melepas pelukannya Timmy justru mengguncang-guncang tubuh Gendut dengan gemas, hingga tubuh gempal it
Para penjaga mengira Li Xiao Le akan kabur. Membuat Li Xiao merengut sebal, dan mulai mengiba memelas."Kak Timmy, aku tidak bisa ke situ. Cepat ke sini!"Timmy tersenyum dan mendekat membawa paper bag di tangannya.Tanpa memperdulikan dua pengawal yang mengawasinya, Li Xiao Le memeluk Timmy dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang sangat ia rindukan.Timmy kembali tersenyum dan mencium puncak kepala Li Xiao Le. "Aku membawakan apa yang kamu minta.""Terima kasih, tapi biarkan aku seperti ini dulu, aku sangat merindukanmu.""Aku juga, bagaimana kabarmu dua hari ini? Apa masih mual-mual?""Hanya di pagi hari saja, selebihnya aku baik-baik saja.""Oh ya, aku juga membawakanmu vitamin sesuai dengan resep dokter Han, jangan lupa meminumnya secara teratur ya.""Aku sudah tidak sakit, kenapa harus minum obat?""Bukan obat, ini cuma vitamin, supaya kamu kuat dan tidak gampang pingsan seperti kemarin. Aku sangat khawatir jika kamu gampang sakit.""Iya, iya, aku akan meminumny
Dua hari Li Xiao Le sudah merasa sangat tenang, batang hidung Zhang Zui tak lagi tampak di kediaman keluarga Li. Tapi ada hal lain yang justru mengusik kedamaiannya. Ngidamnya mulai tak aturan. Pukul dua dini hari dia masih marah-marah menginginkan makanan tertentu, membuat para pelayan puyeng. Sementara di sisi lain Timmy baru saja selesai menghadiri acara, perasaannya sedikit terusik dan sangat ingin menghubungi Li Xiao Le. Namun, bukan hanya tidak mendapatkan sapaan sayang, Timmy justru menemukan suara yang melengking-lengking menusuk pendengaran. "Xiao Le, kamu ini kenapa? Pagi-pagi buta begini berteriak-teriak seperti itu, kenapa kamu belum tidur?" tanya Timmy sambil menjauhkan ponselnya dari daun telinga. "Tentu saja belum tidur, kalau sudah, mana mungkin aku bisa menjawab panggilanmu. Sudah aku bilang aku tidak mau ayam seperti itu!" "Xiao Le, kamu ini bicara apa?" Timmy semakin bingung dengan teriakan tidak jelas Li Xiao Le. "Eh, maaf, maaf, bukan kamu, tapi aku sedang
Kakek Li kembali ingin memukul Li Xiao Le, tapi saat itu Zhang Zui tertatih keluar dari toilet, perhatiannya terpecahkan kemudian menurunkan tongkatnya."Xiao Zhang, bagaimana keadaanmu?" tanya kakek Li pelan dengan suara sangat prihatin.Zhang Zui belum bisa menjawab lantaran napasnya tersengal, juga saking lemasnya akibat menguras seluruh isi perut selama satu jam lebih."Lihat, kelakuanmu pada calon suamimu, dia sampai lemas seperti itu." Kakek Li tidak berhenti merutuki Li Xiao Le.Li Xiao Le mengintip Zhang Zui yang duduk lemas tidak berdaya, lengkap dengan wajah pucatnya di atas sofa."Maaf," ucap Li Xiao Le pelan dari balik tubuh kakaknya."Apa begitu caramu meminta maaf pada calon suamimu?" bentak kakek Li."Aku takut dipukul Kakek kalau mendekat ke situ, dari tadi Kakek ingin memukulku 'kan!""Haish… kamu ini…." Kakek Li melayangkan tongkatnya ke udara lagi, kembali ingin memukul Li Xiao Le yang bersembunyi di belakang tubuh kakaknya."Jangan pukul dia, Kek!" Zhang Zui bersua
Masih tidak percaya gadis yang selalu ketus, dan mencoba menghindarinya tiba-tiba mengajaknya bermain dengan suara lembut.Zhang Zui menatap kotak yang dibuka Li Xiao Le saat ini.Itu adalah permainan catur china atau disebut juga dengan catur gajah.Zhang Zui meninggalkan keterkejutan, senyumnya mengembang indah dan segera duduk di dekat Li Xiao Le."Jika menang, apa hadiahnya?" tanya Zhang Zui sambil membantu Li Xiao Le memasang koin kayu pada papan catur.Belum sempat Li Xiao Le menjawab, dua pelayan tiba, mereka segera menyajikan dua cangkir teh dan juga kudapan berupa keripik jagung, manisan buah plum, dan juga semangkuk kecil permen berbentuk biji kacang transparan dan berwarna-warni.Dua pelayan itu lantas tidak segera pergi, mereka berdiri mematung tidak jauh dari Li Xiao Le, karena nantinya mereka harus kembali menuang teh hangat di cangkir Li Xiao Le dan Zhang Zui jika sudah kosong."Sudah aku bilang berkali-kali, kalian tidak perlu berdiri seperti manekin begitu, tidak perl
Lamunan Li Xiao Le buyar setelah bau yang sangat menyengat menyeruak masuk ke indra penciuman.Pelayan menyajikan semangkuk mie instan dengan rasa yang tidak dia suka."Siapa yang menyuruh kalian memasak mie luosifen?! Hoek!"Li Xiao Le berlari sambil membekap mulut menuju toilet.Tidak hamil saja dia sangat muak dengan mie instan dengan kuah kaldu siput dan babi yang sangat menyengat itu.Apalagi sekarang sedang hamil, serasa mau pingsan saja setelah mencium baunnya.Untung saja tadi dia sempat merampok pakaian Timmy. Aroma maskulin itu bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi rasa mualnya.Ia segera menjatuhkan diri di atas kasur sembari menutup wajahnya dengan t-shirt putih milik Timmy.Aromanya benar-benar sangat menenangkan seperti aroma terapi.Beberapa detik kemudian dia baru ingat kalau Timmy memasukan sesuatu di dalam tasnya.Li Xiao Le segera memeriksa.Matanya melebar dan terlihat sedikit kesal ketika ada kartu kredit di dalam sana."Apa karena aku terlihat sangat menyedih
Puluhan mata yang menyaksikan kekonyolan Timmy dan Li Xiao Le memunculkan ekspresi aneh yang berbeda-beda dari raut wajah mereka.Ada yang melongo dengan mulut ternganga.Ada yang melotot sampai tidak bisa berkedip.Ada yang gemes sambil meremas kedua tangan mereka.Ada juga yang mupeng sambil cekikak-cekikik tidak jelas dengan membekap mulut.Ada pula yang menutup matanya dengan telapak tangan tapi melirik dari sela jari.Juga ibu-ibu yang mesam-mesem sambil membekap kedua mata anaknya yang kebetulan saat itu sedang lewat.Image Timmy yang biasanya selalu tenang dingin saat di layar kaca, sirna sudah dengan kejadian ini.Sementara yang dilihat saat ini sudah mulai duduk sambil memegangi tubuhnya yang lumayan sakit karena membentur paving setelah tertindih tubuh istrinya.Dia sedikit gusar dengan tingkah Li Xiao Le yang mendadak menjadi aneh bin absurd.Sedangkan Li Xiao Le sama sekali tidak malu atau merasa bersalah, dia masih bersungut-sungut karena belum mendapatkan apa yang dia in