Share

2. Bercinta Denganmu

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2022-10-14 11:50:56

Sakhala mulai menanggalkan kain terakhir yang melekat pada tubuh Dayana. Tanpa sadar dia menelan ludah karena tubuh Dayana terlihat sangat mulus dan tanpa cacat.

'Sekali ini saja, biarkan aku mencobanya,' batin Sakhala sebelum mendekati Dayana.

Dayana yang sudah dikuasai oleh nafsu mengalungkan kedua tangannya ke leher Sakhala dan kembali melumat bibir lelaki asing itu.

"Jangan di situ," racau Dayana terdengar tidak jelas ketika tangan Sakhala menyentuh daerah paling sensitif di tubuhnya.

"Selain cantik, milikmu ternyata nikmat sekali, Nona. Kamu benar-benar sempurna," ucap Sakhala di tengah pergulatan panas mereka.

Semakin malam yang terdengar hanya erangan kenikmatan dari dua manusia yang sedang memadu kasih bersama. Decitan ranjang dan semilir angin malam tidak sedikit pun mengusik kegiatan mereka.

***

Dayana mengerjabkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah cantiknya. Kening gadis itu berkerut dalam mendapati lelaki asing yang berada tepat di sampingnya dengan bertelanjang dada.

Dayana mencoba mengingat-ingat kejadian yang dialaminya semalam, akan tetapi kepalanya terasa sangat berat. Dia pun memutuskan untuk merebahkan diri kembali di atas tempat tidur. Dayana benar-benar tidak bisa mengingat kejadian yang dialaminya semalam.

Namun, Dayana yakin sekali sudah bercinta dengan lelaki yang kini tidur satu ranjang dengannya karena tidak ada satu helai benang pun yang melekat di tubuhnya.

Dayana beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena kepalanya sudah tidak sesakit tadi. Namun, dia malah terjatuh karena kurang hati-hati saat berjalan, miliknya pun terasa perih dan sedikit ngilu.

"Aduh !" Dayana meringis kesakitan karena lututnya membentur lantai lumayan keras. Dia pun melirik lelaki yang bercinta dengannya semalam dengan perasaan was-was karena takut membangunkan. Namun, Sakhala ternyata masih tertidur lelap.

Dayana cepat-cepat berdiri lantas berjalan menuju kamar mandi mengabaikan miliknya yang terasa perih. Dia mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar lalu memandangi bayang dirinya di dalam cermin kamar mandi. Leher dan dadanya penuh dengan tanda merah. Hasil perbuatan Sakhala semalam.

Dayana tanpa sadar mencengkeram pinggiran wastafel dengan erat untuk menghalau sesak yang menghimpit di dalam dadanya. Dia seperti gadis jalang di luar sana yang rela menjajakan tubuhnya pada lelaki hidung belang karena sudah bercinta dengan lelaki asing. Namun, dia tidak mau ambil pusing karena hal ini bukan pertama kali baginya.

Dayana berjingkat karena pintu kamar mandi tiba-tiba diketuk dari luar oleh Sakhala.

"Apa kamu di dalam, Nona?" tanya Sakhala. Suaranya terdengar serak khas orang yang baru saja bangun tidur.

"Iya," jawab Dayana dari dalam.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kamu bisa keluar sekarang?"

"Tunggu sebentar!" Dayana meraih jubah mandi untuk menutupi tubuh polosnya sebelum membuka pintu.

Kedua mata gadis itu sontak membulat, seolah-olah ingin loncat keluar dari tempatnya karena Sakhala masih bertelanjang dada dan hanya memakai bokser untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Dayana akui Sakhala terlihat sangat seksi dan tampan.

"Kenapa kamu tidak memakai baju, Tuan? Apa kamu ingin menggodaku lagi?" Dayana memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembuyikan semburat merah yang menghiasi kedua pipinya.

"Maaf, aku tidak bisa memakai baju yang aku pakai semalam karena kotor, Nona," jelas Sakhala terdengar sedikit gugup. Namun, dia berusaha sekeras mungkin untuk tetap terlihat tenang di depan Dayana.

Mendengar jawaban Sakhala membuat Dayana yakin sekali kalau lelaki yang berdiri di hadapannya ini memiliki kepribadian yang sangat kaku.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu, Nona. Sebelumnya, aku minta maaf karena sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh seseorang yang belum menikah. Awalnya aku hanya ingin menolongmu dari lelaki aneh yang ingin melecehkanmu. Aku tidak pernah menyangka kalau kita akan berakhir di ranjang hotel ini bersama," ucap Sakhala sambil sesekali melirik Dayana yang berdiri tepat di hadapannya.

Sakhaka yakin sekali Dayana pasti akan marah, bahkan mungkin menamparnya karena dia sudah mengambil keuntungan saat gadis itu tidak sadar.

"Tidak apa-apa. Lupakan saja kejadian semalam. Jangan terlalu dipikirkan."

Sakhala terenyak mendengar ucapan Dayana barusan. "Bagaimana bisa aku tidak memikirkan kejadian semalam, Nona? Aku merasa sangat menyesal sudah melakukan hal tidak pantas padamu. Aku benar-benar minta maaf, Nona."

"Sudahlah, kalau aku bilang lupakan artinya lupakan saja. Lagi pula aku sudah sering bercinta dengan mantan kekasihku," ucap Dayana tanpa emosi. Tidak ada kesedihan dan penyesalan yang tergambar di raut wajahnya karena luka ini baginya sudah terlalu biasa.

"Ta-tapi, Nona ...."

Dayana menyela ucapan Sakhala. "Kamu tidak perlu merasa bersalah karena aku sudah diberi obat perangsang oleh lelaki berengsek yang entah datang dari mana dan kebetulan kamu datang lalu menolongku.”

Sakhala tersenyum kecut. “Kalau dipikir-pikir aku tidak benar-benar menolongmu karena aku seolah-olah menggantikan Alex yang ingin memperkosamu, Nona. Seharusnya aku bisa menahan diri agar tidak menyentuhmu."

Sakhala merasa sangat menyesal sudah berhubungan badan dengan Dayana, seharusnya dia bisa menahan diri agar tidak menyentuh gadis itu. Namun, dia benar-benar sudah dikuasai nafsu karena melihat tubuh seksi Dayana. Dia bahkan mengeluarkan cairannya di dalam rahim gadis itu.

Bagaimana kalau Dayana hamil?

"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?"

Sakhala menatap Dayana dengan alis terangkat sebelah.

"Lupakan kejadian semalam. Anggap saja kita tidak pernah melakukan apa pun. Okay?"

"Tidak bisa begitu, Nona. Bagaimana pun juga aku harus bertanggung jawab terhadap dirimu."

Dayana menggeram kesal karena Sakhala sangat keras kepala. Padahal dia tidak ingin membesar-besarkan masalah semalam, tapi Sakhala malah memperumit segalanya.

Menyebalkan!

Dayana berjalan melewati Sakhala begitu saja lantas memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. "Kamu sangat keras kepala, Tuan. Sudah berapa kali aku katakan. Lupakan kejadian semalam. Ku tidak perlu repot-repot bertanggung jawab karena aku bukan gadis baik!" Nada bicara Dayana naik satu oktaf karena kesabarannya mulai menipis. Lebih baik dia segera pulang sebelum kesabarannya habis dan melempar vas bunga yang ada di dekatnya ke kepala Sakhala.

"Baiklah kalau begitu. Asistenku sudah menunggu di luar, aku juga memintanya membawa baju ganti untukmu. Sekali lagi maafkan aku, Nona."

Dayana mengangguk. Sakhala langsung pulang setelah mendapat baju dari asistennya sementara Dayana kembali masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ada sebuah paper bag berukuran lumayan besar berisi pakaian wanita lengkap, sepotong roti isi dan susu rasa stroberi di atas tempat tidur. Kening Dayana berkerut dalam melihat sebuah kertas kecil berwarna putih yang dia temukan di dalam paper bag tersebut.

'Aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi semalam. Semoga kau selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, Nona. Semoga harimu menyenangkan!'

~Sakhala

Dayana tersenyum miring lantas memasukkan kertas tersebut kembali ke dalam paper bag sebelum pulang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   99. Keajaiban Cinta-End

    "Sakha, lihat ini." Dayana mengusap perutnya yang tampak semakin membesar. Sakhala sontak mengalihkan pandang dari layar laptopnya lalu menatap Dayana dan ikut mengusap perut istrinya itu dengan lembut."Halo, Jagoan Papa. Sehat-sehat ya, di dalam perut mama. Papa sudah tidak sabar ingin ketemu sama kamu," ucap Sakhala sambil tersenyum karena merasakan pergerakan dari calon buah hatinya yang masih berada di dalam perut Dayana."Apa kamu bisa merasakannya, Sakha?"Sakhala mengangguk. Kedua matanya tampak berbinar merasakan gerakan dari calon buah hatinya. "Dia pasti tidak sabar ingin bertemu sama mama papanya."Perasaan Dayana seketika menghangat melihat Sakhala yang sedang berbicara dengan calon buah hati mereka. Dia bisa melihat dengan jelas jika Sakhala sangat menyayangi buah hatinya."Sakha," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang?" "Dokter Tasqia kemarin bilang kalau aku mungkin akan melahirkan akhir bulan nanti. Tapi kenapa perutku sekarang sering merasa mulas?" tanya Dayana sambil

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   98. Suami Siaga

    Dayana menjalani masa kehamilannya dengan penuh kebahagiaan meskipun ini bukan kehamilannya yang pertama. Minggu ini usia kehamilannya tepat tujuh bulan. Dayana merasa napasnya menjadi lebih berat dan sesak dari pada biasanya karena janin yang ada di dalam perutnya semakin membesar.Sebagai seorang suami, Sakhala berusaha memberikan yang terbaik untuk Dayana. Seperti dua hari yang lalu, dia baru saja membelikan istrinya itu sebuah sofa santai khusus untuk ibu hamil yang harganya puluhan juta. Sakhala sengaja membelinya agar Dayana merasa nyaman. Selain itu dia tidak tega melihat Dayana yang terus mengeluh karena pinggangnya sakit dan pegal-pegal. Dayana menganggap Sakhala terlalu berlebihan. Namun dia sendiri tidak bisa menolak karena Sakhala membeli sofa itu tanpa sepengetahuan dirinya. Selain itu, dia juga tidak ingin berdebat dengan Sakhala karena itu hanya akan menguras energinya.Dayana duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah bahagia. Dia tersenyum saat mengingat pesta gender

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   97. Babymoon

    Keesokan harinya Dayana bangun dengan kondisi tubuh yang segar bugar karena dia semalam tidur dengan sangat nyenyak. Dia bahkan tidak terganggu dengan suara alarm yang dia pasang sebelum tidur.Dayana melirik jam digital yang ada di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Ternyata sekarang sudah jam tujuh pagi dan dia ingat kalau hari ini Sakhala ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk babymoon. "Sakha sudah bangun belum, ya?" gumam Dayana sambil beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati.Biasanya Sakhala selalu membantunya saat turun, tapi beberapa minggu ini dia harus melakukannya sendiri karena perutnya selalu merasa mual bila berada di dekat Sakhala. Mungkin saja ini bawaan bayi yang berada di dalam kandungannya.Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar. "Apa kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Sakhala sambil membuka sedikit pintu kamarnya untuk melihat Dayana. Tingkah lelaki itu benar-benar mirip seorang pencuri yang mengintai rumah korbannya."Aku sudah bangun

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   96. Ide Gila Sakhala

    Dayana terbangun dari tidurnya karena perutnya tiba-tiba terasa sangat mual. Dia pun langsung bangun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Sakhala yang mendengar Dayana muntah-muntah ikut terbangun dan segera menghampiri istrinya itu. "Kamu nggak papa, Sayang?" Sakhala mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir. Dayana tidak menjawab panggilan Sakhala dan terus muntah-mutah. Rasanya Sakhala ingin sekali menemani Dayana di dalam sana, akan tetapi dia tidak bisa masuk karena pintu kamar mandi dikunci Dayana dari dalam. "Sayang?!" Sakhala terus berdiri di depan pintu kamar mandi sambil terus memanggil Dayana. Dia akan mendobrak pintu kamar mandi tersebut jika Dayana tidak kunjung keluar. Namun, belum sempat dia melakukannya Dayana tiba-tiba membuka pintu kamar mandi tersebut dengan wajah yang terlihat sedikit pucat. Sakhala segera menghampiri Dayana lalu menuntun wanita itu agar duduk di atas tempat tidur. "Bagaiamana keadaanmu sekarang? Apa sudah

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   95. Kejutan Manis

    Dayana telah dipindahkan ke ruang rawat setelah menjalani proses pemindahan embrio di rahimnya. Wanita itu masih belum sadar karena efek bius. Sakhala tidak pernah beranjak dari sisi Dayana, dia duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Dayana sambil menggenggam jemari tangan wanita itu dengan erat. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dayana membuka mata. Dia mengerjapkan kedua matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos masuk ke dalam indra penglihatannya."Sayang?!" Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya membuka mata. Dia segera menekan tombol Nurse Call untuk memanggil perawat atau dokter agar memeriksa Dayana."Sakha ...," panggil Dayana pelan karena tubuhnya masih terasa lemas. Tiba-tiba saja pintu ruang rawatnya diketuk dari luar disusul dengan masuknya seorang perawat untuk memeriksa kondisinya"Bagaimana keadaan Ibu Dayana sekarang? Apa Anda masih merasa pusing?" tanya perawat tersebut."Tidak, Sus. Tapi saya masih merasa sedikit

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   94. Kabar Baik

    Waktu berjalan dengan begitu cepat, membawa semua hal berlalu bersamanya. Hari ini adalah hari yang penting bagi Sakhala dan Dayana. Sudah genap empat belas hari pasangan itu menunggu hasil dari program bayi tabung yang telah mereka jalani selama kurang lebih satu bulan. "Apa kamu cemas?" tanya Sakhala terdengar lembut. Genggaman tangannya pada Dayana tidak terlepas sedikit pun sejak mereka memasuki halaman rumah sakit."A-aku baik-baik saja."Sakhala menggeleng pelan karena wanita yang berjalan di sampingnya itu tidak pandai berbohong. "Kamu masih ingat ucapanku kemarin malam, kan? Apa pun hasilnya kita pasrahkan sama Tuhan. Yang terpenting kita sudah melakukan yang terbaik," ucap Sakhala berusaha menyalurkan energi positif pada Dayana. "Iya, aku tahu. Terima kasih karena kamu sudah ada di sampingku selama ini," balas Dayana pelan.Kedua pasangan itu pun akhirnya tiba di depan pintu ruangan bercat putih dengan sebuah papan nama bertuliskan Dokter Tasqia, SpOG.Sebelum menarik han

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status