"Kean, mama ke toilet dulu ya. Keanu mau ikut ke dalam?" tanya Kanaya. Ya, karena Athar meminta dipanggil Keanu. Maka Kanaya membiasakan lagi dengan memanggil Athar menjadi Kean. Bukankah sama ajah. Toh nama lengkapnya Athar Keanu Athar Malik Azhar. Tapi ya sudahlah. Pikir Kanaya. Sementara Keanu tengah memakan es krim kesukaannya. Kean disini ajah, Ma." Bocah itu masih asyik dengan makanan di tangannya. "Ya udah, tapi jangan kemana-mana ya! Mama mau ke toilet dulu," pinta Kanaya. "Oke, Ma. Tapi mama juga nggak boleh lama - lama! Kean takut diculik," kata Keanu tanpa menoleh ke arah Kanaya.Keduanya kini berada di Bandara. Kanaya hendak menuju rumah Kenzie. Sementara Kenize sendiri belum balik ke Indonsesia sebab masih ada urusan yang harus ia selesaikan di negara kakeknya.Keanu menunggu mamanya keluar dari toilet dengan ketidak sabaran. Dan saat dia melihat seorang wanita muda keluar dari toilet. Keanu mengira kalau wanita itu mamanya karena memakai baju dengan warna dan model sa
Kanaya benar - benar seperti orang sudah sakit jiwa. Sehari - harinya histeris memanggil Keanu. Kenzie sudah diberi kabar oleh bi Wati juga supir yang bekerja di rumah. Kenize segera melakukan penerbangan ke Indonesia. Dan kini telah berada bersama Kanaya."Nada, ini semua karena keras kepalanya kamu. Kakak sudah bilang, tunggu kakak, tunggu kakak. Tapi kamu gak mau gubris. Dan ini akibat kebodohan kamu sendiri," bentak Kenzie. Ia kesal akan sikap adiknya."Kakak nyalahin aku. Semua ini gara- gara kak Kenzie. Aku dulu kakak ajak pergi. Sementara suamiku mungkin mencariku. Dan berhenti panggail aku Nada! Aku Kanaya, bukan Nada. Mungkin adikmu bukan aku." Kanaya tak mau dirinya disalahkan. Karena memang menurut Kanaya, Kenzie lah yang salah. Dimana dulu Kenzie menjauhkan Kanaya dari Leon."Halah, otak kamu itu yang ada cuma si Leon dan Leon terus, Nada. Kau lupa, kau sendiri yang bilang, pria brengsek itu yang menodai kau. Kenapa sekarang malah seperti tergila - gila sama dia?" Kenize m
"Jadi anakku hilang, Kanaya? Ibu macam apa kamu, Naya? Kenapa tidak bisa menjaganya? Kenapa selama ini kamu tak pernah menghubungiku? Memberikan kabar apapun. Kamu tak menganggapku ada."Leon merasa terpukul setelah mendengar penuturan Kanaya. Wanita itu telah sadar dari pingsannya. Setelah Leon mengoleskan minyak kayu putih di hidungnya. Lalu Kanaya menceritakan apa yang dialaminya."Ma - maafin aku, Kak. Bukan maksud aku menganggap kak Leon nggak ada. Tapi ...""Tapi apa, Naya? Kau sengaja mau merahasiakan aku dari anakku? Atau memang kau melakukan bukan hanya denganku?" ucap Leon setengah menuduh. Matanya menatap benci Kanaya. PLAK! "Jaga mulutmu, Kak!" sentak Kanaya. Leon sungguh kejam menuduh sesukanya."Mama bilang apa sama kamu, Leon. Dia ini memang pembawa sial. Kita salah selama ini menyayangi, memanjakannya. Nyatanya dia selalu membawa musibah untuk keluarga kita." Rossa yang menerobos masuk ke dalam kamar Leon pun seolah memprovokasi putranya.Kanaya menggelengkan kepala
Tok tok tok"Masuk!" Perintah seorang pria dari dalam ruangan.KlekPintu pun terbuka dan nampaklah seorang gadis yang tak lain adalah Kanaya. Dia masuk ke ruangan sang atasan dengan membawa baki di tangan. Di atasnya secangkir kopi hitam yang mungkin pesanan pria itu."Pak, ini kopi pesanan Bapak!" ucap Kanaya."Hhmm ... kau letak saja di situ!" Kata Ferdian tanpa menoleh ke arah Kanaya.Ya, kini Kanaya sudah resmi bekerja di kantor Ferdian. Namun Kanaya menolak menjadi sekretaris sesuai tawaran Sherin. Kanaya memilih menjadi karyawan biasa saja. Sadar kemampuan belum begitu dalam untuk menjadi seorang sekretaris. Kanaya juga sudah dikasih tau sebelumnya oleh Sherin kalau Ferdian lelaki dingin dan sangat irit bicara. Tetapi bagi Kanaya tak mengapa. Menghadapi pria dingin seperti Ferdian sudah biasa bagi Kanaya. Karena sekian tahun hidup di tengah keluarga Arga di mana ia harus menghadapi sikap dingin atau bahkan galak seperti Leon.Wanita itu sudah tak perduli lagi akan masalah hid
"Kenapa kamu main di jalan?" tanya Leon. Leon membawa anak itu duduk di bangku tepi jalan. Rendy yang sudah diperintahkan mengambil kotak P3K dari dalam mobil pun telah kembali dan kini Leon tengah membantu mengobati serta membalut luka anak itu."Aku lagi cari uang, Om. Aku disuruh om - om di sana! Kalau aku gak mau, nanti aku dipukul," celoteh bocah itu membuat Rendy mau pun Leon sama - sama terhenyak mendengarnya."Brengsek," lirih Leon seraya mengepalkan tangan kekarnya.Rendy yang sejak tadi diam pun mendekati atasan-nya itu. "Apa ini termasuk peradangan anak - anak ya, Pak? Di mana anak - anak di bawah tekanan seseorang ikuti mengikuti perintah para dewasanya," bisik Rendy pelan. "Bisa jadi," balas Leon singkat. Ada rasa iba menelusup dalam rongga dada Leon.Kemudian Leon mendekati anak yang lupa dia tanya namanya siapa. Leon bermaksud menanyakan hal itu. Tetapi dari arah yang tak terduga. Tiga lelaki bertopeng datang dan langsung menghajar Rendy mau pun Leon. Bugh bughDua t
"Kean di sini ajah, Om. Ada banyak Teman - Teman.""Kamu nggak mau ikut ke rumah om saja, kean?" "Nggak mau, Om. Kean di sini ajah," tolak Keanu. Setelah Fardan meminum obat yang biasa dia bawa di mobilnya. Fardan pun sudah tak merasakan sakit yang menyerang seperti tadi. Keanu membantu Fardan meminum obat. Setelahnya, Fardan menemani Keanu makan. Dan, bocah itu tiba - tiba minta Fardan untuk menghantarkan ke panti asuhan. Keanu tak mau lagi hidup di jalanan apa lagi kalau harus minta - minta seperti kemaren. Dengan terpaksa, Fardan mengabulan. Padahal Fardan berniat mengajaknya pulang ke rumah dan bersedia mengadopsi. Tetapi Keanu tetap kekeh meminta ditaruh di panti saja."Saya minta tolong nitip dia ya, Bu. Biar segala kebutuhan dia akan menjadi tanggung jawab saya." Kata Fardan kepada ibu panti."Baik, Pak. Kalau memang Keanu menjadi tanggung jawab bapak. Saya tidak akan mengizinkan siapa pun yang akan mengadopsinya," balas Bu panti yang menyambut baik kedatangan Fardan dan men
"Kita akan kerja sama dengan perusahaan milik Ferdian, Ren. Dia tadi menawarkan itu." Kata Leon yang baru saja bertemu Fedian."Apa pak Leon yakin?" tanya Rendy ragu. Masalahnya, sudah beberapa perusahan mengajak kerja sama dengan Leon. Awalnya oke, tetapi tiba - tiba saja Leon membatalkan tanpa sebab. Semenjak kepergian Kanaya, memang berdampak buruk pada keluarga Arga khususnya Leon.Emosi Leon yang terkadang meledak - ledak membuat sebagian orang menjauh dengan sendirinya. Kini Leon baru saja mengadakan pertemuan dengan Ferdian dan mengajak kerja sama. Leon dan Ferdian sebetulnya belumlah terlalu lama mengenal. Tetapi Arga tau siapa ayah Ferdian. "Yaa ... kita lihat saja, Ren." Jawab Leon malas. Keduanya kini masih berada di kafe Anggrek. Sementara Ferdian telah lebih dulu keluar. Di luar, Ferdian sudah disambut seorang wanita cantik. Sayang, Leon tak tau jika tadi kedatangan Ferdian bersama seorang wanita yang hanya berdiam di dalam mobil saja. Sebab, Ferdian tak mengizinkan g
"Fardan, lo tadi ke panti asuhan Mutiara Bunda ya?" selidik Leon ketika sudah berada di rumah."Kata siapa? Mana ada gue ke sana? Mau ngapain juga?" elak Fardan acuh.Rendy memang sempat melihat sebuah mobil yang diyakini milik Fardan memasuki pelataran panti saat Rendy dan Leon keluar dari sana. Namun karena Leon mengajak buru - buru pergi. Rendy tak jadi menyelidiki. Lalu setelah keduanya di kantor. Barulah Rendy menceritakan kalau dia tadi melihat mobil milik Fardan datang ke panti."Ya kali ajah lo mau menyantuni mereka. Lo kan suka anak kecil," jawab Leon sesuai kebenaran. Memang Fardan penyayang dengan anak - anak kecil. Berbeda dengan dirinya yang paling tidak suka diganggu anak kecil. Leon tak mau ribet urusan anak kecil. Tetapi untuk anak sendiri, Leon tentu saja akan senang hati meluangkan waktu. Oleh sebab itu kini dia mati - matian mencari jejak anaknya yang menurut keterangan Kanaya hilang."Ck, lo salah lihat kali. Udah sana keluar! Ngapain lo lama - lama di kamar gue?