Share

Kenapa Harus Seperti Ini?

“Mas Bi, lihatlah!” 

Seharusnya yang didapatkan Bian ketika pulang adalah ketenangan bukan aduan dari Brian. 

Ia dengan malas melonggarkan dasinya dan mengambil tablet yang disodorkan Brian. Entah apa yang ada di dalam layar tersebut sehingga Brian langsung mencegah begitu sampai. 

“Bri, tidakkah bisa nanti saja? Aku ingin beristirahat dulu?” Bian memejamkan matanya. Sungguh ia benar-benar lelah. Seharian di kantor ia terus memikirkan pernikahan dan desakan. 

Bila boleh kepalanya akan berteriak lelah dan butuh istirahat. 

“Terserah.” Brian mengambil kembali tabletnya. Ia melenggang menaiki tangga. 

Baru tiga anak tangga, ia menoleh ke belakang, “Selamat atas pernikahan kedua mu, Mas.”

Bian yang samar-samar mendengar hal itu langsung membuka matanya. Ia melototi Brian dengan garang, “Apa maksudmu, Bri?” 

Brian mengangkat bahunya dengan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status