Share

Bab 60

Usai berbicara dengan Pak Ramdan, aku kembali ke dalam kamar. Rupanya dia hanya hendak memberiku wejangan. Panjang kali lebar. Huft.

Aku tahu, semua yang dia sampaikan adalah benar. Namun, dia hanya memandang semua itu dari konsep logika. Dia tak merabanya dari sudut hati yang terluka. Apalagi, dia adalah seorang laki-laki. Bukankah kata orang-orang, laki-laki cenderung memakai akal dan mengesampingkan perasaan? Jadi dia hanya memandang dan menilai dari kaca mata pemikiran, pantas dan tidak, dosa dan tidak. Dia sama sekali tak akan paham pada apa yang aku rasakan.

Memaafkan dia yang sudah membuang dan menyia-nyiakan itu sulit. Apalagi menghapus lukanya?

Mulai hari itu, hubunganku dengan Pak Ramdan merenggang. Aku pun tak mau sering terlibat apapun dengannya, selain urusan laundry dan tempat indekosku.

Sebetulnya pemilik indekos ini Bu Hasanah, hanya saja beliau terlalu sibuk dengan urusan keluar. Hampir setiap hari aku melihatnya keluar. Jadi yang mengurusi semuanya adalah Pak Ramda
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status