Share

BAB. 7 Semakin Gugup

last update Last Updated: 2023-12-14 11:21:10

"Nona-nona cantik? Tapi mata Lo, hanya mengarah kepada Kasih. Dasar gombal!" ketus, Vini.

"Ha-ha-ha." Robin tertawa renyah.

"Kasih memang lebih anggun dari Lo, Vin. Lo sih terkesan tomboy banget! Anggun dikit kek, kayak Kasih." celutuk Robin, lagi.

"Dih ... siapa Elo ngatur-ngatur, gue?" tutur Vini, tak suka dengan omongan rekannya, Robin.

Vini, sahabat Kasih. Tak kalah menariknya, memiliki rambut panjang yang tergerai lurus dan wajah oriental yang memukau. Namun itu dulu. Sejak Vini putus cinta dan merasakan pahitnya patah hati. Dia pun merubah penampilannya, dab menjadi terkesan lebih tomboy saat ini. 

Sepertinya, Vini tidak mau mengenal pria lagi. Dia trauma dengan kisah cintanya yang kandas karena perselingkuhan. Untuk itu dia menutup diri untuk tidak mengenal cinta lagi.

Ketiga dokter tersebut saat ini sedang sarapan di kafetaria yang ada di dekat lobi rumah sakit.

Dari tadi, Robin mencuri-curi pandang melihat ke arah Kasih. Sepertinya dia sangat terpesona dengannya. Selain memiliki paras yang cantik. Kasih juga berkepribadian baik dan ramah kepada siapa pun. Sehingga banyak pasien-pasien di rumah sakit itu, yang menyukai dirinya.

"Kamu pulang jam berapa hari ini, Kas?" tanya Robin, tiba-tiba di sela-sela sarapannya, pagi ini.

"Hhmm, sepertinya agak pulang lebih cepat. Setelah visite, saya akan ke ruangan Oma Meri."

"Terus kamu ngapain lagi, Kas?" Robin tetap ingin tahu, kegiatan kasih selanjutnya.

"Hei! Lo ngapain nanya-nanya apa yang hendak Kasih lakukan? Mau sensus penduduk, Lo?" tukas Vini, setengah mengejek kepada Robin.

"Apaan sih, Lo. Reseh banget! Gue bertanya kepada Kasih, bukan ke Lo!" Robin tak kalah sengit, menjawab perkataan Vini yang menohok.

"Waduh, apa-apaan sih kalian? Sudah-sudah jangan pada berdebat gitu. Di kafetaria ini juga ada keluarga pasien. Kalian nggak malu ketahuan berdebat." Kasih mencoba menasihati, kedua temannya itu.

"Robin tuh yang mulai duluan, Kas!"

"Enak, aja! Lo yang terus cari gara-gara ke gue!" Vini, tak mau kalah.

Karena semakin pusing mendengar keduanya bertengkar tiada akhir. Kasih pun dengan sengaja meninggalkan keduanya di kafetaria itu.

Vini yang menyadari Kasih yang beranjak pergi, segera berkata,

"Kasih, tungguin gue! Mau ke mana sih Lo, kok buru-buru gitu?" tukas Vini, lalu bersiap-siap turut ikut meninggalkan tempat itu.

"Sudah waktunya visite kepada pasien, guys!" Kasih sengaja menghindar dari Robin yang terus saja bertanya-tanya hal yang bersifat pribadi dengannya.

"Kas ... tungguin gue! Kita bareng visitenya!" tukas Vini, menyeimbangkan langkah Kasih yang semakin cepat.

Tersisa Robin sendiri di kafetaria itu.

"Kasih, kenapa kamu selalu menghindariku? Apakah sudah tidak ada lagi kesempatan untukku mendekatimu?" lirihnya, dalam hati.

Robin telah lama menyukai Kasih. Sejak mereka masih berasa di bangku kuliah. Perasaan itu mulai timbul dalam hatinya. Namun sayangnya. Kasih tidak pernah memberinya kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya, yang sebenarnya.

Kasih terkesan menghindar disaat Robin akan memulai pembicaraan tentang hal-hal yang bersifat pribadi.

Padahal yang Robin tahu. Kasih tidak pernah dekat dengan pria mana pun dari dulu. Alhasil sikap Kasih itu membuatnya bingung sendiri. Akan tetapi, rasa cinta Robin masih tetap saja. Malah Semakin menggebu-gebu terhadap gadis itu.

Setelah selesai visite. Kasih pun berpisah dengan rombongan tenaga kesehatan lainnya. Dia lalu berjalan menuju ruangan VVIP tempat di mana Oma Meri dirawat.

Kasih mengetuk pintu dari luar, terdengar kata "masuk" dari dalam.

Kasih pun segera masuk ke dalam ruangan mewah itu.

Ternyata di ruangan itu telah ada dokter Roland dan beberapa perawat yang sedang memeriksa tekanan darah Oma Meri.

"Selamat pagi ... Oma. Pagi, dok." Kasih tak lupa, menyapa keduanya.

"Pagi, Kasih." jawab, dokter Roland.

"Cucu mantuku .... kamu sudah datang, Sayang?"

sahut Oma Meri, senang saat melihat dokter Kasih datang menemuinya saat ini.

"Dokter Kasih, selanjutnya. Perawatan Oma Meri, saya serahkan kepada Anda." tutur, Dokter Roland.

"Siap, dok." Jawab, Kasih.

"Dokter Roland, jangan lupa. Mulai Minggu depan dokter Kasih, Izin tidak bekerja di rumah sakit." Sang oma pemilik rumah sakit itu, memohon izin kepada dokter Roland selaku kepala rumah sakit.

"Tidak masalah, Oma. Akhir Minggu saya akan mengeluarkan surat cuti kepada dokter Kasih." ucap sang dokter, kepada Oma Meri.

"Terima kasih, Pak dokter." ucap Oma Meri. Sang dokter terlihat menganggukkan kepalanya.

 Lalu dokter Roland dan beberapa perawat lainnya, mulai keluar dari ruangan itu.

Sepeninggal para tim dokter. Kasih lalu mempersiapkan sarapan untuk Oma Meri. Dia pun mulai menyuapi sang oma dengan telaten.

"Oma harus banyak makan, ya? Biar Oma lekas sembuh dan dapat menjalankan aktifitas sehari-hari lagi." ucap Kasih, lemah lembut.

"Pasti dong, Oma akan semakin sehat. Apalagi ada kamu yang selalu ada untuk Oma. Hal itu akan semakin membuat Oma menjadi semangat untuk sembuh." tutur sang Oma, senang.

Pagi ini, Oma Meri menghabiskan semua sarapannya. Bahkan disaat waktu pemberian obat pun, Kasih tidak mengalami kesulitan apa pun seperti hari-hari sebelumnya.

Oma Meri menjadi benar-benar menjadi penurut saat ini. 

Kasih benar-benar sangat bersyukur akan hal itu.

"Kasih ...." 

"I ... iya, ada apa Oma memanggilku? Apakah Oma membutuhkan sesuatu?" tanya Kasih, yang hendak siap-siap keluar dari ruang rawatan Oma Meri. Agar beliau dapat istirahat sejenak.

Namun satu ucapan dari Oma Meri, menghentikan langkah Kasih.

Dia pun kembali berjalan menuju ke ranjang di mana sang Oma sedang berbaring.

Oma Meri dengan segera mengulurkan tangannya kepada Kasih, yang segara disambut olehnya. Sembari berkata,

"Kamu temani Oma sebentar di sini."

"Ba ... baiklah, Oma."

"Terima kasih ya, Kasih kamu mau menerima perjodohanmu dan Faith.".

"Iya, Oma." jawabnya, singkat.

"Oma sudah tidak sabar menyaksikan kalian naik ke atas pelaminan." Binar-binar kebahagian mulai terpancar di mata Oma Meri.

Kasih hanya bisa tersenyum dan mencoba menghindari kegalauannya dengan menggenggam tangan Oma Meri dengan erat.

"Mungkin Minggu depan Faith akan kembali ke Jakarta. Setelah semuanya beres kalian menikahlah secepatnya. Oma sudah tidak sabar menggendong cicit dari kalian berdua." tukas sang Oma, lagi.

"Deg-deg-deg!" Bunyi detak jantung Kasih mulai berpacu lebih cepat dari sebelumnya mendengar ucapan Oma Meri.

Minggu depan yang dimaksud Oma Meri adalah tinggal beberapa hari lagi.

Hal tersebut sontak membuat Kasih semakin gundah gulana. Hatinya mulai ketar-ketir menahan gejolak kegelisahan dari dalam jiwanya.

Kasih sudah membayangkan kegugupannya jika Faith kembali ke Indonesia. Apalagi dia telah lama memendam perasaan suka kepada pria itu.

"Duh ... kenapa jantungku berdetak sangat kencang. Serasa mau copot saja. Apa yang harus ku lakukan jika Tuan Muda Faith pulang dari luar negeri?"

Visite merupakan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 50 Happy Ending

    Selama dua hari lamanya, pasangan suami istri itu hanya menghabiskan waktu mereka di dalam kamar sambil melakukan ritual suci tentunya, olah raga ranjang yang telah menjadi favorit Faith sejak menikah dengan Kasih. Namun di hari berikutnya, Faith pun mengajak istrinya ke Playa d'en Bossa.Bagi pecinta pantai, Playa d'en Bossa adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Dengan panjang lebih dari dua kilometer, pantai indah ini menawarkan air jernih, pasir putih halus, dan beragam klub pantai dan bar. Di sini, para pengunjung dapat bersantai, menikmati berbagai olah raga air, atau menari sepanjang hari dengan musik dari DJ terkenal di klub-klub terkenal seperti Ushuaïa dan Hi Ibiza. "Mas, keren banget tempat ini!" puji Kasih."Kapan-kapan kita balik ke sini, ya? bersama anak-anak kita kelak," ucap Faith kepada istrinya."Benarkah, Mas?" Faith mengangguk pasti."Iya, Sayang! Seluruh hidupku dan semua fasilitas dan penghasilan yang aku miliki tentu saja hanya untuk menyenangkan mu dan anak

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 49 Masih Berlanjut Juga

    Mendengar perkataan Kasih, tanpa pikir panjang lagi, Faith mulai membalas ciuman istrinya dan melakukan beberapa penyerangan.Sambil dia juga tetap fokus mendorong kembali alat tempur miliknya ke dalam gua sempit milik Kasih."Sempit ... sungguh sangat sempit di dalam sana." ucapnya dalam hati.Faith terus mendorong masuk alat tempurnya itu. Sambil menatap istrinya yang berusaha menahan sakit..Hingga disatu ketika, "Krek ...." Seperti ada suara sobekan yang berasal dari dalam inti tubuh istrinya.Bersamaan dengan itu, Kasih menjerit kesakitan,"Ahhh .... Sakit!" Tangisannya tiba-tiba pecah. Faith segera memeluk istrinya. Lalu membisikkan sesuatu di telinga istrinya."Terima kasih, Sayang. Kita berhasil. Mulai saat ini kamu hanyalah milikku, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya denganmu dan kehidupan keluarga kecil kita, bersama anak-anak kita nanti." ucapnya sambil tersenyum bangga.Faith pun penasaran apa yang telah terjadi di bawah sana. Dia pun segera mencabut alat temput mi

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 48 Show Time

    "Sayang, aku sudah selesai mandinya," ucap Faith kepada istrinya. Sesaat setelah dia baru saja ke luar dari dalam kamar mandi.Faith berharap sang istri tidak lupa dengan janjinya malam ini. Jika mereka akan menghabiskan malam bersama sampai pagi menjelang."Iya, Mas. Aku mandi dulu, ya?" serunya sambil membawa paper bag berisikan gaun mini yang super seksi untuk menggoda suaminya.Kasih pun segera menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhnya dan memulai ritual mandinya di malam ini. Untuk lebih merilekskan tubuhnya, Kasih pun memutuskan untuk berendam sebentar di dalam bathtub.Sementara di dalam kamar, Faith mulai gelisah karena istrinya sedikit lama berada di dalam kamar mandi. Entah kenapa, alat tempur miliknya sudah tegak berdiri saja, dari tadi.Faith mulai sedikit merasa kesal karena sang istri tidak kunjung ke luar dari dalam kamar mandi. Sementara senjata pamungkasnya sudah sangat siap untuk menuju ke medan pertempuran."Kasih kok lama banget ke luarnya, ya?" tanyany

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 47 Edisi Jalan-jalan

    Hari semakin siang. Keduanya lalu ke Port de Sant Antoni de Portmany, yang memiliki berbagai toko yang berjajar di sepanjang pantai. Daerah di sekitar pelabuhan ini adalah tempat yang bagus untuk melihat-lihat pakaian, aksesoris, suvenir, dan barang antik bergaya lokal. Berjalan menyusuri kawasan pejalan kaki tepi laut Passeig de ses Fonts, untuk menemukan berbagai macam kerajinan tangan dan barang baru, serta pakaian pesta.Seperti saat ini, Kasih kembali memborong banyak souvenir untuk oleh-olehnya. Faith sampai menyewa satu taxi lagi khusus tempat untuk semua hasil belanjaan Kasih."Sayang, apakah masih ada lagi yang ketinggalan? Setelah ini kita lunch dulu, Honey." ucapnya kepada istrinya."Sudah semua kok, Mas. Yuk kita makan siang dulu," sahut Kasih. Faith pun mengajak istrinya makan siang ke sebuah restoran mewah di pusat kota itu.Menu makan siang mereka adalah Paella yang merupakan hidangan nasi berbahan dasar makanan laut. Hidangan tambahan untuk makan siang lainnya yait

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 46 Welcome To Ibiza

    Sinar matahari pagi di musim panas menyambut kedatangan Faith dan Kasih di Kota Ibiza. Jet pribadi milik Faith baru saja mendarat di Bandar Udara Ibiza.Ibiza merupakan sebuah kota di Pulau Ibiza, salah satu pulau di Kepulauan Balearik yang terletak di Laut Mediterania. Pulau ini berada di bawah teritori Negara Spanyol.Dengan luas lima ratus tujuh puluh satu kilometer persegi, Pulau Ibiza menawarkan berbagai pantai indah yang cocok untuk dikunjungi saat liburan atau pun berbulan madu seperti Kasih dan Faith saat ini."Welcome to Ibiza, Honey!" seru Faith kepada istrinya, sesaat setelah mereka menginjakkan kaki di depan hotel megah yang akan mereka tempati selama hampir dua minggu ke depan."Wah ... Mas Faith, tempat ini sunguh indah!" ucap Kasih memuji pulau yang sangat memukau mata memandang. "Iya, dong! Kita akan berada di tempat ini selama dua minggu ke depan, Honey! So ... persiapkan dirimu dengan baik!" Seringai licik mulai muncul di sudut bibir."Ih ... Mas Faith! Apaan, sih?

  • KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA    BAB. 45 Kasih Gugup

    Vini, sahabat Kasih juga ikut mengucapkan selamat kepadanya. "Kas ... selamat, ya! Langgeng terus dan tetap happy!" doa Vini untuk sahabatnya."Thanks ya, Vin."Lalu gadis itu berbisik di telinga Kasih,"Kas ... gue tunggu cerita Lo tentang first night kalian! Hi-hi-hi!" Seketika wajah Kasih menjadi pucat mendengar ucapan Vini. Malam pertama sungguh sesuatu yang sangat dirinya takuti. Apalagi Kasih adalah seorang dokter. Pasti sangat mengetahui tentang itu.Tak lupa juga Lovlyta, sang adik ipar ikut memberi selamat untuk Faith dan Kasih. "Kak Faith, congrat! Kasih! Finally kita akhirnya bersaudara!" ujarnya sambil memeluk mempelai wanita, sahabatnya dari kecil. Semua orang berbahagia hari itu. Sampai acara selesai pada malam harinya, kedua mempelai masih terlihat berbinar-binar wajahnya. Tamu dan para undangan mulai berpamitan, acara pun selesai digelar. Semua berjalan dengan sempurna. Tanpa gangguan sedikit pun. Dengan dibantu oleh Vini dan Lovlyta, Kasih pun dituntun untuk mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status