Share

Kita Perlu Bicara

Hanin duduk di bangku depan ruang sidang. Tangannya mengelus lembut perutnya yang membuncit. Hari ini tepat tiga puluh lima minggu usia kehamilannya.

Sidang mediasi berjalan lancar. Kedua pihak dianggap sepakat untuk bercerai. Hanin memang lebih banyak diam saat di dalam, sementara Dimas menjelaskan alasan-alasan gugatan diajukan.

"Kak." Saldi menyapa Hanin.

"Sal." Lemah suara Hanin terdengar.

"Ini, minum dulu." Adik laki-laki Hanin menyerahkan sebotol air mineral. Dia sengaja izin sekolah hari ini untuk mendamaikan kakaknya di pengadilan. Mbok Ti tidak bisa ikut karena harus menjaga warung makan kecil-kecilan miliknya.

Saldi ikut duduk di samping Hanin. Anak laki-laki berusia lima belas tahun itu mengedarkan pandangan. Matanya menyipit saat menangkap sosok Dimas, kakak iparnya seperti berjalan ke arah mereka.

"Sal." Hanin memegang bahu Saldi.

"Eh, iya, Kak?" Saldi menoleh ke arah Hanin, khawatir kakaknya itu butuh sesuatu.

"Kau sudah kelas tiga SMP, sebentar lagi ujian. Tidak baik se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener itu Saldi klo mau ngomong d depan Saldi tuk saksi klo Dimas mo ngomong sama Hanin .karena klo Hanin sendiri dia berdua nanti Hanin d teken g ada yg tau ..
goodnovel comment avatar
Helmy Abdullah
dinas dan sita mahkluk terkutuk jahanam semoga karma kalian di percepat.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status