Tiba-tiba saja suasana yang tadi mencekam bahkan tegang kini menjadi canggung, Yudhistira juga Puspa memilih diam setelah semua keluh kesah ia ungkapkan, bukannya menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan, Boy lebih banyak diam, hal itu semakin membuat mereka kesal bukan main. "Berhubung semuanya sudah kondusif lagi, maka saya akan menjelaskan semuanya dari awal, saya mohon jangan ada yang menyela atau menghardik di tengah penjelasan," pinta Boy namun tak menjawab sahutan dari siapapun. "Oma.. Apa yang oma tanyakan tadi itu semua benar, saya juga Maya melakukan pernikahan kontrak selama satu tahun karena sebuah keuntungan masing-masing, Boy mendapat warisan yang sudah dijanjikan begitu juga dengan Maya yang bisa membuat keluarganya hidup lebih baik dari sebelumnya bahkan melunasi semua hutang keluarganya, apakah kedua orang tua Maya tau ini? Tentu tidak, Maya beralasan jika ia bisa menebus hutang pada lintah darat karena nantinya gaji setiap bulan di
Ayahnya pulang dengan wajah kusut bahkan tak ada kata-kata apapun yang terucap setelah kepulangannya dari rumah Maya. Hal buruk pasti sudah terjadi dan kini Adit bisa merasakannya. "Pak.. Apa yang sudah terjadi?" tanya Adit. "Maafkan bapak yang nantinya membuatmu kecewa bahkan patah hati, Maya, wanita yang kamu dambakan menjadi istri kini hanya tinggal angan-angan saja, Maya menolak lamaran kita dan kini Maya memilih majikannya untuk dijadikan suami, maafkan bapak," jawab Eko sangat sedih. "Apa?? Jadi benar dugaan Adit jika antara Maya dengan majikannya ada hubungan khusus, kenapa waktu itu ketika Adit tanya keduanya membantahnya?" jawab Adit kaget. "Kamu sudah tau semua ini?" tanya Eko. "Kalau tau mereka saling memliki rasa ya baru ini pak, bapak sendiri yang mengatakannya, selama ini Adit hanya menduga saja jika keduanya bukan hanya sekedar majikan dengan bawahan," ucap Adit terlihat sedih. "Bapak juga baru tau ini,
Perihal urusan dengan keluarga Adit kini telah selesai sudah ya meskipun ke depannya mereka tidak akan akrab seperti sebelumnya, begitu juga dengan orang tua Adit, setiap bertemu dengan orang tua Maya terpampang jelas raut kecewa juga benci, namun apa boleh dibuat? Tak ada manusia yang bisa melawan takdir. Rencana pernikahan yang sudah disepakati kini tiba pada hari H nya. Kedua mempelai terlihat sangat serasi bahkan suasana pernikahan kali ini jauh lebih hidup dibandingkan pernikahan sebelumnya, mereka sepakat hanya mengundang kerabat terdekat saja agar nuansa intim acara berasa. Toh Maya sudah pernah merasakan pernikahan yang megah dan mewah meskipun waktu itu hanya diatas kertas alias kontrak. Ijab qabul pun akan segera dimulai, Boy sudah lebih dulu berada dimeja bersama penghulu, saksi dan juga wali nikah. Kenapa Maya tak juga ikut duduk di samping?? Tidak.. Maya akan keluar ketika kata sah sudah terucap dan pernikahan diangap sah. Itu sudah menjadi tradisi keluarga dari Maya, ke
KAWIN KONTRAK SANG PEWARIS TUNGGALMaya Syaqilla.. Gadis kampung yang sangat ramah, humble, suka menolong sesama dan baik hati kini sudah mulai beranjak dewasa. Karena kehidupan di kampung yang serba kekurangan membuatnya nekat ke ibukota untuk mengubah nasib, Maya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan semua adik-adiknya masih sekolah. Maya tidak mau terus menerus menjadi beban kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani di lahan orang dengan upah yang tidak seberapa, bisa untuk makan saja mereka bersyukur, maka dari itu tekad Maya sudah sangat kuat dan juga bulat untuk mengubah nasib keluarganya agar lebih baik, kalau bukan dirinya maka siapa lagi? Adik-adiknya masih sangat kecil jika harus diterpa betapa kejamnya dunia. Selesai makan siang, Maya bergegas mencuci piring dan kembali duduk di tanah yang beralaskan tikar kumuh. "Mak.. Pak.. Ada yang mau Maya sampaikan," ucap Maya terlihat serius dan kedua orang tuanya kini fokus dengannya. "Apa yang ingin kamu bicarakan n
Di pusat kota yang penuh hiruk pikuk dunia ada salah satu pria yang sangat membatasi dirinya dengan wanita, dia adalah Boy Yudhistira. Pria yang memiliki fisik sangat sempurna dan banyak kaum hawa yang sangat mendambakan dirinya, tak hayal dimana pun dia berada selalu menjadi pusat perhatian.. Apapun yang dikenakan oleh Boy meskipun hanya kaos oblong polos dengan celana jeans panjang, sudah membuat aura ketampanannya terpancar. Apalagi nama dia menjadi salah satu pebisnis muda yang sukses dan masuk top 20 via majalah Forbes, tak hayal para wanita rela merendahkan harga dirinya demi bisa menjadi kekasih Boy. Sayang sekali mau bagaimana pun mereka menggoda boy tak pernah sekali pun dia goyah hingga banyak wanita yang mengeluh jika boy seorang gay, impoten dan berita buruk lainnya namun tetap saja boy tak ambil pusing berita murahan seperti itu, malah dia menjadi terbantu dengan adanya desas desus itu jadinya para wanita berpikir berulang kali untuk mendekatinya. Aslinya boy sama saja
Besok Maya akan berangkat ke ibukota untuk bekerja dan juga mengubah nasib keluarganya, Maya berharap penuh pada pekerjaan ini. Setelah selesai berkemas kini Maya menemui kedua orang tuanya untuk meminta izin, awalnya sang ayah menolak karena baginya Maya masih terlalu muda untuk merasakan bagaimana kejamnya hidup di ibukota namun berkat kegigihan Maya melunakkan hati orang tuanya akhirnya kedua orang tua Maya setuju jika anaknya bekerja di kota dengan syarat selalu memberi kabar dan memberitahu alamat tempatnya bekerja. Keesokan paginya Handoko sudah bersiap menjemput Maya.. Rasa sedih menyelimuti hati Tejo dan Tinah ketika melepas sang anak untuk bekerja di kota orang, namun dengan berat hati mereka harus ikhlas demi kelancaran urusan Maya di kota sana. ****Sore hari Maya sudah tiba di kediaman sang majikannya, ia dibuat takjub dengan rumah mewah, megah dan luasnya melebihi lapangan sepak bola. Maya bengong di depan halaman rumah sang majikan hingga membuat Handoko geram. "Maya.
Kesokan harinya Maya menemui sang majikan yang sedang berenang, mata Maya serasa ternodai ketika melihat tubuh majikannya yang sangat atletis dan Maya menyebutnya dengan roti sobek. "Astaga mataku ternoda dengan pemandangan indah ini, apa ini roti sobek yang sesungguhnya?" batin Maya tak berkedip. Merasa diperhatikan segitunya membuat Boy risih lalu memanggil Maya cukup keras. "Maya.. Apa yang kamu lihat?" tanya Boy setengah berteriak dan Maya kaget. "Eh..i..itu pak.. Kolam.. Iya kolam renangnya besar sekali seperti sungai di kampungku," ucap Maya terbata. "Haha mana ada sungai ukuran segini, katakan ada keperluan apa kamu menemui saya," ucap Boy to the poin. "Hmm bapak gak mau memakai baju dulu?" tanya Maya dan Boy hanya melotot. "Baik pak saya akan mengatakan.. Bolehkah.. Bo..bolehkah saya meminjam uang pak?" tanya Maya hati-hati. "Untuk apa? Kamu belum mulai bekerja dan disini pun belum ada satu bulan," tanya Boy. "Ada keperluan mendadak di kampung pak memang saya belum ada
Mendengar Boy akan datang ke rumah untuk memperkenalkan calon istrinya membuat kedua orang tua Boy menjadi penasaran.. Lama mereka tidak mendengar kedekatan sang putra dengan perempuan lain kenapa hari ini tiba-tiba anaknya ingin memperkenalkan dan langsung menjadikannya calon istri. "Kenapa Boy datangnya lama sekali ya pak?" tanya Margareth gelisah. "Tunggu saja nanti juga datang," jawab Bowo sembari bermain ponsel. Di satu sisi Boy memberitahu kepada Maya perihal apa saja yang nantinya harus di lakukan. "Mau.. Hari ini saya mau mengajakmu bertemu dengan kedua orang tuaku, maka dari itu saya mau kamu nantinya bekerja sama dengan baik ya.. Kamu boleh menjawab dengan jujur bagaimana latar belakangmu namun satu hal yang harus kamu rahasiakan, jangan beritahu pada mereka jika nantinya kami menikah hanya sebatas kontrak, mengerti?" ucap Boy. "Kenapa semuanya mendadak sih pak? Mana siap saya bertemu orang tua anda? Saya takut kalau nantinya mereka tidak suka pada saya lalu mengeluarka