Share

BAB 32

EXTRA PART-- ZAHRA

"Sekarang, kamu mau bagaimana untuk hidup ke depannya?" tanya Bapak padaku.

Aku meremas jari jemari. Kini semuanya telah hancur. Mas Beni pun kini sudah mendekam di balik jeruji.

"Jujur saja, Bapak malu. Apa sebaiknya Bapak kirim kamu ke rumah Pak De Wito di kampung?"

Aku terkejut mendengar rencana yang Bapak ucapkan. Tinggal bersama keluarga adik Bapak di kampung? Aku membayangkan betapa menjijikannya di sana. Rumah yang dikelilingi dengan kandang ayam itu, tak pantas menjadi tempat tinggalku.

"Zahra nggak mau, Pak."

"Bapak nggak peduli, Zah. Pokoknya kamu harus tinggal di kampung bersama dengan Paman dan Bibimu," ucap Bapak.

"Bu, tolong, Zahra nggak mau ke kampung. Tolong pucuk bapak, Bu."

Ibu hanya terdiam, namun matanya juga terluka. Aku menjadi serba salah.

"Zahra akan melakukan apapun, asal Bapak tidak mengirim Zahra ke kampung."

"Kalau begitu, kamu mau Bapak masukkan pesantren supaya bisa berpikir jernih dan belajar agama sekalian? Selama ini, Bapak s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status