KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 26
Saat ini kami hanya mengandalkan gaji dari Gibran--adikku satu-satunya yang bekerja di percetakan. Satu orang yang bekerja dan yang makan empat orang tentu tidak akan cukup jika makan mewah.
Mie instan sudah matang dan tinggal menuang ke dalam mangkuk yang sudah berisi bumbu. Bau harum dari bubuk soto gurih yang khas seketika menguar di dapur.
Makanan sudah siap, sekarang tinggal memanggil ibu yang sedang menonton acara televisi. Kulihat ia tertawa sendiri saat melihat acara yang ia tonton lucu.
"Wah, kamu buatin aku mie ya, Mas?" Anisa yang tadi berada di kamar, tiba-tiba sudah siap di meja makan. Dengan sigap ia menarik kursi dan duduk. Tangannya sudah siap membawa sendok dan garpu dan siap menyantap mie yang masih mengepulkan uap panas itu.
"Itu buat Mama, Nis." Aku menarik mangkuk dari tangan Anisa.
"Yah, buat aku mana? Aku, kan juga lapar?" Anisa mengerucutkan bibir.
"Kamu bikin sendiri, ya? I
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 27"Mama nggak mungkin marah sama menantu yang akan memberikan Mama cucu." Seukir senyum terbit di bibir mama."Tuh, kan? Mama aja nggak marah. Sekarang kamu masak lagi, Mas!" ucap Anisa santai sambil menikmati mie buatanku."Pokoknya Mama tidak akan membiarkan menantuku ini capek." Mama duduk di kursi dekat Anisa dengan tangan ia letakkan di atas meja.Aku memasak mie buat Mama meski dengan menggerutu. Mentang-mentang lagi hamil, menantunya itu nggak boleh ngapa-ngapain termasuk masak mie yang sangat mudah ini.Ini yang disebut harapan tidak sesuai ekspetasi. Aku yang berniat poligami agar hidup bahagia malah menjadi seperti ini akhirnya."Sekarang aku mau menemui Ulfa." Aku meletakkan mie yang sudah matang di hadapan Mama."Aku ikut." Teriak Mama."Mama, kan lagi makan?""Makannya nanti saja, sekarang belum lapar.""Ma, aku sudah buatin mie dengan susah
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 28Dadaku bergemuruh melihat Ulfa terlihat akrab di lelaki di hadapannya itu. Aku yang sudah Mengkhinati Ulfa, tetapi aku sendiri yang sudah sakit hati. Bagaimana ini?"Ma, aku nggak mau pisah sama Ulfa," ucapku dengan hati meradang melihat istri yang selama ini sangat kucintai sedang bersama lelaki lain yang usianya pasti lebih tua dariku."Sudahlah, kamu sudah punya Anisa sekarang. Apalagi Ulfa juga sudah punya lelaki lain. Ayo, tunggu apalagi. Ambil gambar mereka dulu sebelum nyamperin mereka." Ibu berkata dengan berbisik sambil menggoyangkan lenganku.Aku menuruti perintah mama, setelah mendapatkan gambar yang pas, aku dan mama keluar dari persembunyian dan siap menyapa wanita yang sedang berduaan itu."Ulfa?" Aku dan mama bebarengan menyebut namanya dan kubuat seolah-olah shock."Mas Rey?" Ulfa tampak biasa saja dan tidak ada kekagetan di wajahnya seperti seseorang yang ketahua
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 29"Kamu halu lagi, Ul?" Mama maju dan meraba kening wanita yang dulu selalu ia sayang. Ya, Mama memang sangat menyayangi Ulfa apalagi saat pertama kali Ulfa terlambat datang bulan. Ia menyambutnya dengan bersuka cita."Mulai sekarang kamu tidak boleh capek, Sayang. Semua pekerjaan rumah biar Rey yang handle. Mama juga akan tinggal di sini bersama kalian." Mama berjingkrak kegirangan waktu itu."Rey, Mama akan naik pangkat sebentar lagi," imbuh Mama dengan mata berbinar."Naik pangkat?""Iya, kamu juga. Mama akan menjadi nenek dan kamu akan menjadi ayah. Aku mau dipanggil Oma saja, deh. Hehe lucu juga." Mama tertawa lebar.Namun, tidak lama setelah itu Ulfa kembali datang bulan dan membuat Mama kecewa berat. Ia kembali ke rumah dan tinggal bersama Gibran lagi.Semenjak itu setiap kali Ulfa bilang terlambat datang bulan, Mama tidak pernah percaya. Bahkan, ia menganggap Ulfa sebagai pembohong."K
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 30Ya, mana aku tahu." Mama melengos."Sekarang katakan ada tujuan apa kalian datang ke mari? Kalau tidak ada yang penting, lebih baik kalian pulang, aku sedang sibuk," ucap Ulfa dengan tangan bersedekap."Sombong, padahal punya rumah juga hasil dari merebut!" ujar Mama sinis."Aku tidak pernah merasa merebut rumah ini dari siapapun. Mas Rey sendiri yang sudah memberikan dengan suka rela.""Cukup! Benar apa yang dibilang client saya--Bu Ulfa, kalau tidak ada yang penting silahkan kalian pulang saja. Biarkan Bu Ulfa istirahat," timpal Pak Wira yang katanya akan membantu Ulfa itu."Ul, aku ke sini karena mau minta bagianku di toko itu. Meskipun aku tidak ikut menanam modal, tetapi kamu tidak boleh lupa kalau aku ikut andil dalam mengembangkan toko itu. Kamu masih ingat, kan? Bagaimana perjuanganku di awal berdirinya toko itu hingga bisa jadi seperti itu,""Ya, aku ingat dan tidak akan pernah lupa." Ulfa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 31"Di awal-awal berdirinya toko itu, keluargaku memang sedang terpuruk akibat Papa meninggal dan perusahaan yang bangkrut. Mama yang sudah terbiasa makan enak, tentu tidak bisa jika harus makan seadanya. Setiap hari Mama selalu mengambil makanan dan apapun yang dibutuhkan di toko kami.Terkadang Mama datang sendiri, tetapi tidak jarang hanya mengirim pesan padaku dan memintaku untuk mengambil barang yang ia mau tanpa bayar."Rey, nanti kalau pulang bawakan susu anle**, ya?" tulis Mama dalam pesannya."Rey, nanti bawakan Mama roti selai, ya?""Rey, Mama pingin makan kripik pedas yang level lima belas sama yogurt, ya.""Rey, nanti ke rumah Mama dan bawakan parfum, ya?""Rey, sabun dan pasta gigi habis,""Rey, minyak goreng habis.""Rey, Mama mau biskuit,""Rey, Mama pingin makan nasi padang, nanti kamu belikan, ya?" Untuk permintaan yang ini aku juga m
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 32"Oke, siapa takut!" Ulfa mengendikkan bahu."Ayo, Rey kita pulang!" Mama menggandeng tanganku."Sebentar, Ma. Aku mau mengelus anakku dulu." Aku maju beberapa langkah dan mengulurkan tangan untuk mengusap perut Ulfa seperti yang sering kulakukan saat Ulfa memberi tahu kehamilannya."Apa-apaan, sih, kamu, Mas?" Ulfa menepis tanganku hingga membuatku kaget. Seharusnya ia segera meletakkan tangannya di atas tanganku sehingga kami sama-sama berada di atas perutnya agar sang bayi yang masih berada dalam kandungannya tahu bahwa kedua orang tuanya sangat menyayanginya."Sayang. Aku nggak pernah mengucapkan talak sama kamu, itu artinya kamu masih sah menjadi istriku dan aku masih berhak untuk membelai calon anakku ini.""Kamu salah, Mas. Aku sudah mendaftarkan gugatan ceraiku di pengadilan.""Sudahlah, Rey. Jangan sampai kamu ketularan halu seperti Ulfa. Sebaiknya kita pulang sekarang!" Mama kembali menari
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 33Aku mendengkus kesal melihat istri baruku yang cuek melihat mertua yang sangat menyayanginya pingsan dan tidak perdaya. Wajahnya tidak menunjukkan rasa khawatir sama sekali. Bahkan, ia berbuat seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan Mama.Aku kembali ke mobil dan membopong Mama masuk ke dalam seorang diri. Anisa asyik memainkan ponselnya dan tidak menoleh sedikitpun padaku.Kubaringkan tubuh Mama di kamar. Aku ngos-ngosan meski tubuhnya tidak terlalu besar. Kuatur napas perlahan sebelum mendekatinya lagi."Bangun, Ma?" Aku mendekatkan minyak kayu putih di dekat lubang hidungnya. Aku pernah melihat cara ini di televisi, semoga ini dapat membantu.Setelah sekian lama, mata Mama perlahan mengerjap dan terbuka perlahan, syukurlah ia sudah sadar."Nis, tolong ambilkan teh manis hangat untuk Mama!""Nis!""Nis!""Apa, sih, Mas, dari tadi teriak-teriak? Aku lagi nonton drakor in
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 34Dalam keadaan seperti ini, aku kembali teringat dengan Ulfa."Kamu nggak jadi hamil lagi, Ul?" tanya Mama usai Ulfa bilang ia telat menstruasi lagi yang entah sudah yang keberapa kali.Ulfa hanya mengangguk lemah."Besok-besok kalau hamil lagi kamu nggak boleh ngapa-ngapain. Bed rest aja." Mama mengusap pundak Ulfa dengan lembut."Iya, Ma. Aku janji."Namun, setelah itu Ulfa tidak kunjung hamil juga. Mama kesal dan berhenti berharap mendapatkan cucu dari menantunya yang sangat disayanginya itu.Dalam keputusasaan, entah dapat info dari mana Mama mengenalkan aku dengan wanita yang kini sudah kunikahi."Rey, kenalkan ini Anisa." Mama sudah duduk berdua dengan seorang wanita seksi saat aku datang ke rumah membawa pesanannya dari toko."Hai, Rey." Aku mengulurkan tangan pada wanita yang, yah, boleh dikatakan manis, lah."Anisa ini adalah perempuan yang akan ngasih Mama cucu." Mama