Semua Bab KEJUTAN UNTUK SUAMIKU: Bab 1 - Bab 10
111 Bab
1. Satu
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   "Apa, Dok? Saya hamil?" tanyaku setengah berteriak karena tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh wanita berbaju putih itu. "Iya, dan usia kandungan Mbak Ulfa sudah enam Minggu." Wanita berkaca mata itu tersenyum. Aku masih belum sepenuhnya percaya kalau dalam rahimku ada sebuah kehidupan. Untuk meyakinkanku, sang dokter memintaku untuk melakukan tindakan USG. Bukan tanpa alasan jika aku tidak begitu percaya saat dinyatakan positive hamil. Enam tahun yang lalu dokter menyatakan aku akan sulit punya keturunan. Di dalam rahimku bersarang kista atau sejenis tumor jinak. Dokter sudah menyarankan untuk mengambil kista beserta rahimnya, tetapi aku tidak mau karena aku masih berharap ingin punya anak agar bisa menjadi seorang wanita seutuhnya--wanita sempurna. Tumor itulah yang menyebabkan kemungkinan aku bisa hamil hanya beberapa persen saja, tetapi kata dokter tetap masih ada harapan meskipun tipis.
Baca selengkapnya
2. Dua
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 2   Usai menaruh koper berisi pakaian Mas Rey di luar, aku masuk dan berdiri di belakang pintu. Tubuhku lemas hingga jatuh merosot. Tanpa sadar wajahku sudah basah oleh air mata. Aku menangis, tidak kusangka kata-kata manis yang keluar dari mulut suamiku waktu itu hanya palsu. "Sayang, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu," ucap Mas Rey waktu itu. "Aku tidak pernah mempermasalahkan kamu yang tidak punya anak." Mas Rey mengusap pundakku dengan lembut kemudian tangannya terulur dan mengusap air mataku. Aku adalah wanita paling beruntung di dunia, punya kekurangan, tetapi dipertemukan dengan lelaki berhati malaikat seperti Mas Rey yang mungkin hanya ada seribu banding satu di dunia ini. "Bersabarlah, jika Allah berkehendak, kita pasti akan memiliki keturunan." Mas Rey tersenyum untuk menghibur hatiku yang gundah. "Sekarang kita fokus saja untuk menyembuhkan penyakitmu dulu, setelah it
Baca selengkapnya
3. Tiga
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 3   "Apa maksudmu bilang mau pisah sama aku? Katakan apa salahku?" Mas Rey berlutut di kakiku. Hampir saja aku meneteskan air mata melihat lelaki yang selama ini kucintai dan kubanggakan tega berbuat seperti itu. "Ya Allah, Mas, masih saja bilang apa salahmu? Sudah jelas kamu mengkhianatiku dengan menikah diam-diam masih saja mempertanyakan di mana salahmu. Astagfirullah." Aku mengurut  dada perlahan. Kupandangi Mas Rey yang masih bersimpuh di kakiku dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Tangan yang hendak terulur untuk menyekanya, kuurungkan lagi. "Itu bukan aku, Sayang. Mungkin saja hanya wajahnya yang mirip." Mas Rey tetap bersikukuh tidak mau mengakui foto yang ada di ponselku. "Ya Allah, Mas. Tidak ada orang yang benar-benar mirip seratus persen. Orang kembar saja masih ada perbedaaannya. Apa lagi jelas-jelas ini nama kamu." Aku menunjuk foto sebuah karangan bunga yang bertuliskan Re
Baca selengkapnya
4. Empat
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 4   "Aku tidak percaya kalau kamu hamil, Dek. Sudahlah jangan terlalu berharap berlebihan agar tidak kecewa. Lebih baik kamu menerima Anisa sebagai madu dan berharap agar ia segera punya anak dan kamu bisa menjadi ibunya juga." Mas Rey kembali meraih tanganku. "Tidak, Mas. Aku tetap mau minta pisah dari kamu meskipun aku harus membesarkan anak ini seorang diri."  "Ulfa hentikan khayalanmu yang terlalu tinggi itu. Aku khawatir kamu kenapa-napa jika terus berharap bisa hamil padahal tidak. Seandainya kemarin aku izin dulu sama kamu sebelum menikahi Anisa pasti tidak akan seperti ini kejadiannya." Mas Rey menunduk. "Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak dengan kehamilanku ini. Yang pasti aku akan tetap minta pisah," ucapku tegas. "Kamu yakin mau pisah sama aku? Memangnya ada yang masih dengan wanita mand*l sepertimu?" tanya Mas Rey. Kata-kata itu seperti busur panah menghujam jantungku, menyakitkan.&
Baca selengkapnya
5. Lima
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 5   "Silahkan Mama pergi dari sini bersama anak dan menantu baru ini. Aku ikhlas, Ma," ucapku sambil menahan air mata. "Wanita licik kamu, Ul. Bisa-bisanya kamu membuang suamimu sendiri setelah mendapatkan hartanya," ucap mama. Muka mama merah padam. Tangannya menunjuk mukaku, tetapi dengan cepat aku menurunkannya. "Mas Rey sendiri yang sudah memberinya tanpa kuminta. Namanya juga diberi, pasti kuterima. Rezeki nomplok tidak boleh ditolak," ucapku dengan tangan bersedekap. "Maksudnya kita tidak bisa tinggal di rumah mewah ini?" tanya wanita yang katanya akan dijadikan maduku itu kebingungan. Aku memutar bola mata melihat wanita yang ingin menjadi maduku itu. Cantik-cantik, kok, mau dimadu. "Iya, tetapi tidak masalah, Sayang. Kalian berdua bisa tinggal di rumah Mama untuk sementara waktu." Mama merangkul pundak menantu barunya itu. Aku mencelos. Sungguh pemandangan yang menyesakkan dada
Baca selengkapnya
6. Enam
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 6 Anisa terus memohon agar aku mau mengizinkannya tinggal di rumah ini, tetapi keputusanku sudah bulat tidak anak pernah mengizinkannya, sekarang, besok, dan selamanya."Ayolah, Ul. Biarkan Anisa tinggal di sini. Kamu bisa tinggal di atas dan Anisa di bawah," rengek mama mertua."Enggak bisa, Ma." Aku berkata dengan tangan bersedekap. Bagiku, sekali tidak tetap tidak. "Ya udahlah, kalau memang Ulfa tidak mau mengizinkan Anisa untuk tinggal di sini sebagai madu, aku saja yang tinggal di sini bersamanya. Bagaimanapun juga aku ini masih suami sah karena aku belum mengucapkan talak dan tidak akan pernah mengucapkannya," ucap Mas Rey percaya diri. "Maksudnya apa? Kamu bilang mau tinggal di sini bersama perempuan jelek ini dan menyuruhku pergi bersama Mama?" tanya Anisa dengan nada tinggi dan menunjuk mukaku. Belum apa-apa saja dia sudah berani menunjuk mukaku dan sok cantik begini. Jelas
Baca selengkapnya
7. Tujuh
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 7PoV Rey"Apa?" Aku menoleh saat Ulfa memanggilku kembali. Aku pikir ia berubah pikiran, ternyata ia hanya mau meminta mobil yang biasa kukendarai. Tepuk jidat, memang bukan hanya rumah dan toko yang sudah balik nama atas nama dia, bahkan mobil juga. Kalau sudah begini, aku tidak bisa berkutik lagi.Aku merogoh kunci mobil di celana. Ulfa benar, mobil yang selama ini kukendarai ini juga atas namanya.Aku dulu memang sangat mencintai wanita di depanku ini. Bahkan aku rela melakukan apa saja asalkan dia bahagia, termasuk memberikan semua aset yang kumiliki. Aku pikir kami akan bisa hidup bahagia selamanya. Karena itulah aku tidak berpikir ulang saat semua aset menjadi atas namanya.Ulfa tidak pernah memintaku untuk memberikan semua aset, tetapi ini atas inisiatifku sendiri. Semua ini kulakukan sebagai penghargaan karena ia rela meninggalkan keluarga yang menyayanginya demi aku.Awalnya, hubungan
Baca selengkapnya
8. Delapan
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 8Suatu hari Ulfa jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Untuk bisa menemaninya aku harus kucing-kucingan dengan ibunya. Saat ibunya tidak ada di sampingnya, Ulfa segera mengirim pesan padaku agar segera datang ke rumah sakit dan segera pulang saat ibunya datang.Ulfa dirawat selama satu minggu sehingga aku hafal kapan ibunya datang membesuk. Biasanya ia menjenguk Ulfa hanya di siang hari, itu pun hanya sebentar karena ayah Ulfa sakit sehingga tidak bisa ditinggal sendiri. Aku benar-benar memanfaatkan kesempatan ini, tiap pagi aku datang ke rumah sakit dan akan datang pada sore hari untuk menemaninya dan pulang lagi saat ibunya membesuk.Bukan hanya aku yang rajin membesuk Ulfa di rumah sakit. Mama dan semua anggota keluargaku juga tidak mau ketinggalan untuk menjenguk calon agggota keluarga kami.Tepat di hari ke lima Ulfa di rumah sakit dan diam-diam aku selalu menemaninya, entah kenapa hari itu ibunya da
Baca selengkapnya
9. Sembilan
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 9 "Jadi, Ibu sudah merestui kami?" Mata Ulfa berbinar kala mendengar restu yang kami nantikan itu kami dapatkan juga."Iya, tetapi terpaksa. Ibu sudah capek berusaha memisahkan kalian yang ternyata seperti batu karang yang tak tergoyahkan. Dengar, ya, Ibu memang sudah merestui, tetapi tidak ikhlas lahir batin." "Kenapa begitu, Bu?" "Ya, memang begitu. Intinya Ibu sudah merestui kalian, tetapi Ibu tidak akan bisa mendo'akan kalian akan bahagia dan pernikahanmu langgeng," ucap Bu Salma dengan bibir bergetar dan air mata berderai."Tidak masalah, Bu. Kami akan tetap menikah karena kami yakin akan hidup bahagia." Ulfa menggenggam erat tanganku."Kenapa kamu begitu yakin akan bahagia hidup bersamanya?" "Kami kenal sudah lama dan saling mencintai. Kami sudah paham karakter masing-masing sehingga tidak ada alasan untuk tidak bahagia dan tidak langgeng  seperti yang Ibu katakan."
Baca selengkapnya
10. Sepuluh
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 10"Iya, Bu, pasti akan saya makan. Terima kasih, ya?" Aku tersenyum malu."Sama-sama.""Ul, Ibu pulang dulu. Kasihan bapak di rumah sendirian." Ibu mencium anak perempuannya itu."Iya, Bu." Ulfa mencium tangan ibunya."As, titip kakakmu, ya?" "Siap, Budhe," jawab gadis berambut panjang itu sambil mengangkat tangan di wajah seperti orang yang sedang hormat pada upacara bendera, kemudian ia mencium tangan Bu Salma, pun denganku."Mas, dimakan dulu makanannya!" pinta Ulfa sambil menyodorkan bungkusan nasi padaku."Iya." Aku menerima dan segera menbuka makanan yang dibelikan calon mertuaku itu.Aku terpaku saat membuka nasi bungkus itu. Isinya hanya nasi putih. Benar-benar hanya nasi putih tanpa lauk secuilpun. Bukankah nasi yang dimakan Astry dan Bu Salma ada lauknya? Kenapa yang diberikan padaku berbeda?Aku pikir Bu Salma sudah berubah dan benar-benar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status