Suasana jam terakhir di kelas sangat gerah. Di antara perut yang lapar dan bosan para siswa mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, bu guru meminta siswa untuk membaca satu-persatu pekerjaan rumah yang ia berikan minggu lalu, yaitu tentang impian. “Ruqayya, maju ke depan!” Jantung ruqayya berdegup kencang, ia memejamkan matanya seakan waktu berhenti berputar beberapa saat
“Diam semuanya!!! Dengarkan teman kalian membaca!”
Bu guru yang mencoba menenangkan hiruk pikuk nya suasana kelas yang gerah.
“Nama saya Ruqayya, waktu saya berumur 5 tahun, saya melihat peta dunia milik kakak saya, saya tidak begitu mengerti saat kakak saya menjelaskan apa itu peta, tapi saya sangat suka dengan warna-warna yang ada dipeta itu. Warna-warna itu begitu indah, saya berlari ke jendela dan melihat halaman rumah dan berfikir, apakah rumput disini sama hijau nya dengan rumput di amerika? Apakah awan-awan di mekah juga terlihat sama? Di langit sebelah sana ada apa ya? Saya sangat penasaran dan sejak itulah saya punya impian untuk mengelilingi dunia”
“Tapi sekarang kamu sudah kelas 2 SMA seharusnya kamu bisa lebih bijaksana”
Rahel, seorang siswi cantik yang terkenal berani dan pintar tiba-tiba mengomentari impian ruqayya. Ruqayya tersenyum riang seakan ia baru saja mendapat nasehat dari teman yang baik. Lalu bu guru menjelaskan bahwa setiap orang bebas bermimpi, asalkan mimpi itu tidak mendatangkan keburukan bagi diri sendiri dan orang lain,
“tapi bu, mimpi untuk keliling dunia itu akan mendatang keburukan bagi keluarga Ruqayya, ibu dan ayahnya hanya seorang pedagang biasa, keliling dunia akan memperburuk ekonomi mereka dan menyusahkan keluarganya!” Sahut Rahel dengan nada tegas.
“kita tidak tahu bagaimana nasib kita kedepannya, bisa jadi tuhan punya cara untuk mengabulkan impian ruqayya, kita bebas untuk memiliki impian setinggi apapun, karena dalam impian, kita tidak dikenakan biaya bea cukai, pajak, tiket pesawat dan lain-lainnya. Semuanya gratis. Benar kan? Jadi sangat disayangkan kalau kalian tidak punya impian hanya karena latar belakang ekonomi keluarga.” Jelas bu guru sambil becanda kepada seluruh siswa di kelas.
Selanjutnya Bu guru memanggil rahel untuk membacakan impiannya di depan kelas. Rahel bersemangat, dan maju dengan sangat percaya diri.
“Namaku Rahelsa Ansari, aku memiliki mimpi yang seiras dengan cita-citaku, cita-citaku adalah menjadi dokter bedah jantung, dan impianku adalah menjadi dokter bedah jantung terbaik di dunia. Impianku terinspirasi dari drama korea yang berjudul Doctor Stranger. Dr. Park Hoon membelah dada pasien dengan pisau bedah tanpa darah, seolah ia hanya membelah keju. Bukan hanya itu, ia juga bisa mengetahui semua permasalahan jantung tanpa alat medis apapun, ia hanya menutup mata, dan merasakan apa yang terjadi pada pasiennya. Keahliannya juga membuat ia bisa menyelamatkan orang yang ia cintai, orang-orang penting, bahkan ia dan ayahnya telah menghentikan perang dengan kemampuan operasi bedah nya, walaupun banyak kisah sedih dibalik keahlian yang ia dapatkan, tapi keahliannya sangat menginspirasi saya untuk menjadi seorang dokter yang terbaik”
“Rahel, kamu sekarang sudah SMA, seharusnya kamu bisa lebih bijak, hidup itu tidak seindah drama Korea.!!! “
Seorang siswa yang bernama Husnain mengomentari rahel Sambil berjalan ke tempat duduknya kembali dari meminjam pena dari meja belakang, dengan judesnya rahel menjawab komentar Husnain “memimpikan sesuatu itukan gratis” sambil mengejek dan menjulurkan lidahnya.
Bu guru mempersilahkan rahel duduk kembali. Bu guru berpesan “anak-anak, jangan sekali-kali mengintimidasi atau membully seseorang walaupun ia berada di posisi terburuk. Tidak peduli sebaik apapun kondisi kalian, kalian tetap tidak berhak membully atau mengintimidasi siapapun, itu perbuatan yang tercela dan bisa berakibat fatal. Jadi diingat ya nasehat ibuk tadi” serentak siswa/I yang tidak sabar ingin segera keluar kelas itu menjawab “iya buk…!!!!!!!”
kelas pun berakhir dan semua murid keluar kelas sambil berdesak-desakan. Lalu Bu guru melihat ke furqon yang masih saja duduk terdiam di kursinya dengan wajah yang sangat suram.
Bu Guru : Furqon, ada apa? Kamu tidak pulang?
Furqon hanya terdiam saja, lalu Bu guru menghampirinya dan mencoba untuk menghibur dan mencari tahu kenapa furqon begitu muram
Bu guru : Furqon, tadi kamu menceritakan kalau kamu mau menjadi detektif, boleh ibu tahu alasan nya kenapa?
Furqon : Untuk menemukan kebenaran bu. (tetap dengar wajah datarnya)
Bu guru : Kebenaran yang seperti apa?
Furqon : Seperti kasus pembunuhan. Aku ingin menemukan siapa pelaku dan apa motif di balik semua itu
Bu guru : Ohh bagus. Tapi kenapa kamu tertarik dengan hal itu furqon?
Furqon : Aku tidak mau ada korban lain yang tidak tahu siapa yang membunuh orang tua mereka dan kenapa mereka di bunuh.
Bu guru : maksud kamu, Orang tua mu meninggal karena di bunuh?
Ruqayya pulang sekolah dengan berjalan kaki, ia menghemat uang jajannya bahkan untuk tidak naik angkot. Cuaca sangat panas sekali, bahkan terasa hingga ketengkorak kepalanya. tubuh yang terasa lemah lunglai kerena lelah dan lapar, rasanya tak sanggup untuk menyeret kaki ini untuk berjalan lagi. “Ahhhh panas sekali hari ini”!!! “Iyaa, Sepertinya nereka lagi bocor” tiba-tiba suara judes rahel terdengar di telinga ruqayya. “Rahel?” ruqayya mencoba melihat dengan jelas orang yang mendorong sepeda di sampingnya. “Iya, aYO bocengan! Aku Tidak tega melihat keadaan mu. Ayo cepat naik, jangan menolak, yang ada nanti kamu pingsan!” Ajak Rahel walaupun dengan raut wajah yang tidak bersahabat, tapi ia tulus. Tanpa berpikir panjang ruqayya hanya menurut. Mereka terlihat seperti dua sahabat yang akrab, walaupun kenyataannya sangat berbeda. Karena tidak sabar ingin segera sampai ke rumah, Rahel mempercepat laju sepedanya tiba-tiba “bruukkkk” kepala rah
Brum brumm…. Bunyi halus motor mewah milik Pangeran sudah memasuki gerbang rumah mewah milik sepupunya. seisi rumah sangat mengenal Pangeran Mirza Haris “Maaf tuan, tuan muda lagi tidak ada di rumah,” Bu Diyah menyapa pangeran dengan suara cemas, karena si pemilik rumah tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke rumah termasuk sepupu, paman dan bibinya kecuali jika ia berada di rumah. “Tidak apa-apa bi, nanti kalau furqon marah, aku yang tanggung jawab” jawab pangeran sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa mewah berukuran jumbo. bu diyah pergi ke dapur tanpa menawari pangeran makan atau minum karena takut akan dimarahi oleh sang majikan. Di rumah itu semua pembantu dilarang keras menjamu makanan ataupun melayani keluarga yang datang berkunjung. Jika butuh sesuatu tamu tersebut harus mengambil sendiri atau memasak sendiri apa yang ingin dimakan atau dibutuhkan. Pangeran yang sudah sangat paham dengan kondisi dan aturan-aturan rumah itu segera menuju ke da
“Fur.!!! Kalau kamu takut para pembunuh itu kembali, kenapa kamu tidak pindah dari sini, kenapa hanya melarang kami untuk berkunjung? Atau kamu memang menunggu pembunuh itu datang?" Pangeran menghela napas "Apa kamu fikir kamu bisa menghadapinya sendiri? Kamu juga harus memikir keselamatan mu fur.!” “Terima kasih mie nya,” furqon hanya menjawab singkat lalu beranjak ke kamarnya. "Furqon, tunggu.!" furqon lalu berhenti melangkah dan melihat ke arah pangeran. "Furqon, kamu tahukan kalau aku sangat ahli dalam karate, kamu bisa mengandalkan aku. aku akan siap membantumu kapanpun dan dimanapun." pangeran mencoba untuk berusaha menyadarkan sepupunya itu kalau dia tidak sendirian, masih ada orang yang akan selalu siap sedia membela dan membantunya. Furqon hanya melihat ke arah pangeran tanpa pangeran tahu apa arti tatapan furqon, sangat sulit di artikan karena furqon memiliki pribadi yang sangat dingin. "Kamu harus kembali ke kotamu besok" selesai meng
Di dalam kamarnya, Furqon duduk termenung, ingatan bahwa, seorang lelaki paruh baya yang datang ke rumahnya, membunuh ibunya dengan sangat sadis itu selalu muncul dan tidak bisa ditepiskan. ia masih mengingat setiap detil kejadian itu. saat itu ia masih berumur 11 tahun. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ibunya berlari mengelilingi meja makan sambil memegang pisau sebagai alat pertahanan dan alat membela diri. Saat itu furqon bersembunyi di dalam lemari dapur yang terletak tepat di belakang meja makan yang berbentuk persegi panjang. Ia mengintip melalui lubang kecil dari lemari yang terbuat dari kayu itu. Ia melihat dengan jelas bagaimana pembunuh itu menampar dan memukul ibunya, lalu ibu nya membalas dengan menggoreskan pisau ke wajah pria itu hingga pria itu berlumurkan darah. Lalu secara membabi buta pria itu mengarahkan pisau nya hingga menggoreskan leher ibunya furqon, sehingga darahnya terjiprat keluar dan beberapa bagian tubuh yang lain juga ter
“Bu,” laras yang berdiri sambil mengagumi piring keramik yang ia tatap, tiba-tiba memanggil ibunya dengan pelan, sungguh sosok yang sangat anggun dan tenang. “Iya? ada apa nak?” jawab bu sari menoleh ke arah laras sambil menata piring-piring ke rak piring. “kenapa tuan Furqon tidak pernah mengizinkan kita semua melayani tamunya?, apa ada sesuatu?” Tanya larasati yang penasaran Ibunya yang sudah selesai menata piring-piring itu, lalu duduk di depan laras, menghela napas panjang “Laras, tuan muda memiliki masa lalu yang sangat suram, masa lalu yang penuh dengan kisah berdarah” jawab bu diyah tertunduk Laras sudah pernah mendengar cerita tentang itu, tapi ia tidak pernah bertanya detil ceritanya, karena ia baru 5 tahun tinggal di kediaman keluarga furqon, “Bu, bolehkah laras tahu bagaimana masa lalu tuan?” Bu diyah tidak ingin menjawab, tapi anak gadisnya itu sangat jarang berbicara, dan bu diyah tidak ingin menolak rasa ingin tahunya, “L
Di cafe Top city, yaitu cafe yang terkenal dengan makanan enak, namun sangat murah meriah dan suasananya yang klasik dengan hiasan kayu bambu dan tanaman rambat plastik yang sangat indah. furqon dan Pangeran duduk menunggu pesanan mereka. “Pangeran, kamu harus secepatnya kembali ke Sinaboi Raya” Perintah furqon sambil menatap tajam pada pangeran. “beri aku satu alasan kenapa aku harus kembali” pangeran hanya menanggapi dengan santai penyataan furqon, karena ini jelas bukan yang pertama kalinya. “aku sangat membenci kalian yang datang dan bertingkah di rumahku” jawab furqon dingin. “Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya datang untuk liburan, aku juga mengurus diriku sendiri, aku datang karena mama juga ingin aku menjenguk mu, dia rindu dengan keponakannya” jawab pangeran dengan gaya santainya. “bukankah kau sudah melihat aku baik-baik saja, sampaikan pada tante Iriana ia tidak perlu mengkhawatirkan aku,” furqon tetap serius “itukan
Selesai menuntaskan rasa lapar mereka, kedua saudara sepupu itu bersiap meninggalkan café, sekilas furqon melirik kearah rahelsa yang terlihat sangat bahagia bersama kedua orang tuanya. Terlihat sangat hangat dan indah. Lalu furqon berjalan menuju mobilnya. Sesaat Furqon menatap kosong kearah jalanan yang disinari oleh lampu-lampu yang redup beberapa detik, lalu menghidupkan mesin mobil nya, setelah melaju beberapa meter, furqon ingin melintas ke sisi kiri jalan, tiba tiba brruuukkk dan mobil berhenti mendadak. Terlihat seorang lelaki tua dengan sepeda butut nya terjatuh didepan mobil furqon. “laahh ini kakek-kakek dari mana datang nya?? tiba-tiba menabrak mobil?” Furqon dan pangeran lalu keluar menghampiri sang kakek. “maaf kek, kakek tidak apa-apa” “maaf nak, tadi saya buru-buru untuk menyeberang, hingga nekat menyeberang dari sisi ini tanpa melihat kiri kanan.” “Ohhh lain kali hati-hati pak, ada yang terluka?” “tidak nak, tidak, han
“Apa???” Tanya pangeran keheranan dan terkejut Furqon lalu meremas rambutnya ia sangat kesal seluruh tubuhnya serasa minta dipukuli, ia mengepalkan kedua tangannya. Melihat hal itu pangeran bertanya lagi, “Apa kamu yakin furqon? Lelaki tua tadi yang membunuh ibumu? Furqon menatap pangeran dengan mata yang berbinar “Apa menurutmu aku lupa atau salah mengenali pembunuh ibuku? Sejak beumur 11 tahun, mimpi buruk itu menghantuiku setiap malam,jadi bagaimana mungkin aku melupakan wajah bajingan itu? tidak sekitpun aku lupa setiap detik kejadian waktu itu” Untuk pertama kalinya furqon berbicara terbuka kepada sepupunya, padahal biasanya ia hanya berbicara sepatah duapatah kata saja. mendengar semua itu, pangeran lalu terdiam, lalu furqon menambahkan lagi “Dan bahkan, Pria itu juga yang mencoba membunuh ayahku.” Pangeran makin terkejut mendengarnya “dari mana kamu tahu fur?” Tanya nya semakin penasaran Fla