Leyvira dengan santai sedang merapikan celana dan juga kaos tangan panjangnya. Leyvira kemudian mengambil jam tangan yang tak lama itu dia pakaian. Leyvira mengambil tas dan juga handphone-nya.
Setelah itu Leyvira melangkahkan kakinya dengan santai keluar dari kamar dan berniat untuk langsung pergi.
Leyvira tidak langsung menuju ke arah pintu saat dirinya melihat ada seorang perempuan yang ternyata Mamahnya sedang berjalan.
Leyvira melangkahkan kakinya ke arah orang itu. “Kamu mau ke mana?” tanya Bella. Bella merasa yakin kalau anaknya sekarang akan pergi ke luar.
“Aku mau keluar, makan malam.” Leyvira menjawab dengan penuh kejujuran. Leyvira lebih baik dilarang, tapi dirinya sudah mengucapkan hal yang sejujurnya.
“Oh, ya sudah.” Bella tidak mau terlalu memperpanjang pembahasan tentang hal ini dengan Leyvira.
“Iya, aku pamit.” Leyvira kemudian menyalami tangan Mamahnya dengan cukup santai yang kemudian melangkah kakinya keluar dari Rumahnya.
Leyvira terus melangkahkan kakinya keluar dari gerbang Rumahnya sampai akhirnya dia melihat sebuah mobil yang cukup dia kenali.
Mobil itu berhenti tepat di sampingnya. Leyvira melihat siapa yang mengemudikan mobil itu sampai akhirnya Leyvira melangkahkan kakinya masuk.
Leyvira mendadak mengukirkan senyumannya tanpa ada sebuah rencana sebelumnya. Senyuman Leyvira tertarik oleh sebuah senyuman kecil milik Ardika yang terlihat cukup cool dan meninggalkan kesan manis.
*******
Leyvira dengan santai melangkahkan kakinya bersama dengan Ardika. Leyvira dengan santai duduk dan memesan makanan. Leyvira begitu menikmati moment bersama dengan Ardika.
Mereka tidak terlalu fokus pada makanan mereka, mereka berbincang dengan berbagai hal yang menurut mereka enak untuk dibahas agar tidak terjadi suasana yang sepi di antara mereka.
Setelah selesai makan, mereka tidak langsung pulang. Mereka mampir ke sebuah Taman terlebih dahulu. Leyvira masih ingin menikmati malam ini, makanya Ardika mengajak Leyvira untuk ke Taman.
Leyvira dengan santai duduk di Taman ini sambil menikmati beberapa street food yang ada. Ardika begitu memanjakan Leyvira, makanya apa pun yang Leyvira inginkan selalu berusaha untuk bisa Ardika penuhi.
“Makasih ya Kak, udah memenuhi keinginan aku.” Leyvira berucap sambil menunjukkan senyumannya.
Leyvira merasa cukup bahagia malam ini, karena apa yang dia inginkan terwujud. Di mana dirinya bisa keluar malam ini dan menikmati suasana malam dengan cukup tenang, meski mungkin pada saat nanti dia pulang ke Rumah Leyvira akan ingat kembali apa yang selalu muncul di pikirannya.
Ardika menganggukkan kepalanya. “Sama-sama,” jawab Ardika dengan nada yang terdengar begitu santai.
Leyvira tersenyum dengan cukup lebar. Leyvira terlihat cukup bahagia malam ini. Leyvira terus memperhatikan bintang yang sekarang tengah bertabur di langit malam.
Cuaca malam ini cukup cerah, maka banyak bintang yang terlihat bersinar dengan cukup terang.
“Jangan bosan hidup. Ada banyak hal yang nanti akan terjadi dan harus lo lalui,” ucap Ardika dengan nada bicara yang terdengar cukup rendah.
Ardika mengucapkan kalimat seperti ini, karena Ardika tidak ingin kalau Leyvira terus murung, apalagi dengan mempunyai pemikiran untuk mengakhir hidupnya.
Ardika tidak ingin akan hal itu, karena Ardika ingin kalau Leyvira bisa terus merasakan yang namanya bahagia atau setidaknya menjalani kehidupannya dengan cukup normal dan bisa melupakan masa lalunya yang terasa cukup kelam, bagi Leyvira.
“Semoga aku bisa melalui itu ya Kak.” Leyvira tidak yakin akan hal itu, tapi untuk saat ini dirinya masih berharap kalau dirinya bisa melalui semua ini.
Leyvira sebenarnya tidak mau kalau dirinya harus menyerah dan mengakhiri hidupnya, hanya karena kalah oleh sebuah masalah yang sekarang sedang menghampiri hidupnya. Leyvira masih berharap kalau dirinya bisa menang atas masalahnya.
“Udah malam, pulang yuk.” Ardika mengajak Leyvira pulang sebab Ardika sudah menyadari kalau waktu semakin lama semakin bertambah dan Ardika tidak mau kalau Leyvira terlalu lama keluar malam, meski sedang bersama dengan dirinya.
“Ya udah yuk.” Leyvira dengan santai menyetujui ajakan Ardika untuk pulang.
Leyvira sudah merasakan yang namanya bahagia dan juga kepuasan malam ini, makanya Leyvira dengan menyetujui ajakan Ardika untuk pulang.
Leyvira kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan bersama dengan Ardika. Beberapa orang yang ada di Taman ini memperhatikan Ardika dan juga Leyvira yang sekarang tengah berjalan berdampingan.
Berbagai pemikiran bermunculan di kepala mereka. Ada yang mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih dan ada juga yang mengira kalau mereka adalah sepasang kakak beradik yang sedang akur.
*****
Sepanjang perjalanan Leyvira lebih asyik memperhatikan pinggiran jalan. Ada berbagai hal yang dia lihat dan cukup untuk dia sukai, makanya sedari tadi dia merasa begitu asyik memperhatikan semua ini.
Leyvira menyipitkan matanya saat melihat beberapa orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan. Leyvira melihat mereka yang sekarang terlihat seperti orang yang sudah mabuk atau mungkin baru mulai mabuk.
Leyvira melihat ada seorang cowok bertubuh tinggi yang sekarang tidak menggunakan jaket. Hal itu cukup menjadi sesuatu hal yang berbeda dari mereka semua, sebab yang lainnya menggunakan jaket atau hoodie, sedangkan cowok itu tidak.
Leyvira terus memperhatikan cowok. Cowok bertubuh tinggi, kulit putih, rambut yang berwarna pirang berhasil menarik perhatian Leyvira.
Leyvira sangat menyayangkan kenapa pada saat dirinya akan melewati cowok itu dan berharap bisa melihat wajah cowok itu, tapi ternyata cowok itu malah berbalik badan yang membuat Leyvira tidak bisa melihat wajah cowok itu.
Ardika melirik ke arah Leyvira. “Sedang memperhatikan apa?” tanya Ardika.
Leyvira kemudian tersadar dan melirik ke arah Ardika. “Gak ada,” jawab Leyvira sambil menggelengkan kepalanya.
“Oh, tapi kayaknya lagi liatin sesuatu?” Ardika bertanya seperti ini, karena sejak tadi dirinya melihat kalau Leyvira sedari tadi terus memperhatikan mereka dan pada saat mereka terlewati, Leyvira melirik ke arah kaca spion yang sangat memungkinkan kalau ada sesuatu yang tengah Leyvira perhatikan.
Kenapa gue ngerasa gak asing sama dia ya, tapi kapan gue pernah melihat dia?
Leyvira masih tanda tanya akan hal ini. Leyvira mencoba mengabaikan semua ini, karena Leyvira tidak mau membuat Ardika curiga dengan sesuatu yang belum jelas apa alasannya.
Leyvira semua hanya mendadak tertarik untuk memperhatikan cowok itu. Leyvira mencoba berpikiran positif, mungkin alasan kenapa dirinya bisa tertarik dengan cowok itu, karena cowok itu berbeda dengan yang lainnya.
Leyvira tidak mau memperumit isi kepalanya, apalagi hanya karena dirinya mendadak memperhatikan cowok yang tidak dia kenal. Leyvira kembali memperhatikan berbagai kendaraan yang berlalu lalang.
Ardika menghentikan mobilnya tepat di depan Rumah Leyvira. Mereka membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.
Ardika memperhatikan Leyvira yang sekarang tengah begitu ceria. Ekspresi Leyvira malam ini sangat jauh berbeda dengan ekspresi Leyvira saat di taman tadi.
“Kenapa Kak Dika memperhatikan aku kayak gitu?” tanya Leyvira.
“Gak papa.”
“Kalau gak papa kenapa ngeliatin aku kayak gitu?” tanya Leyvira lagi.
Leyvira sangat tidak yakin kalau tidak ada sesuatu dengan dirinya, tapi Ardika memperhatikan dirinya dengan tatapan yang begitu serius.
“Lo cantik kalau lo bahagia.” Ardika berucap dengan nada yang begitu enak untuk di dengar.
Leyvira tersenyum dengan seketika setelah mendengar kalimat yang seperti itu keluar dari mulut Ardika. “Kalau aku gak bahagia berarti aku gak cantik?” tanya Leyvira dengan begitu enteng.
Leyvira tidak mau membuat dirinya semakin terbang tak tentu arah saat dia terus memikirkan kalimat yang sudah Ardika ucapkan tadi. Leyvira tidak mau kalau sampai dirinya harus jatuh saat dia sudah terbang cukup tinggi.
“Kecantikan yang lo miliki tertutup oleh kesedihan lo yang membuat kecantikan lo tidak sepenuhnya bisa dinikmati.”
Ardika tidak memiliki maksud untuk mengatakan bahwa Leyvira tidak cantik saat Leyvira sedang tidak bahagia, hanya saja kalau Leyvira sedang tidak merasakan yang namanya bahagia, maka kecantikan yang Leyvira miliki seolah tertutup oleh ekspresi kesedihan Leyvira.
Pipi Leyvira mulai memerah setelah dia memahami kalimat yang sudah Ardika ucapkan. Ardika tersenyum saat memperhatikan Leyvira yang mulai blushing.
Jujur, Ardika lebih memilih untuk terus memperhatikan Leyvira yang terlihat bahagia seperti sekarang, dibandingkan dengan memperhatikan Leyvira yang bersedih seperti sebelumnya.
Leyvira tengah melangkahkan kakinya dengan santai di koridor sekolah. Leyvira mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.Leyvira terdiam saat ada seorang cowok yang tengah berjalan tak jauh di depannya. Leyvira mendadak mengubah tujuan langkah kakinya.Leyvira melangkahkan kakinya mengikuti ke mana arah cowok itu sekarang tengah melangkahkan kakinya.Leyvira memperhatikan tubuh bagian belakang cowok itu. Rambut cowok itu terlihat sedikit acak-acakan. Cara cowok itu berjalan sulit untuk didefinisikan.Karena apa?Karena kalau dikatakan bahwa dia berjalan dengan langkah yang cukup tegak, beberapa kali cowok itu malah berjalan dengan santai.Dia siapa? Kenapa dari sekian banyak cowok yang gue lihat, kenapa cuma dia yang berhasil membuat gue tertarik untuk memperhatikannya?Leyvira tanda tanya sendiri dalam hatinya. Beberapa langkah terus dia lalui sampai akhirnya dia semakin dekat dengan cowok itu, hanya saja dia ragu untuk menyapa atau m
“Eh Ra, lo yakin gak—Sinta tidak melanjutkan kalimatnya saat dia melihat tidak ada siapa pun di sampingnya. Sinta bingung di mana Leyvira berada.“Vira mana?” tanya Sinta kebingungan.Milly mengedarkan pandangannya dan mencari di mana Leyvira berada. Sinta juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua tidak ada yang menyadari kalau Leyvira meninggalkan mereka.“Heh Vira, tunggu!” teriak Milly saat melihat Leyvira yang sekarang sedang melangkahkan kakinya menjauh dari kerumunan ini.Leyvira menghentikan langkah kakinya dan melirik ke arah dari mana dia mendengar suara yang sangat dia kenali.“Cepet,” ujar Leyvira dengan begitu enteng.Leyvira seolah tidak mau berada di sana. Milly dan juga Sinta langsung melangkahkan kakinya untuk mengejar Leyvira.“Lo kenapa maen nyelonong pergi gitu aja sih?” tanya Sinta dengan nada yang terdengar cukup kesal saat mengetahui kalau Leyv
Waktu pembelajaran sudah berlalu dengan berbagai materi yang sudah dijelaskan dan juga dicatat oleh beberapa orang. Sekarang sudah waktunya istirahat.Sebagian siswa dan juga siswi sudah banyak yang berhamburan keluar dari kelas, meski tidak sedikit yang masih berada di dalam kelas.Seorang siswa dengan atasan kemeja putih pendek, celana berwarna mocca tengah melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke suatu tempat yang sudah dia pikirkan sejak awal dia melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.Siswa itu terbilang cukup tinggi dengan tinggi badan lebih dari 170cm, kulit putih, wajah yang cukup tampan dengan hidung yang mancung dan sebuah senyuman yang terlihat manis kala dia sedang menunjukkannya.Penampilan cowok itu tidak bisa dikatakan rapi, tapi tetap meninggalkan kesan keren dalam diri cowok itu.Sepanjang melangkahkan kakinya, tidak sedikit orang yang memperhatikan dirinya, terutama para siswi. Tidak sedikit siswi yang memperhatikan dirinya
“Reka, ada apa lo nemuin gue?” tanya Leyvira.Leyvira langsung bertanya to the point. Leyvira bukan orang yang sudah berbasa-basi, makanya Leyvira langsung menanyakan hal yang ingin dia ketahui.Leyvira bingung akan hal apa yang membuat Reka memilih untuk menemuinya sekarang, bahkan sepertinya Reka sengaja datang ke kelasnya hanya untuk bertemu dengan dirinya. Cukup terasa tidak mungkin jika Reka sengaja datang menemuinya tanpa sebuah alasan di baliknya.“Ada yang harus gue dan lo bicarakan,” jawab Reka dengan nada bicara yang terdengar cukup serius.Leyvira dengan seketika mengernyitkan keningnya. “Apa?” Leyvira menjadi tanda tanya sama apa yang sudah Reka maksud. Hal apa yang harus dirinya dan Reka bicarakan.“Nanti akan gue bicarakan,” jawab Reka.Reka tidak memiliki niatan untuk memberi tahu Leyvira akan hal apa yang akan mereka bicarakan sekarang. Reka ingin memulia pembicaraan tentang sem
Dering handphone Reka terdengar tidak terlalu nyaring, tapi masih membuat pemiliknya sadar akan hal itu. Reka mengambil handphone yang semula berada di atas meja. Mata Reka membaca pesan yang masuk dengan cukup serius. Leyvira melirik ke arah di mana Reka berada. Leyvira menyadari kalau sekarang Reka tengah membaca sebuah pesan, tapi Leyvira tidak ingin tahu pesan apa yang sekarang tengah Reka baca. Leyvira terus melanjutkan kegiatannya bersama dengan sendok dan juga garfu. Leyvira lebih asyik menikmati makanannya, dibandingkan harus tanda tanya dengan apa yang sedang Reka lakukan. “Ada apa?” tanya Leyvira saat melihat Reka yang terlihat seperti orang yang kebingungan. “Nanti ke Kelas sendiri gak papa?” tanya Reka dengan nada yang terdengar sedikit ragu. “Ada apa emangnya? Lo mau ke mana?” Leyvira yakin kalau alasan yang membuat Reka tadi bertanya mengenai hal itu, karena Reka tidak bisa bersama dengan dirinya. “Gue ada urusan,
Waktu pembelajaran untuk hari ini sudah habis. Mereka sekarang tengah melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.Semuanya terus melangkahkan kaki mereka dengan hampir semuanya mempunyai tujuan yaitu menuju ke tempat parkir, kecuali mereka yang tidak membawa kendaraan. Mereka langsung melangkahkan kakinya keluar dari SMA Mekar Bangsa.Leyvira melihat Reka yang sekarang sedang melangkahkan kakinya. Leyvira menjadi menghentikan langkah kakinya. Leyvira melihat kalau Reka sekarang tengah berjalan menuju ke arah dirinya. Maka dari itu, Leyvira lebih memilih untuk menghentikan langkah kakinya.“Mau ngomong di mana?” tanya Leyvira.Leyvira menanyakan hal ini, karena dirinya ingat kalau tadi Reka akan membicarakan sesuatu hal dengan dirinya setelah pulang sekolah.“Di Taman depan gimana? Jangan di area Sekolah,” jawab Reka.Reka tidak ingin membahas hal ini di area Sekolah, apalagi dengan waktu yang sekarang sudah bukan jam p
“Gue mau kita jadian,” ujar Reka. Reka menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan keyakinan.Reka memang sangat menginginkan hal itu. Reka ingin kalau status antara dirinya dan juga Leyvira bisa berubah dari yang hanya sekedar teman menjadi lebih dari teman, yaitu pacar.“Atas dasar apa lo mau jadi pacar gue? Eh—mau menjadikan gue sebagai pacar lo?” tanya Leyvira.Leyvira ingin tahu hal yang menjadi dasar kenapa Reka barusan memilih untuk menyatakan rasanya dan mau menjadikan Leyvira sebagai pacarnya.Leyvira sangat mempunyai pemikiran kalau tidak mungkin jika Reka melakukan semua ini tanpa ada hal yang menjadi dasar utamanya.“Gue sayang sama lo, gue nyaman sama lo.”Kedua hal ini cukup menjadi dasar utama kenapa dirinya berani untuk mengajak Leyvira untuk menjadi pacarnya.Reka sangat berharap kalau Leyvira bisa menerima dirinya dan bisa dengan senang hati menjadi pacarnya.Leyv
“Apa alasan utama yang membuat lo tidak bisa menerima gue?Leyvira menjadi memilih untuk menanyakan akan alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan dirinya, padahal Leyvira tidak merasa sudah membuat Reka nyaman, makanya Leyvira bisa bingung kenapa Reka bisa merasakan yang namanya nyaman saat sedang bersama dengan dirinya.“Setiap gue bareng sama lo atau ngobrol sama lo, gue merasa kalau hati gue nyaman bersama dengan lo.”Alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira cukup sederhana, bahkan terkesan biasa saja, tapi memang itulah alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira adalah itu.“Gue lagi gak mau menyakiti hati orang lain,” ucap Leyvira dengan menggunakan nada yang cukup datar.Reka dengan seketika langsung mengernyit dan menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. “Maksudnya?”“Gue gak suka sama lo. Kita gak bisa jadian,” lanjut Leyvira