Take a Chance with Me!

Take a Chance with Me!

last updateLast Updated : 2025-04-28
By:  amieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
51Chapters
363views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Ayo, menikah denganku! Aku serius. Di Indonesia seusia kita bahkan sudah banyak yang punya anak!" Tidak seharusnya Aya mendengar kalimat diluar nalar itu diusianya yang masih 20 tahun. Saat dia sedang pusing-pusingnya memikirkan kuliahnya dan kerja parttime di Adelaide, Australia. Dan lagi! Laki-laki sebaya di depannya ini tahu seperti apa masa lalu Aya. Aya yang menjauh dari Indonesia, mengubur semua ingatan buruknya, dan berperang dengan ketakutannya sendiri. Laki-laki ini pasti tahu. Jadi tidak mungkin dia sampai punya perasaan ke Aya, bahkan berniat menikahnya. Ini jelas-jelas diluar nalar. Aya tahu mereka teman SMA. Punya banyak ingatan yang bisa dijadikan bahan berdebat. Tapi, hubungan mereka bukan hubungan romantis yang penting untuk dikenang oleh otak dan hati. Jadi kenapa? Datang tiba-tiba di depannya begini. Di saat Aya sudah menjauh sejauh ini...

View More

Chapter 1

0. Glimmers ...

Summer, Adelaide-South Australia

            “Ayo, menikah denganku.”

            Aya tersedak. Dia melotot mendapati laki-laki disebelahnya menatapnya dengan pandangan serius. Kortisol di tubuhnya seketika berlimpah. Membuat jantung mungilnya memompa lebih cepat. Bukan karena salting, lebih karena takut sekaligus khawatir. Musim panas kali ini masih di suhu 30 derajat. Tidak cukup panas sampai bisa memelintir otak cowok ini sampai dia berhalusinasi.

            Apa istilahnya kalau bukan halusinasi? Cowok dengan kulit yang lebih coklat dibanding kali terakhir Aya bertemu itu lebih normal kalau mengajak Aya debat atau berantem dibanding tiba-tiba (banget) mengajaknya menikah. Dan..helooww…. dari mana kamus menikah muncul di kepalanya itu?

            “Kamu gabut?” Aya menelisik raut laki-laki di depannya. Tidak bertemu lebih dari setahun membuatnya banyak berubah. Dia yang cuma memakai polo dan jeans kelabu, menyeruput santai kopinya. Baiklah! Aya sempat mengakui kalau tubuhnya bergetar saat laki-laki itu mengatakan kalimat di awal. Sebelum akhirnya dia menyadari kalau kemungkinan dirinya salah dengar.

            “Aku serius.”

            Aya menoleh ke sekeliling. Mereka tengah berada di Hub Central Universitas Adelaide. Tidak seramai biasanya karena liburan musim panas sudah dimulai sejak 3 hari lalu. Mahasiswa Adelaide memilih pergi ke kota lebih ramai semacam Perth, Melbourne atau Sydney untuk liburan atau sekedar mencari partime dengan gaji lebih tinggi. Dia memastikan tidak ada orang lewat yang menguping pembicaraan mereka.

            “Denger ya, ada banyak hal yang lebih wajib kamu lakukan dibandingkan mela…. Lupakan! Aku anggap aku nggak denger apa yang kamu bilang tadi.” Aya menekan suaranya. Berusaha menyembunyikan grogi yang mendadak muncul.

            “Why? Apa aku kurang prospek untuk dijadikan suami?”

            Aya terkatup. Mau menyahut tapi bingung berkomentar apa.

            “Kamu punya pacar lagi? Masih terbayang mantan terindah?”

            “Nggak! Nggak ada!” Aya menepuk ujung meja sampai ujung jemarinya memerah. Matanya membulat. Buru-buru ditutup mulutnya sendiri. Dia sendiri terkejut dengan responnya. Hey, Ay… kamu kenapa sih?

            “Apa kamu tidak menyukaiku?”

            Aya kembali tersedak. Kok dia bisa jadi kepedean begini sih?!

            “Aku masih 20 tahun. Belum ada kepikiran menikah.”

            “So do I. Kita kan sebaya. Apa kamu jarang mengikuti berita negara sendiri sejak di Aussie? Anak seusia kita sudah beranak pinak malahan.”

            Seandainya Aya punya bakyugan, dia sungguh ingin masuk ke kapala cowok ini dan menguliti setiap lapisan otaknya. Mencari kita-kira di mana yang konslet atau ada sel yang terbalik penempatannya. Dulu dia tidak begini. Dan hubungan mereka bukan hubungan romantis yang dikenang oleh otak dan hati. Jadi kenapa tiba-tiba….

            “…lagian tidak ada syarat larangan menikah di beasiswamu. Iya kan?”

            “Hah?! Kamu stalking?”

            Cowok itu mengangguk yakin. Tanpa bersalah pula. “Aku butuh info buat bikin rencana ke depannya gimana.”

            Rencana ke depannya? Aya menghembuskan napas. Rasa saltingnya mulai berubah kesal. “Plis!! Hentikan dulu bercandamu. Dan tolong hormati aku sebagai temenmu. Kalau kamu berencana nge-prank aku, hentikan dari sekarang!”

            “Aku memenuhi janjiku menyusulmu ke sini. Apa kayak gini di matamu masih dibilang nge-prank?”

            Hah?! Janji apa? Janji yang mana?

            “Aku tidak mengatakan ini tiba-tiba, Ay. Kamu kan pintar. Harusnya kamu sudah tahu sejak dulu. Atau minimal menerkanya dengan benar. Aku menyukaimu dari dulu. Wajarkan kalau aku menyusulmu ke sini dan melamarmu.”

            Bagaimana bisa laki-laki ini mengatakan kalimat itu tanpa bergetar. Lugas. To the poin. Aya yang mendengarkan aja merinding. Dan lagi. Aya kan bukan cenayang. Mana mungkin dia bisa tahu apa yang laki-laki itu pikirkan. Mereka bahkan terakhir bertemu setahun lalu. Tidak pernah saling sapa di media sosial kecuali sebulan terkahir ini. Itu pun hanya untuk mengabari kalau cowok ini masuk ke Universitas Adelaide juga. Meski bukan dengan full beasiswa. Aya menawarkan diri untuk mengajaknya tour di Adelaide sebagai teman lama. Sudah tidak lebih. Dan ini baru hari keempat cowok ini tiba di Australia. Aya masih belum mengerti  apa yang salah dengan laki-laki ini. Atau apa yang sebenarnya dia rencanakan.

            “Jangan  menatapku begitu gih. Kamu bikin grogi tau!”

            Gimana…gimana… kok jadi kebalik gini sihhh!

            Aya berusaha meredam gemuruh jantungnya sendiri. Lesakan dopamine ini pasti membuat pipinya memerah. Aya menyerah. Kali ini dia memilih jalur aman. Diam. Tidak merespon atau memikirkan apapun. Anggap saja yang berkata di depannya ini manusia sinting.

            “Ngomong-ngomong, tanganmu masih sering sakit?”

            Aya melirik lengan kirinya. Lengan panjang kausnya naik dan membuat bekas luka memanjang di lengannya ketara. Aya buru-buru menarik ujung lengan kaos untuk menutupi bekasnya. Dia menggeleng pelan.

            Benar. Tidak perlu berpikir yang aneh-aneh. Manusia di depannya ini pasti sedang memulai masa pubertasnya yang terlambat, jadi dia tidak bisa berpikir normal. Termasuk kata-kata anehnya barusan. Dia tahu seperti apa masa lalu Aya. Aya yang menjauh dari Indonesia, mengubur semua ingatan buruknya, dan  berperang dengan ketakutannya sendiri. Laki-laki ini pasti tahu. Jadi tidak mungkin dia sampai punya perasaan ke Aya bahkan berniat menikahnya. Ini jelas-jelas diluar nalar.

            “Aku mau ada pertemuan sore ini,” Aya memutar otak. Dia harus segera menjauh dari cowok ini. Dia mulai tidak baik-baik saja dan akan makin tidak baik kalau berlama-lama dengannya. “Ada pertemuan pelajar di Helberg.”

            “PPI[1] bukan?”

            “Kamu tau?”

            “Good! Aku ikut! Kalau acaranya sore, harusnya selesai di atas jam 9. Lebih sepi di sini daripada di jalanan Kaliurang kilometer atas kan? Kamu pasti butuh temen untuk balik.”

            Heyyy!! Bukan gitu maksudnyaa!!!

[1] Persatuan Pelajar Indonesia, perkumpulan pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
51 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status