Beranda / Rumah Tangga / KESAKSIAN PUTRI KECILKU / bab 3. Sumi Jatuh dari Tangga

Share

bab 3. Sumi Jatuh dari Tangga

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-25 12:06:15

[Oke. Nas. Besok aku akan gantiin kamu dinas. Aku kan juga punya hutang dinas ke kamu.]

Rupanya belum tidur si Arum ini. Sejenak aku memutar ponsel dalam genggaman tangan. Ragu untuk memutuskan apakah aku akan cerita tentang perselingkuhan suamiku atau tidak.

Beberapa saat terdiam. Menimbang dan merenungkan apakah akan menceritakan tentang masalah rumah tangga ku atau tidak padahal masih dalam tahap dugaan.

[Rum, kamu belum tidur?]

[Belum. Ada apa, Nas?]

[Kalau suami kamu selingkuh, apa yang akan kamu lakukan?]

[Hm, ya sudah. Aku relain aja buat pelakor. Sampah emang cocok sama lalat. Tapi sepertinya mas Adin lempeng-lempeng saja. Ada apa sih?]

[Nggak. Nggak apa-apa. Emang menurut kamu, orang selingkuh itu apa karena kekurangan si istri?]

[Nggak juga. Ada laki-laki yang dianugerahi istri cantik, mandiri, dan sudah punya anak, mahir di ranjang, tapi tetap selingkuh. Itu karena lakinya aja yang matanya kelilipan jambul kalkun! Ada apa sih? Jangan bilang kalau suami kamu ...]

[Enggak. Aku lagi liat berita di sosmed. Masa ada suami yang selingkuh sama pembantunya? Padahal sudah punya anak istri yang cantik. Aneh kan?]

[Ye, nggak ada yang aneh. Jaman sekarang makanya kudu hati-hati kalau ngambil asisten rumah tangga. Kalau masih muda dan cantik lalu ketemu tiap hari, ya jelas oleng.]

[Apalagi kalau si ceweknya gatel. Makanya aku lebih memilih tinggal sama mertua aja untuk menjaga anakku saat kutinggal dinas. Daripada punya asisten rumah tangga yang mengkhawatirkan. Ih, amit-amit!]

[Emang kamu nggak ingin mempertahankan suami kamu kalau dia minta maaf? Kan demi anak juga?]

[Ck, nggak. Bagiku selingkuh itu nggak mungkin khilaf. Pasti niat. Dan pasti akan berulang lagi. Karena itu aku nggak akan memaafkannya.]

Aku menelan ludah. Lalu menoleh lagi pada mas Arif. Dibawah sorot lampu tidur, wajahnya tetap sangat mempesona. Hidungnya yang mancung dan rahang nya yang kokoh. Serta tubuhnya yang atletis terlihat jelas.

Entah siapa yang menggoda terlebih dahulu, yang jelas aku juga tidak ingin memberi kesempatan pada mas Arif lagi. Rasa cinta yang sedemikian besar seolah menguap berganti dengan rasa sesal dan kesal saat membayangkan perempuan lain tidur di ranjangku.

Sebelum aku memejamkan mata, aku melihat cara memasang cctv bentuk lampu bohlam di YouTube.

Semua bukti harus kukumpulkan baru aku bisa mengajukan gugatan ke pengadilan agama. Maaf Mas, tidak ada maaf bagimu.

*

Aku mengawasi mas Arif yang baru saja keluar dari kamar mandi dalam dengan handuk yang masih melilit di pinggang.

Wangi sabun dan shampo nya membuat candu. Dulu, mungkin aku langsung melompat ke pelukannya setelah mas Arif mandi. Tapi setelah Ana mengadu soal papanya yang hamil, entah kenapa aku tidak ingin memeluknya lagi.

"Tumben nggak meluk?" tanya mas Arif tersenyum menggoda. Tangannya terentang ke arah ku.

Aku tersenyum. "Nanti malah aku telat dinas. Ayo sarapan. Sudah kusiapkan nasi goreng sebelum mas ke mall. Ini daftar belanjaan yang harus Mas beli nanti."

Aku mengulurkan kertas berisi tulisan bahan sembako dan kebutuhan kamar mandi di atas nakas karena mas Arif sedang mencukur kumisnya yang mulai tumbuh.

"Mas, kamu kan ganteng. Apa nggak ada perempuan yang naksir padamu selain aku? Aku kadang merasa khawatir kalau mas selingkuh dengan perempuan lain," pancingku.

Aarrgh!

Aku tersenyum. Bukannya menjawab pertanyaanku, tapi mata cukuran yang sedang dipakainya justru menggores ujung bibir mas Arif. Tampak lecet kecil di sana dengan darah yang merembes setetes.

Aku menahan tawa. Rasain. Emang enak!

"Astaghfirullah, Mas! Maaf ya. Kok Mas bisa kena cukuran? Sakit ya? Diobatin dulu?" tanyaku meraih bet*dine di atas nakas.

"Pertanyaan kamu mendadak aneh sih. Aku sampai kaget. Aku nggak pernah macem-macem, Nas. Aku cuma semacam aja," sahut mas Arif menerima betadine dari ku.

"Hm, syukurlah. Ya sudah. Aku tunggu di ruang makan, Mas." Aku berlalu terlebih dahulu meninggalkan kamar tidur. Menahan senyum.

"Oke. Nyonya Nastiti." Mas Arif tersenyum begitu manis.

"Hm, aromanya enak sekali. Kelihatannya mantap ini!" seru mas Arif sambil menarik kursi di ruang makan.

Aku menuang nasi goreng ke dalam piring milik mas Arif dan milik Ana.

"Ya dong. Pasti enak. Ayo Ana, kamu juga makan yang banyak ya."

Aku tersenyum dan menuang susu UHT ke dalam gelas milik Ana. Kulihat dari ekor mata, Mbak Sumi baru saja turun dari lantai atas. Dia memang tadi kusuruh untuk mencuci sekaligus menjemur baju.

Lihat saja dasternya selutut nya yang berbe lahan da da rendah. Kalau dia menunduk sedikit saja, pasti akan memperlihatkan hartanya.

Mendadak sebuah ide muncul di kepala. Sepertinya seru kalau aku membuatnya cemburu sebelum mas Arif benar-benar kuserahkan padanya.

Aku sengaja meletakkan sebutir nasi di pipiku diam-diam.

"Ma."

Mas Arif menunjuk pipinya sendiri. Lalu sambil tersenyum aku mencium pipi mas Arif.

Cuuuppp!!!

Mas Arif tersipu dan Ana tertawa.

"Ih, Mama lucu. Tadi Papa mau bilang kalau di pipi mama ada nasi. Bukannya papa minta disun!"

"Oh, ya. Mana sih nasinya? Ambilin dong, Pa!"

Mas Arif tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arah pipiku lalu memungut nasi yang menempel. Mendadak terdengar suara benda jatuh dan suara mengaduh.

Gluduk.

Gluduk.

Aaaww!!

Rupanya Mbak Sumi entah terkilir, entah terpeleset ternyata terjatuh dari tangga dengan memeluk bak kosong!

Hm, pasti sakit. Makanya lain kali fokus kalau turun dari tangga ya, Mbak!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kapok km Sumi namanya gak sesuai jadi pelakor wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 37. Akhir dari Angkara Murka (tamat)

    Nastiti hanya mengedikkan bahunya. "Entahlah, Mas. Aku juga tidak tahu. Aku tidak mengundang mereka kemari. Kita tunggu saja mereka. Aku juga ingin tahu ada perlu apa mereka kemari," sahut Nastiti lirih. "Bagus sekali ya klinik dan rumah baru kamu," ucap Sumi saat dia dan Arif sudah sampai di hadapan Narendra dan Nastiti. Nastiti tersenyum. "Terimakasih. Ayo silakan duduk di dalam dulu. Karena masih dalam acara syukuran," sahut Nastiti ramah. "Hm, ada acara syukuran? Kok kamu nggak ngundang aku, Nas? Mana Ana?" sela Arif. "Iya. Kami tidak mengundang kalian. Karena rumah kalian kan jauh di luar kabupaten sini. Selain itu acara ini juga untuk syukuran lamaran," sahut Narendra yang lalu berjalan dan menuju ke arah Nastiti lalu berada di depan calon istri nya. Tampak wajah Sumi dan Arif yang tercengang. "Wah, sudah lamaran? Syukur deh. Semoga lancar sampai hari H, ya?" ujar Sumi terdengar tulus. "Terima kasih, ayo masuk dulu. Kita ngobrol di dalam sambil menikmati suguhan. Aku yakin

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 36. Syukuran Rumah Baru

    "Iya. Nastiti bermimpi salat berdua dengan diimami oleh mas Narendra selama 3 kali," sahut Nastiti membuat semua orang yang ada di ruang tamunya mengucap hamdalah. "Kalau begitu ayo kita menikah," ajak Narendra membuat Nastiti mendelik. "Tidak secepat itu, Mas Rendra.""Kenapa enggak? Kita sama-sama sudah siap dan sudah berumur juga. Apa menunggu rumah dan tempat praktik kamu selesai? Sekalian untuk acara syukuran?""Itu lebih, Mas. Daripada terburu-buru.""Baiklah. Aku setuju.""Bunda juga setuju.""Kamu ingin acaranya dibuat sederhana atau meriah?""Yang sederhana saja. Yang pentin khidmat.""Lalu kapan acara pernikahan nya?"Nastiti mendelik mendengar kan ucapan Narendra. "Ya Allah, Mas. Belum aja lamaran, kamu udah nanyain tanggal pernikahan," ucap Nastiti tertawa. Narendra tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yah, gimana ya. Kan sudah duda 4 tahun. Jadi rasanya kalau sudah menemukan yang pas, lebih baik, langsung akad," seloroh nya disambut cubitan bunda. "W

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 35. Kemantapan Hati Nastiti

    Tatik menerima vonis dari hakim dengan kepala tertunduk. Dikumpulkannya semua rasa semua rasa dendam dalam hatinya. "Oke. Mungkin saat ini aku kalah. Tapi aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan balas dendam setelah aku keluar dari penjara," gumam Tatik dalam hati. *"Bagaimana tadi sidangnya, Sum?" tanya Arif yang duduk di teras rumah Sumi. "Alhamdulillah, lancar."Sumi pun menceritakan tentang sidang yang terjadi di pengadilan tadi. Arif terlihat manggut-manggut. "Baguslah kalau begitu. Sekarang kamu bisa fokus mencari kebahagiaan kamu."Sumi mengangguk. "Oh ya, kalau kita menikah, kita akan tinggal dimana, Rif?" tanya Sumi. Arif menghela nafas panjang. "Aku juga kepikiran hal itu. Kalau aku menikah dan tinggal di rumah kamu, aku merasa kasihan pada mami.Tapi kalau kamu ikut aku ke rumah mami, kasihan anak-anak kamu. Masa setahun pindah sekolah dua kali. Lagipula warung kamu hampir jadi," sahut Arif lirih sambil menatap bangunan mungil di depan teras rumah Sumi. Rumah waris

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 34. Vonis untuk Tatik

    Mata Sumi membulat. "Benarkah, Rif?"Arif mengangguk meskipun dia juga ragu membuat Sumi menjadi ragu dan tidak percaya. "Rif, aku serius. Aku benar-benar ingin mempunyai imam yang menerima aku dan anak-anak ku. Yang bisa membimbing, menafkahi, dan mengayomi. Aku terima semua keadaan kamu. Kita juga pernah berbuat sesuatu yang haram kan? Aku ingin kita sama-sama memperbaiki nya, Rif." Sumi tertunduk. Arif menjadi tidak tega saat melihat mantan pacarnya itu. "Sum, aku bilang kan aku mau menerima perasaan kamu. Aku mau menerima kelemahan dan kelebihan kamu. Baiklah, ayo kita mulai dari awal ya."Sumi mengangguk. Matanya berkaca-kaca. "Tapi aku ingin kamu berjanji satu hal padaku, Rif.""Apa itu, Sum?""Jangan pernah menghadirikan pihak ketiga dalam rumah tangga kita. Termasuk mbak Nastiti. Kamu mau kan?"Arif mengangguk pelan. Dia juga heran, dulu saat masih menikah dengan Nastiti, dia justru ingin bersama Sumi. Sekarang saat Sumi sudah di depan matanya dan dalam kondisi yang lebih

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 33. Arif versus Narendra

    Flash back on. Arif menutup teleponnya dengan perasaan yang campur aduk. Ini kesekian kalinya, Ana menelepon nya dan menanyakan kapan Arif pulang. Dan Arif juga sudah kesekian kalinya berbohong bahwa Arif masih sangat sibuk dengan pekerjaannya dan belum bisa pulang. "Kenapa kamu?" tanya maminya sambil membawa piring besar berisi ayam dan tahu krispi. Arif menghela nafas panjang dan menatap mamanya dengan pandangan bingung. "Aku kangen Ana, Mi."Maminya menarik kursi di hadapan Arif dan menduduki nya."Ya sudah. Kalau begitu kamu jenguk saja anak kamu. Ayo, mami juga ikut."Arif menopang dagunya dengan tangan. "Apa mami pikir akan semudah itu untuk menjenguk Ana? Arif bisa berbohong kalau lewat telepon. Tapi kalau bertemu langsung dengan Ana, Arif tidak akan berani berbohong. Arif tidak tega untuk mengatakan bahwa ayah dan ibunya sudah bercerai."Maminya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Terus kamu maunya apa? Itu kan semua menjadi salah kamu. Seharusnya sebelum kamu selingk

  • KESAKSIAN PUTRI KECILKU    bab 32. Pendekatan Narendra

    Arrgh! Tatik menjerit dan tubuhnya lemas seketika di samping ransum makanan nya. "Heh, dia pingsan beneran?" tanya salah seorang pengeroyoknya. "Ah, dia pasti pura-pura pingsan karena takut akan dikeroyok lagi!""Kita ambil saja makanan nya!""Kalau nanti kita dimarahi petugas gimana?""Salah sendiri. Coba dia nggak pelit buat bagi makanannya. Pasti dia nggak akan jadi seperti ini."Beberapa pengeroyok Tatik mulai mendekat ke arah Tatik. Dan mulai mengerubuti makanan yang ada di depan nya. "Heh, kalian!! Jangan ribut-ribut saat makan!" Sebuah suara menghentikan para pengeroyok Tatik yang sedang makan. Mendadak, Tatik terbangun dan menghambur ke arah petugas yang datang."Tolong! Tolong saya, Bu! Ini ada orang-orang gila yang mau merebut makanan saya!" seru Tatik sambil berpegangan pada tiang besi penjara yang dingin. Petugas itu terkejut saat melihat kondisi tubuh Tatik yang penuh dengan luka lebam. "Hm, ini pasti ulah kalian. Kalian harus menerima sanksi disiplin!" sahut petug

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status