Share

Season 3 bab 70

Author: Mutiara Sukma
last update Huling Na-update: 2025-06-05 08:02:10

Dara semakin tak terpisahkan dari aktivitas rumah. Ia menyusun jadwal minum obat Tari. Ia yang menyiapkan teh pagi. Ia yang membukakan pintu jika ada tamu.

Yang lebih menyakitkan? Ia yang kini paling tahu kebiasaan kecil Tari. Termasuk bagaimana Tari suka tidur dengan posisi menghadap ke kiri, atau fakta bahwa Tari selalu menyelipkan doa sebelum makan meski hanya makan roti.

Mentari menyadari, bahkan anak-anak kandung Tari tak seintim itu.

Dan itu membuatnya merasa… kalah.

**

Malam itu, Mentari duduk di balkon belakang. Menunggu Abrar pulang dari studio lukis. Ia tak tahu harus memulai dari mana.

Yang keluar dari mulutnya justru, “Bar, kamu lebih sering cerita ke Dara sekarang, ya?”

Abrar yang sedang membuka sepatu langsung menatapnya. “Kamu cemburu?”

“Enggak,” jawab Mentari pelan. “Cuma bingung, kenapa kamu yang dulu paling tertutup, sekarang bisa cerita soal lukisan ke dia... bukan ke aku.”

Abrar menunduk. “Karena kamu selalu memaksa hasil. Sementara Dara... cuma duduk dan dengar.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 75

    Ammar tak lagi bisa menahan amarahnya.Sudah bertahun-tahun mereka berusaha melupakan Dara, perempuan manipulatif yang sempat membuat rumah tangga mereka nyaris hancur. Tapi kini, saat ibunya sakit-sakitan dan butuh ketenangan, Dara kembali menyisakan luka. Dengan cara licik: menggunakan surat kuasa palsu atas nama Tari dan mengambil pinjaman atas nama ibunya.Ammar mendatangi bank sendirian. Ia ingin tahu detailnya. Di sana, ia duduk berhadapan dengan seorang petugas yang menunjukkan salinan dokumen.“Ini... tanda tangan Bunda aku,” gumam Ammar sambil menatapnya lekat.Petugas itu menggeleng. “Kami juga curiga. Karena sebelumnya tidak pernah ada pergerakan rekening sebesar ini. Tapi dokumen yang digunakan sah secara hukum. KTP, KK, dan surat kuasa semuanya otentik—tapi kini kami menduga, semuanya palsu.”Ammar mengepalkan tangannya. Dara memang bukan perempuan biasa. Ia cermat, licik, dan tahu celah hukum.“Apa ada CCTV?” tanya Ammar.“Maaf, sudah lewat dari masa simpan. Tapi kami bi

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 74

    Santi berdiri mematung di ruang tamu, menggenggam tangan neneknya yang tampak kebingungan. Gadis kecil itu mungkin tak tahu apa-apa, tapi kehadirannya membuat udara dalam rumah Tari berubah dingin.Alisa lebih dulu bersuara, datar dan tanpa basa-basi.“Maaf, Bu... kami nggak tahu apa-apa soal Dara sekarang. Apalagi soal anaknya. Kami juga bukan keluarga dia.”Si nenek mencoba tersenyum sopan. “Kami cuma butuh tempat tinggal sementara. Dara bilang, kalau kesulitan, datang saja ke rumah Bu Tari. Jadi kami ke sini.”“Apa Dara pernah bilang anaknya dititip ke sini?” tanya Aleeya, menahan emosi.Tari hanya terdiam di kursi. Wajahnya tampak lelah, tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya. Tapi dia tetap mencoba bijak.“Ibu nggak bisa bantu terlalu banyak, Bu... tapi, mungkin bisa kami bantu carikan tempat tinggal sementara,” ucap Tari.Nenek Santi mengangguk pelan, tapi terlihat kecewa. “Saya paham. Kami nggak mau nyusahin...”Setelah mereka pergi, Ammar mengunci pintu sambil mendesah panjang.

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 73

    Darah di tisu masih basah ketika Mentari membantu Tari kembali ke kamar.“Bunda harus ke rumah sakit. Ini nggak bisa ditunda lagi.”Tari hanya tersenyum lemah. “Sudah. Ibu cuma kecapekan... mungkin masuk angin.”Mentari menatapnya, matanya berkaca. “Masuk angin nggak sampai batuk darah, Bun...”Tapi Tari tetap menggeleng. Dan seperti biasa, ia memilih diam, menyimpan sakitnya sendiri.**Besok paginya, Ammar pulang lebih awal dari kegiatan kampus. Ketika mendengar kabar batuk berdarah itu dari Mentari, wajahnya langsung berubah.“Kenapa nggak langsung dibawa ke rumah sakit?”“Bunda nggak mau,” jawab Mentari. “Katanya jangan buat anak-anak panik.”Ammar mengetuk pintu kamar ibunya. “Bunda?”Tari membukakan pintu, duduk di tepi ranjang sambil memegang syal tebal di lehernya.“Iya, Nak... kenapa?”“Bunda tahu Ammar nggak suka maksa. Tapi kali ini, Am minta... tolong ke rumah sakit. Kita cek semuanya. Am nggak mau kehilangan Bunda kayak kehilangan Ayah dulu.”Tari menatap putra keduanya.

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 72

    Sudah dua minggu sejak Dara pergi dari rumah itu.Abrar mulai aktif memamerkan karyanya di galeri kecil daerah Bogor. Ammar kembali rutin konsultasi ke psikolog. Mentari makin akrab dengan Aleeya, bahkan kadang mereka berdiskusi tentang ide bisnis kecil-kecilan agar galeri Abrar bisa mandiri.Namun sore itu, ketika Tari baru saja menyelesaikan terapi herbal di rumah dan duduk di beranda dengan secangkir teh jahe, seorang pria bersetelan coklat tua datang. Membawa map, wajah datar, dan logat formal.“Permisi, Bu Tari.”“Iya, saya sendiri. Ada apa, Pak?”“Saya dari pihak koperasi simpan pinjam ‘Guna Sentosa’. Izin, ini surat penagihan tahap kedua.”Tari mengernyit. “Maaf... saya tidak pernah ikut koperasi.”“Nama ibu memang tidak terdaftar. Tapi ada beberapa transaksi atas nama... Nn. Dara Tertulis alamat penanggung jawab adalah rumah ini. Dan kami punya fotokopi KTP Dara, beserta bukti pengakuan bahwa ibu bersedia menjadi penjamin.”Tari membeku.“Maaf, saya... tidak pernah tahu ini. S

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 71

    Langit senja itu berwarna merah lembayung ketika Tari memutuskan satu hal yang membuat seluruh keluarga terdiam.“Aku tidak mau lagi ke rumah sakit,” ucapnya tenang di hadapan anak-anaknya.Semua pandangan tertuju padanya. Termasuk Alif yang baru pulang membawa Nayla dan cucu kecil mereka.“Bunda... kenapa?” suara Aleeya tercekat.Tari menatap anak-anaknya satu per satu. “Aku lelah, Nak. Lebih lelah menghadapi ketidakpastian daripada sakit itu sendiri.”“Kalau ini tentang uang—” Ammar angkat suara.“Ini bukan tentang uang. Tapi tentang waktu. Aku ingin sisa waktuku aku pakai... untuk melihat kalian bahagia. Bukan diinfus... bukan ditusuk jarum... bukan menatap atap rumah sakit sendirian.”Seketika, suasana berubah menjadi sunyi. Bahkan suara burung di luar jendela pun seakan lenyap.Abrar menunduk. Ia tahu, tidak bisa memaksa.Mentari memeluk bahu ibu mertuanya dengan mata sembap. “Tapi kami belum siap, Bunda...”Tari hanya tersenyum. “Justru karena itu, aku ingin kalian belajar siap.

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 70

    Dara semakin tak terpisahkan dari aktivitas rumah. Ia menyusun jadwal minum obat Tari. Ia yang menyiapkan teh pagi. Ia yang membukakan pintu jika ada tamu.Yang lebih menyakitkan? Ia yang kini paling tahu kebiasaan kecil Tari. Termasuk bagaimana Tari suka tidur dengan posisi menghadap ke kiri, atau fakta bahwa Tari selalu menyelipkan doa sebelum makan meski hanya makan roti.Mentari menyadari, bahkan anak-anak kandung Tari tak seintim itu.Dan itu membuatnya merasa… kalah.**Malam itu, Mentari duduk di balkon belakang. Menunggu Abrar pulang dari studio lukis. Ia tak tahu harus memulai dari mana.Yang keluar dari mulutnya justru, “Bar, kamu lebih sering cerita ke Dara sekarang, ya?”Abrar yang sedang membuka sepatu langsung menatapnya. “Kamu cemburu?”“Enggak,” jawab Mentari pelan. “Cuma bingung, kenapa kamu yang dulu paling tertutup, sekarang bisa cerita soal lukisan ke dia... bukan ke aku.”Abrar menunduk. “Karena kamu selalu memaksa hasil. Sementara Dara... cuma duduk dan dengar.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status