#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET
#19
Aku bergegas pergi ke rumah Ibu, sebelumnya aku berusaha menghubungi Disty untuk mengatakan jika aku telah memiliki bukti dan melindungi aku serta keluargaku dengan segala kekuasaannya.
"Assalamualaikum," sapaku ketika sampai di rumah ibu.
"Waalaikumsalam," jawab ibu seraya membuka pintu.
"Asmara mana Buk?" teriakku seraya kesana kemari mencari keberadaan adik perempuan ku satu-satunya.
Dengan langkah tegap, aku menyelusuri rumah ibu dan berakhir di kamar Asmara.
"Mana Mbak Nia?"
Aku menggoncang tubuh Asmara dan membangunkannya yang masih terlelap.
"Apa sih Mas, mana Mara tahu!" sentaknya kesal.
Jelas-jelas kemarin aku melihatnya bersama Nia. Bagiamana bisa sekarang ia mengelak dan seolah tak tahu tentang hal itu?
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#20#NiaAku memutuskan untuk pergi, berlari menjauh dari Mas Roby. Hatiku terlalu sakit untuk bisa menahan semua rasa sesak dalam dada.Bahkan, wanita itu meminta Mas Roby untuk menikahinya. Lalu, mereka anggap apa aku ini?Aku memilih untuk segera pergi, dari rumah mertuaku saat mereka sibuk menemui kedua orangtua Widya yang tiba-tiba datang pagi itu."Mbak, Mbak Nia ke alamat ini aja dulu ya. Tenangkan diri di sana, nanti Mara bantu Mbak."Aku terkejut saat Asmara, adik iparku mengatakan hal tersebut. Tanpa pikir panjang, aku segera menerima alamat itu dan pergi.Aku menangis sepanjang perjalanan, sungguh aku pun tak pernah menyangka jika rumah tanggaku bisa sama persis seperti serial tv. Aku pikir wanita penggoda dan pria penghianat hanya ada di dalam sinetron di televisi, nyatanya
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#21Dalam keheningan malam, aku merenungi semua yang telah terjadi. Istri yang aku sia-siakan dan rejeki yang tak pernah aku syukuri.Dulu, aku pikir rejeki hanya sebuah materi. Gaji yang besar serta jabatan yang mapan. Namun, kini aku menyadari, istri yang perhatian dan baik adalah rejeki yang tak terhingga."Mas, kamu belum tidur?" sapa Widya yang aku pikir sudah terlelap.Aku menggeser tubuhku, setelah menyadari kedatangannya di ruang televisi. Ya, sengaja aku tak tidur bersamanya karena tak ingin sesuatu yang buruk terjadi.Cukup, aku tak ingin lagi menghianati Nia lagi meski kami kini dalam keadaan seperti ini. Aku berjanji tidak akan menyentuh Widya sedikitpun, aku ingin benar-benar memperbaiki diri demi Nia dan calon anak kita nanti.Aku yakin, Tuhan tahu usaha dan kesungguhan ku meski banyak orang
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#22"Mana Mas paketan aku?" tanya Widya saat aku baru saja sampai di kantor. Ia terlihat sumringah saat aku mengembalikan paket miliknya yang masih utuh."Engga jadi di balikin?" tanyaku polos.Widya menggeleng, "Kata Tama biarin aja, biar nanti dia beli lagi."Entah apa yang tengah di rencanakan Pratama, apakah ia menggunakan kesempatan ini untuk mengancamku? atau ... ahh, sekali lagi aku benci jika harus menebak-nebak.Ting!Satu pesan masuk ke ponsel milikku. Aku segera meninggalkan Widya dan membuka pesan yang berasal dari Asmara.[Aku bakalan kasih tahu, kalau Mbak Nia sudah cukup siap bertemu sama kamu Mas!"]Aku tersenyum kala membaca pesan tersebut. Pintar sekali memang adikku. Secara tidak langsung, ia tidak melepaskan begitu saja kakak iparnya
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#23Widya membulatkan mulutnya, ia menatapku dengan tatapan tak percaya bahwa aku menamparnya di depan Ibu dan Asmara."Kamu nampar aku Mas! beraninya kamu!" Bibirnya bergetar kala mengucapkan hal tersebut. Ia begitu tak terima dengan apa yang aku lakukan.Widya nampak begitu marah saat aku menamparnya di depan ibu dan Asmara. Apalagi ada Nia juga disini.Ia berteriak seraya menangis terisak, dramatis sekali. Ia lupa bahwa apa yang telah ia lakukan juga menyakiti hati banyak orang."Dengar ya Wid, cukup kamu permainkan aku. Cukup sudah kamu buat rumah tangga aku hancur! aku gak ada hak apapun buat tanggung jawab sama anak dalam kandungan kamu, aku bukan ayahnya!" bentakku.Semua orang dalam ruangan ini tercengang, tak terkecuali dengan Widya yang tak percaya jika aku mampu mengatakan semua di depan Nia.
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#24Bapak menoleh, sama denganku. Lalu beliau memberikan handuk tersebut ke Nia."Biarkan mereka berdua dulu Bu, sudah saatnya mereka bicara. Tidak saling lari dan mencari pelampiasan masing-masing," ucap Bapak.Kedua orangtuaku serta adikku pun keluar dari kamar. Membiarkan aku dan Nia hanya berdua.Kini, Nia duduk di sebelahku yang berbaring di atas kasur. Ia mengelap beberapa luka memar di wajahku. Wajahnya nampak sangat khawatir. Aku yakin, ia masih mencintaiku sama seperti hatiku yang akan selalu mencintainya.____Nia mengelap luka di area wajahku, lebam yang tadi begitu terasa nyeri, kini tak lagi terasa. Hanya usapan lembut Nia yang terasa halus menyentuh wajahku.Aku terus memandangi wajahnya, wajah yang selama ini begitu aku rindukan. Wanita yang selama ini aku sia-siakan dan aku cam
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #25 Disty membuka perlahan amplop tersebut dan membacanya secara seksama. Air mata mengalir membasahi pipinya. "Ya Allah Mas ... apa salahku!" rintihnya. Ibu berjalan mendekat dan duduk disamping Disty kemudian memeluk Disty untuk menenangkannya. "Awas kamu Mas!" geram Disty. Aku yakin, Pratama akan segera menjadi seorang gelandangan yang tak lagi mampu bangga dengan kekayaannya. "Sabar Mbak ..." ucap Nia berusaha menenangkan. "Makasih ya Rob, makasih ya semuanya. Saya akan beri pelajaran buat suami tidak tahu diri itu!" sentaknya. _____ #Disty Aku mulai curiga dengan sikap Mas Tama yang selalu saja aneh. Ia memang selalu pulang kerja tepat waktu dan selalu bersikap manis di depanku. Hanya saja, hatiku benar-benar mulai terganggu saat men
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#26#DistyMas Tama nampak begitu kesal dan marah ketika dengan tegas aku menunjuk Roby sebagai penggantinya di perusahaan ini."Liat aja ya kalian berdua!" ancamnya seraya berjalan pergi meninggalkan kantor."Sabar ya Bu, eh Disty," ucap Roby berusaha menghiburku.Aku mengangguk, "Tolong jaga kepercayaan saya Rob, saya yakin kamu mampu." pintaku.Entah mengapa aku begitu percaya pada Roby, aku hanya tahu ia adalah korban kelakuan Mas Tama yang serakah.______#RobyAku tercengang ketika tiba-tiba Disty meminta aku untuk menggantikan Pak Bos mengelola perusahaan."Roby, duduklah, saya ingin bicara sebentar ..." ucap Disty padaku.Setelah Pratama pergi dari kantor, Disty memang terlihat lesu dan nampak sekali ia menahan kecewa yang teramat dalam
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#27Aku tersenyum kecil, berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang di antara kami berdua."Beruntung ya, Nia punya suami seperti kamu," lirihnya."Kenapa?"_______Aku berusaha mempertegas ucapan Disty karena tak ingin salah dengar. Namun, Disty justru menghindar dan tak ingin mengulangi ucapannya. Aku harap, ia tak akan menjadi godaan untukku dan rumah tanggaku."Sayang, aku dapat fasilitas dari kantor," jelasku penuh antusias.Usai pulang dari kantor, aku sengaja langsung pulang untuk bisa menyampaikan kabar baik ini pada Nia dan kedua orangtuaku."Kamu gak usah jualan lagi ya, biar aja Asmara yang nerusin," pintaku pada Nia seraya mencium lembut pipinya.Nia tersenyum bahagia, sama denganku. Sepertinya ia pun merasakan kebahagiaan yang