Share

10. Berhasil!

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-08-04 21:12:26

Bianca sudah berada di ruangan steril. Ia menatap satu tabung yang bertuliskan nama Geo. Pasti itu adalah benih Geo.

“Apa tabung itu sudah ditukar Taylor? Bagaimana ia mengecek bahwa isi tabung itu benar-benar milik Geo?”

Tangannya terjulur mengambil tabung tersebut. Ia membaca tulisan dengan teliti. Hanya ada nama lengkap Geo dan tanggal pengambilan benih. Tiba-tiba, pintu terbuka.

Dengan cepat, Bianca segera menyembunyikan tabung di sisi ranjang. Jantungnya berdebar kencang, takut ketauan ia mengambil tabung tersebut.

“Hai.” Ternyata, Taylor yang datang.

Kepala Bianca mengangguk sedikit. “Hai.”

“Kamu baik-baik saja?”

“Aku ... sedikit gugup.”

Taylor mengusap lengan atas Bianca dengan lembut. “Aku datang untuk melihat keadaanmu. Jadi, tenang saja, ya.”

Bianca menghela napas panjang. “Terima kasih. Aku senang ditemani. Ruangan ini sunyi sekali.”

“Iya. Dokter sedang menunggu hasil tes kesehatanmu barusan. Jika semua ok, prosesnya akan dilanjutkan.”

“Oke.” Bianca meremas ujung selimut de
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
rianur378
orang yang licik akan menuai hasil nya,,,
goodnovel comment avatar
Yiming
emang anak lomtaylor. kan tabungnya dibuang bianca
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
congratulations Bianca, semoga sehat dan lancar sampai persalinan nanti!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   254. Siapa Wanita Itu?

    “Kita tunggu Luna buang air besar. Kotorannya akan kita bawa ke laboratorium. Jika hasilnya bagus, Luna bisa rawat jalan saja.”Dokter pergi setelah Bianca dan Geo puas bertanya-tanya. Bianca mengusap sayang kepala Luna yang sudah sibuk mewarnai gambar. Sementara Geo langsung kembali bekerja online.“Geo, aku pinjam ponsel. Mau telepon Bil-Bil. Ponselku low batt." Bianca berkata sambil ke meja, mengisi daya ponselnya dan kembali ke sisi ranjang Luna.Geo mengangguk dan memberikan ponselnya. Bianca membuka ponsel tersebut dengan sidik jari. Begitu layar terbuka langsung terlihat foto seorang wanita cantik berambut hitam yang panjang.Bianca langsung memberengut. Ia mau protes tapi ada Luna di dekatnya. Sambil menahan rasa kesal, Bianca menelepon Billy.Selesai menelepon, Bianca mengembalikan ponsel dengan wajah memberengut. Karena sedang sibuk, Geo tidak memperhatikan istrinya sedang kesal. Ia hanya mengambil ponsel tanpa mengalihk

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   253. Hanya Memastikan

    “Jadi, itu anak-anakmu?”Elara menoleh sedikit dan mengangguk. “Iya, Uncle Edgard.”“Mereka tidak mirip denganmu atau Taylor,” dengus Edgard.Lelaki berumur senja dengan pakaian rapi itu mengamati Blue dan Grey dari jarak agak jauh.“Tapi, Taylor saat itu yakin sudah menukar benih Geo dengan benih kami."“Hmm... kenapa kamu tidak jadi menemani mereka?”Elara mengembuskan napas panjang. “Meskipun wajahku sudah dioperasi total, tetapi aku belum bisa berpura-pura di depan Taylor.”“Kamu sudah sangat berubah. Tidak mirip sama sekali dengan Selina. Kenapa harus takut? Justru ini saat yang tepat untuk tau apa operasimu berhasil mengelabui keluarga Willson.”Elara alias Selina terdiam. Ia mengamati Taylor yang menggendong anak kecil dengan penuh sayang. Ia jadi heran melihat Taylor tampak berubah.Biar bagaimanapun, antara dirinya dan Taylor pernah ada hubungan khusus. Ia yakin meski wajah dan rambutnya berubah, Taylor masih masih mengenali suara dan gerak-gerik tubuhnya.“Aku hanya ingin me

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   252. Ke Museum Lagi

    “Elara Nadyne. Asisten kurator museum, Tuan,” jawab Josh saat Geo bertanya pada asisten pribadinya.“Yang mana orangnya?”“Saya kirimkan sebentar. Ada di foto-foto saat Tuan Muda Blue dan Grey datang ke museum.” Josh segera mengirimkan foto Elara yang jelas.Foto wanita cantik berambut panjang yang tersenyum. Geo mengangguk-angguk lalu meminta Josh membalas email dari Elara tersebut.“Email itu dikirim dari email pribadi?” Josh mengerutkan kening. “Bagaimana Elara tau email pribadi, Tuan Geo?”“Kamu tidak memberitahunya?” Geo jadi ikut bingung.“Saya tidak pernah sembarangan memberi data pribadi Tuan.” Josh terdengar kesal. “Tuan tau itu.”“Iya, iya. Maaf, Josh.” Geo terkekeh mendengar nada protes Josh.“Saran saya, jangan dulu dibalas, Tuan. Biar saya selidiki dulu bagaimana Elara ini mendapatkan email Tuan Geo.”“Oke. Aku serahkan padamu.” Geo menutup komunikasinya.Di perusahaan, Josh bekerja dengan cekatan. Ia menelepon penyelenggara museum dan menanyakan tentang tiket gratis. Pan

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   251. Keturunan Siapa, sih?

    Beberapa jam kemudian.“Kak, ini Sky kenapa?” Taylor membalik kamera.Geo sempat tegang saat Taylor melakukan video call. Kini, terlihat di kamera wajah putra bungsu – Sky – yang sedang mematung. Wajahnya sedikit memberengut.“Kamu melarangnya sesuatu?” tanya Geo.“Umm... aku cuma bilang dia nggak boleh ke rumah sakit karena di sana tempat penyakit. Nanti bisa ketularan. Terus dia keras kepala mau lihat Luna. Aku tetap bilang nggak boleh.” Taylor menjelaskan.“Ya ituu.”“Apa?” Taylor menggeleng tak mengerti.“Kalau tidak dituruti kemauannya, Sky akan mematung. Memang begitu gaya terbarunya.”“Astagaa.” Taylor menepuk dahinya.“Itu masih mending. Mematungnya di ruang keluarga. Kemarin pernah di taman saat sedang panas. Terpaksa aku turuti.”“Terus? Ini gimana, aku bingung.”Geo terdiam sesa

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   250. Uncle Taylor Datang

    Josh mengangguk singkat. Ia tetap bersiaga menemani dan menjaga Blue dan Grey.Grey menunjuk lengan robot. “Kalau robotnya salah ambil apel, dia bisa minta maaf nggak?”Blue menoleh ke adiknya cepat. “Robot mana bisa malu, Grey.”Grey mendengus, merasa diserang. “Tapi kadang kamu juga salah ambil apel waktu di kebun Uncle Taylor!”“Aku bukan robot!”“Otaknya kaya robot!”Billy langsung batuk menahan tawa mendengar Blue dan Grey saling bersahutam.Elara membungkuk sedikit ke Grey. “Robot memang tidak punya perasaan. Tapi, Blue pasti punya perasaan bersalah memetik apel yang tidak untuk dipanen... di kebun siapa tadi?”“Uncle Taylor.”“Nah iya. Apalagi perkebunan yang memang sangat tertata.”Josh mengerutkan kening sedikit mendengar percakapan Elara dan si kembar tentang teknologi untuk bercocok tanam. Tapi kemudian teralihkan karena mereka telah berada di ruang panel satelit.“Kalau roket mau keluar dari Bumi, dia harus melewati troposfer dulu kan? Terus stratosfer. Tapi kalau roket ta

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   249. Tetap ke Museum

    Negosiasi Geo yang meminta Luna dirawat di mansion ditolak dokter. Hingga akhirnya, Geo mengajukan syarat untuk menyembunyikan identitas putri mereka dan meminta penjagaan ketat.Saat itu juga Luna di bawa ke ruang perawatan intensif VIP. Saat jarum suntik menusuk nadinya, anak kecil itu bahkan hanya meringis lemah. Luna benar-benar lemas dan langsung tertidur.Sesekali, Bianca mengusap ujung matanya yang berair. Tubuhnya ikut lemas melihat sang putri di ranjang hidrolik dengan piyama rumah sakit.“Sepertinya, malam ini kita gagal pergi ke museum, Blue.” Grey berbisik.Blue mengangguk. “Iya. Gak papa. Mommy dan Daddy pasti harus nungguin Luna.”“Kalau ada Kakek, kita pasti tetap bisa pergi.”“Iya. Atau ada Uncle Taylor.”Blue dan Grey diam di sofa memperhatikan orang tua mereka yang duduk di sisi ranjang Luna. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu, hingga akhirnya pintu ruang perawatan terbuka.Josh datang membawa tas besar. Geo langsung menyambut dan bicara sebentar di p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status