Home / Romansa / KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA / 11. Terharu dengan Perhatian

Share

11. Terharu dengan Perhatian

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-08-05 21:49:28

Bianca tersenyum miring mendengar pernyataan Taylor. Pasti lelaki itu sedang menelepon sekretaris mesumnya.

“Siapa bilang anak ini anak mereka? Mereka tidak tau saja aku sudah mengganti tabung benih inseminasi.” Bianca terkekeh dalam hati sambil mengusap perutnya.

Untuk menghindari kecurigaan, Bianca melangkah kencang hingga suara heels-nya terdengar. Taylor langsung mematikan ponsel dan berbalik tubuh. Lelaki itu memasang wajah khawatir pada Bianca.

“Kamu barusan muntah?”

“Iya.” Bianca mengangguk lemah.

“Ayo, istirahat saja.” Taylor menuntun Bianca, namun ia menolak.

“Aku pamit pada Auntie Marissa dan Uncle Atrick dulu.”

Keduanya kembali ke ruang makan. Auntie Marissa menatap Bianca dengan wajah penuh perhatian.

“Kamu kenapa?”

“Barusan muntah, Mom.” Taylor yang menjawab pertanyaan Marissa.

“Nggak papa, Auntie. Aku pamit istirahat, ya. Selamat malam.” Bianca menunduk santun lalu segera pergi ke kamarnya.

“Aku temani Bianca sebentar.” Taylor mengusap pelan punggung Marissa dan mengikut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yiming
sdh top up koin buat baca lanjutannya dan memanh gak nyesel. good kak rey
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Omg Geo sudah bangun dari komanya...
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
hayo Geo udah pulang tuh...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   37. Lelaki Itu Lagi

    Bianca menurut. Ia membiarkan anak-anak memilih tempat sesuai keinginan mereka."Di sini aja, Mom." Blue berucap sambil duduk.Bianca menatap sekeliling. "Pemandangannya lebih bagus tempat duduk tadi, lho.""Nggak papa. Kita butuh tempat sepi untuk belajar." Grey beralasan.Kedua alis Bianca terangkat sedikit. "Belajar?"Kepala Blue dan Grey mengangguk-angguk keras. Mereka lalu mendiskusikan strategi untuk mengikuti lomba.Padahal keduanya mengikuti lomba yang berbeda. Blue akan bertanding kecepatan berhitung dan mengingat angka sementara Grey akan mengikuti kejuaraan rubik bentuk.Lagipula, saat tanding, biasanya si kembar jarang berlatih. Mereka sangat santai karena menguasai kompetisi yang diikuti."Mommy, kasih aku soal." Blue meminta pada Bianca."Mommy, acak rubik aku dulu, aku mau lihat kecepatanku menyelesaikannya." Grey memberikan rubik bentuk piramidanya.Bianca menurut. Ia mengacak warna pada rubik dan meletakkannya di depan Grey. Lalu memasang stopwatch.Setelah itu ia mem

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   36. Penasaran

    Blue dan Grey sudah mengundi siapa yang duduk di dekat jendela. Saat berangkat Blue, nanti saat pulang giliran Grey.Dengan tertib keduanya mengikuti aturan berada di dalam pesawat. Pramugari memberikan permainan catur untuk mengurangi kebosanan.Tapi, si kembar tidak tertarik. Padahal biasanya mereka selalu antusias mempelajari hal baru.Blue hanya meletakkan pion-pion sesuka hatinya. Grey mengikuti sambil mengerutkan kening.Keduanya masih memikirkan pertemuan dengan lelaki misterius di bandara. Mereka melirik sang mommy yang sedang sibuk membaca."Blue, kita cerita sama Mommy aja kita tadi ketemu lelaki yang mirip sama kita." Grey berbisik.Kepala Blue menggeleng. "Kita sudah janji pada Mommy untuk tidak menanyakan tentang Daddy. Kita harus menepati janji.""Benar juga." Grey memberengut. "Tapi, aku penasaran."Tiba-tiba, mata Blue berbinar. Grey langsung tau saudara kembarnya memiliki ide cemerlang."Kita janjinya sama Mommy. Tapi tidak dengan Papa Billy." Blue berbisik.Grey meng

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   35. Sorry, We Don't Talk to Stranger

    Amara mundur tiga langkah mendengar pertanyaan Geo.“Maksudmu? Kamu tidak ingat?”Geo terkesiap sejenak. Selama ini ia berhasil menyembunyikan fakta bahwa ingatannya belum pulih seratus persen.“Aku hanya... ingin tau versimu.” Geo melipat kedua tangan di perut dan menatap santai.Amara menatapnya tajam, seolah mencoba membaca pikirannya.“Sayang, aku sudah mengatakannya padamu.”Jantung Geo berdegup cepat. Ia tak boleh membuat Amara tahu bahwa ingatannya belum sepenuhnya pulih. Kalau Amara tahu, mungkin ia akan memanfaatkan celah itu.Dengan senyum tipis, Geo menggeleng.“Tidak, aku tidak ingat. Bukankah setelah itu aku kecelakaan dan koma?”Namun Amara tetap menatapnya curiga. Matanya berkaca-kaca, seperti menyimpan sesuatu yang besar.“Kamu seharusnya melupakan semua itu, Geo. Apa gunanya mengungkit pertengkaran lama? Yang penting sekarang kita bersama, kan?”Geo diam. Ada getaran aneh di dadanya—antara keyakinan bahwa Amara menyembunyikan sesuatu, dan rasa frustrasi karena kepinga

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   34. Pernikahan Suram

    Sejak hari pernikahannya dengan Amara, Geo diam-diam menyimpan harapan: bahwa sebagian ingatannya yang hilang akan kembali perlahan. Ia ingin sekali bisa merasakan lagi potongan memori hangat, terutama saat-saat bersama Amara yang dulu katanya penuh cinta.Namun kenyataan pahit menamparnya. Dua tahun berlalu, dan tetap saja kosong. Tak ada seberkas ingatan pun yang kembali.Jika pun ada, hanyalah fragmen samar-samar, tapi anehnya, tidak pernah benar-benar tentang Amara.Geo sering duduk sendirian di ruang kerjanya, menatap foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding. Wajahnya muram.“Kenapa… aku merasa ada yang hilang, tapi bukan sama dia?” gumamnya lirih.Kehidupan rumah tangga mereka pun jauh dari kata bahagia. Amara berusaha bersikap sebagai istri yang baik, selalu tampak sabar di depan Geo. Namun di balik senyumnya, ada kegelisahan besar. Karena ia sadar, pernikahan itu sendiri sebenarnya lahir dari sebuah perjanjian.Semua ini hanyalah syarat. Syarat yang dulu diberikan oleh

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   33. Daddy Kita Siapa, ya?

    Sejak menerima penghargaan di sekolah, Blue dan Grey jadi sering diundang mengikuti berbagai lomba—mulai dari olimpiade anak, kompetisi sains, sampai festival literasi. Tak hanya di dalam kota, tapi juga ke luar kota.Bianca dengan sabar mendampingi mereka, meski jadwalnya padat sebagai konsultan. Kadang, jika ia harus menghadiri pertemuan online yang tak bisa ditinggal, Billy ikut turun tangan menemani si kembar.Hubungan paman-keponakan itu sangat dekat, sehingga Blue dan Grey nyaman bersama Billy layaknya dengan daddy sendiri.Setiap kali lomba, keduanya hampir selalu membawa pulang medali atau sertifikat penghargaan. Nama Blue and Grey mulai dikenal di kalangan orang tua murid sebagai “anak-anak ajaib.”Namun, semakin sering tampil di publik, semakin banyak juga komentar dan bisik-bisik yang muncul.Suatu hari, saat Bianca menunggu anak-anak selesai lomba, ia mendengar percakapan sekelompok ibu-ibu di belakangnya.“Pintar sekali ya anak-anak itu. Kembar, ganteng, berbakat lagi.”

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   32. Berprestasi

    Tiga tahun sudah berlalu sejak Bianca melahirkan si kembar. Kehidupannya berubah total. Dari seorang istri kontrak yang dulu sering direndahkan, kini ia menjelma menjadi sosok mandiri dan disegani.Di ruang kerjanya yang elegan namun tetap hangat, Bianca sibuk dengan laptop, headset, dan papan tulis digital di belakangnya. Nama usahanya kini sudah dikenal banyak klien: Blue and Grey Consultant.Sebuah nama yang ia pilih bukan tanpa alasan—diambil dari nama sayang untuk kedua anaknya, sebuah pengingat bahwa semua kerja kerasnya adalah demi mereka.Yang membuat banyak orang kagum, Bianca tidak pernah menampakkan identitas aslinya. Semua presentasi dan konsultasi ia lakukan secara online dengan branding profesional, suara yang lembut namun tegas, dan strategi keuangan yang terbukti berhasil.Banyak perusahaan besar mengira bahwa “Blue and Grey” adalah tim konsultan dengan pengalaman bertahun-tahun—padahal di balik layar hanyalah Bianca seorang diri.Dan kejeniusannya itu ternyata diwaris

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status