Share

4. Kemajuan

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-15 15:43:08

“Astaga!”

Bianca memegangi dadanya yang berdebar kencang melihat Geo menatapnya tajam.

Setelah menetralkan debar jantungnya, Bianca berjalan menghampiri ranjang. Ia berdiri di sisi Geo dan saling berbalas tatapan dengannya.

“Kamu butuh sesuatu?”

Tentu saja Geo tidak bisa menjawab pertanyaan Bianca. Matanya hanya mengerjap-ngerjap dengan wajah datar.

“Begini. Kedip satu kali kalau iya, kedip dua kali kalau tidak.” Bianca memberi perintah. “Sekarang jawab aku. Kamu butuh sesuatu?”

Mata Geo berkedip-kedip dengan sering membuat Bianca mendengus kasar.

“Kenapa nggak ngerti instruksiku barusan? Katanya kamu lulusan terbaik universitas terkenal. Bilioner termuda dan ....” Bianca berhenti mengoceh karena mendengar Geo menggeram pelan.

“Wah... sudah bisa menggeram?” Bianca bertepuk tangan. “Kemajuan. Aku harus laporkan ini.”

Lalu, Bianca melihat Geo mengedip dua kali. Kepala Bianca menggeleng. “Tidak? Kamu tidak mau orang lain tau kamu mengerti instruksi dan menggeram?”

Geo mengedip satu kali. Bianca menghela napas panjang dan mengangguk. “Baiklah.”

Bianca lalu mengambil paperbag dan mengeluarkan beberapa barang. Ia mengambil salep dan menunjukkannya kepada Geo.

“Ini salep untuk mengobati ruam punggungmu. Barusan aku beli sekalian menjenguk kakakku, Billy.”

Bianca bicara sambil perlahan membalik tubuh Geo dan dengan hati-hati mengolesi punggung yang penuh ruam itu dengan salep. Setelahnya, ia memiringkan posisi tidur Geo.

“Kamu harus tidur berganti-ganti posisi. Tenang saja. Aku cukup ahli membalik tubuh karena melakukannya juga pada Billy.”

Dahi Geo berkerut dengan mata mengerjap-ngerjap. Bianca mencoba menelaah kode tersebut.

“Kamu mau tau keadaan Billy?” Bianca menatap Geo yang mengedip satu kali, lalu mengangguk.

“Billy sudah bisa menggenggam, berkomunikasi dengan menulis pesan melalui tablet. Memang belum bisa bicara tapi aku sudah mendaftarkannya terapi bicara.”

“Kalau kamu sudah sadar begini, aku yakin kamu juga bisa pulih pelan-pelan. Tetapi, kamu perlu banyak berusaha melalui terapi otot karena sudah berbaring lama sekali.”

Bianca lalu mengambil bola terapi tangan dan meletakkannya pada telapak tangan Geo. Bianca memberi contoh untuk meremas bola tersebut.

“Lakukan terus gerakan itu untuk latihan otot tangan.” Bianca berkata sambil menguap. “Kamu nggak mengantuk? Ini sudah lewat tengah malam.”

Lalu, Bianca sadar baru saja melontarkan pertanyaan bodoh. “Ah, iya. Selama ini kamu hanya tidur saja. Pasti sekarang tidak mengantuk.”

Entah jam berapa akhirnya Bianca ketiduran di kursi di samping ranjang Geo. Ia terbangun karena Madam Ana datang untuk membilas Geo. Wanita itu menggeleng melihat cara tidur Bianca.

“Bianca! Bangun! Sudah pagi.” Madam Ana menepuk-nepuk lengan atas Bianca hingga wanita muda itu terbangun.

“Hmm... jam berapa ini, Madam?” Bianca menggumam sambil menggeliat.

“Jam tujuh! Perawan pulang tengah malam dan bangun siang itu tidak baik!” Madam Ana berkata sambil mengomel.

Saat Bianca mengumpulkan kesadarannya, ia menoleh pada Geo. Mata lelaki itu terbuka tetapi mengedip dua kali. Bianca mengangguk pelan.

“Apa Tuan Geo membuka matanya lagi?”

Bianca menatap Geo yang sudah menutup matanya. “Tidak, Madam Ana.”

Selesai membilas Geo, Bianca pun mandi dan berpakaian rapi. Ia berniat ke kantor untuk menemui Taylor dan memberikan surat pengunduran diri.

Nyonya Marissa selalu datang tiap pagi untuk menemani putranya. Kesempatan itu digunakan Bianca untuk pergi.

Dalam waktu satu jam, ia sudah berada di lobi kantor mewah milik Taylor yang diberikan oleh keluarga Willson.

“Resign?” Taylor menggeleng tegas saat Bianca bicara padanya di ruang kerja. “Kamu masih bisa bekerja. Pagi sampai sore, Geo bisa ditemani Madam Ana dan Mama, kan?”

“Tapi, Auntie Marissa bilang, tugasku sekarang hanya mendampingi Geo saja.”

“Bianca Sayang,” kata Taylor dengan suara lembut yang memuakkan, berusaha merayu Bianca. “Aku butuh bantuanmu di kantor. Kamu tau pekerjaanku banyak sekali semenjak Geo sakit. Please, tetaplah bekerja denganku, hm?”

“Kamu bisa meminta bantuan tim dan sekretaris pribadimu.” Bianca berkata dengan nada datar. “Aku hanya menuruti perintah Auntie Marissa.”

Taylor terlihat berpikir keras. Bianca tahu, lelaki itu memang sangat mengandalkannya di kantor, sementara sekretarisnya tidak berfungsi sama sekali … kecuali di ranjang.

“Apa ini karena kamu telah menerima uang banyak jadi merasa tidak perlu bekerja?” Taylor menatap Bianca penasaran.

Bianca segera menggeleng. “Tidak. Aku masih butuh uang banyak. Sebagian uang yang kamu berikan sudah aku gunakan untuk mendaftarkan terapi Billy.”

“Jadi, kamu masih butuh uang, kan? Bagaimana kalau kamu bekerja online saja padaku? Aku akan fasilitasi dengan laptop dan gaji besar meski tidak sebesar gajimu bekerja offline di kantor ini.”

Menarik. Dengan begitu, ia tidak perlu bertemu dengan Taylor setiap hari.

Tanpa berpikir lama, Bianca akhirnya mengangguk. Lagipula ia bingung melakukan apa jika hanya menemani Geo yang hanya tiduran saja.

“Baiklah. Ini karena aku masih sayang kamu, Taylor,” kata Bianca, memasang wajah sendu meski ia sangat ingin muntah mengatakan itu.

Taylor tersenyum. Senyuman manis yang penuh kepalsuan.

“Ah... iya, Bianca. Aku juga masih sayang banget sama kamu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   8. Terlalu Banyak Bertanya

    Spontan, Bianca mendongak. Josh menatapnya dengan dahi berkerut."Kerja." Bianca membalas singkat.Tapi, kemudian matanya melirik seorang pelayan di belakang Josh. Pelayan itu membawa tongkat dan kursi roda."Maksudku, kenapa kerjanya di sini?""Geo lagi tidur. Di dalam gelap.""Hmm."Bianca melihat Josh menatap jam tangannya lalu meminta pelayan meletakkan tongkat dan kursi roda di samping pintu kamar Geo.Lelaki itu lalu ikut duduk di lantai di samping Bianca. "Aku tunggu Tuan Geo bangun saja."Bianca mengangguk. Kepalanya mengendik pada benda-benda yang dibawa Josh."Aku kaget tiba-tiba Geo bisa bicara. Lebih kaget lagi tadi pagi ia minta dipapah ke kamar mandi.""Tuan Geo sudah bisa melakukan itu sebelum pernikahan kalian."Bianca mendengus pelan. "Jadi selama ini kamu yang membantu pemulihannya? Kenapa dokter bisa tidak tau?"Josh tidak berkomentar membuat Bianca menggeleng samar. "Dia pintar sekali berpura-pura koma sampai semuamya nggak tau.""Kamu salah!" Josh meralat. "Dia m

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   7. Kamu Bisa Jalan?

    Bianca kembali menatap layar tablet. Tanda tangan dan tulisan tangan di lembar peminjaman memang milik Billy.Tetap saja Bianca menggeleng tak percaya."Kenapa perusahaan membolehkan kakakku meminjam uang sebanyak ini? Aku tidak percaya. Data bisa direkayasa, bukan?""Kakakmu meminjam secara berkala." Geo menjawab santai. "Jumlah itu total peminjamannya.""Tapi, kenapa dikasih??" Bianca masih berusaha menyangkal."Aku hanya menerima laporan."Setiap kali Bianca bertanya, Geo hanya menjawab singkat. Tidak tau. Bianca jadi semakin kesal."Kakakku pinjam satu milyar dan kamu sebagai CEO perusahaan nggak tau? Gimana, sih?"Bianca menatap Geo yang memicing padanya. Sepertinya lelaki itu juga mulai kesal."Tanya sendiri pada Billy.""Oke. Aku pergi sekarang."Bianca membalik tubuh dan segera pergi. Namun belum ada lima menit, wanita itu masuk kembali dengan wajah memberengut."Sekuriti bilang aku tidak boleh keluar dari mansion ini.""Betul.""Kamu mau mengurungku di sini?""Kamu sendiri ya

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   6. Hutang sang Kakak

    Bianca mengerjapkan mata mendengar pertanyaan Geo. Netranya berputar ke sekitar ruangan. Apa ia tidak salah dengar? Apa benar Geo yang bicara dengannya barusan?“Kamu – Kamu bicara denganku?” terbata, Bianca menatap Geo dengan wajah tegang. “Sejak kapan kamu bisa bicara?”“A ... Aku tidak perlu menjelaskan apa pun padamu.” Masih dengan ekspresi masamnya, Geo lantas mendengus kasar. “Ke – Kenapa menikah denganku? Mau uang?”“Uang?” ulang Bianca.Belum hilang keterkejutan Bianca karena mendengar Geo bicara, sekarang ia lebih terkejut lagi mendengar tuduhan Geo.Boro-boro bertanya bagaimana Geo bisa bicara, Bianca kini malah panjang lebar menjelaskan bahwa ia hanya bermaksud membantu keluarga Willson.“Aku tidak per ... caya padamu.”Pernyataan Geo membuat Bianca melorotkan bahu. Ia sangat ingin bercerita tentang kebusukan Taylor yang berniat menipu keluarga Willson. Tetapi, ia masih perlu mengumpulkan banyak bukti.“Terserah. Tapi, semua sudah terlanjur. Orang tuamu sudah menikahkan kit

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   5. Kamu Harus Cepat Sembuh!

    Bianca mundur beberapa langkah saat Taylor mendekat. Jelas, lelaki itu ingin memeluknya.Bianca menggeleng pelan. “Aku sekarang adalah kakak iparmu. Jangan sampai ada yang melihat kita terlalu akrab.”Mendengar itu, Taylor mendengus pelan. “Pernikahanmu dirahasiakan, Sayang. Setelah melahirkan anak Geo, kalian akan bercerai dan kita bisa menikah.”Perut Bianca rasanya bergejolak aneh mendengar pernyataan Taylor. yang telah ia dengar berulang kali. Namun, ia memaksakan senyum dan mengangguk pelan.“Aku pulang dulu. Tadi hanya pamit sebentar pada Auntie Marissa.”Setelah mengatakan itu, Bianca segera meninggalkan Taylor sebelum benar-benar muntah di depan lelaki itu.Saat melewati meja karyawan, ia mendengar obrolan yang menarik. Bianca sengaja memelankan langkah dengan fokus pada ponselnya.“Taylor baru saja mentransfer uang sebesar seratus juta padaku.”“Wah, kamu beruntung! Tuan Taylor benar-benar sudah bertekuk lutut padamu.”Bianca mendesah dalam hati, lalu bergegas keluar dari ged

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   4. Kemajuan

    “Astaga!”Bianca memegangi dadanya yang berdebar kencang melihat Geo menatapnya tajam.Setelah menetralkan debar jantungnya, Bianca berjalan menghampiri ranjang. Ia berdiri di sisi Geo dan saling berbalas tatapan dengannya.“Kamu butuh sesuatu?”Tentu saja Geo tidak bisa menjawab pertanyaan Bianca. Matanya hanya mengerjap-ngerjap dengan wajah datar.“Begini. Kedip satu kali kalau iya, kedip dua kali kalau tidak.” Bianca memberi perintah. “Sekarang jawab aku. Kamu butuh sesuatu?”Mata Geo berkedip-kedip dengan sering membuat Bianca mendengus kasar.“Kenapa nggak ngerti instruksiku barusan? Katanya kamu lulusan terbaik universitas terkenal. Bilioner termuda dan ....” Bianca berhenti mengoceh karena mendengar Geo menggeram pelan.“Wah... sudah bisa menggeram?” Bianca bertepuk tangan. “Kemajuan. Aku harus laporkan ini.”Lalu, Bianca melihat Geo mengedip dua kali. Kepala Bianca menggeleng. “Tidak? Kamu tidak mau orang lain tau kamu mengerti instruksi dan menggeram?”Geo mengedip satu kali.

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   3. Seorang Penipu

    Bianca mendengus kasar. Bertambah lagi cacat Taylor di matanya.Gadis itu lantas menjatuhkan bokong di sofa dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.Selama ini ia begitu bodoh karena percaya pada Taylor. Menyangka lelaki itu benar-benar jatuh cinta padanya adalah kesalahan besar. Bisa-bisanya ia percaya pada seorang penipu!‘Aku akan menggagalkan apa pun rencanamu, Taylor. Untuk itulah aku menikahi Geo agar bisa balas dendam padamu.’ Bianca bertekad dalam hati. Dia tidak akan diam saja dan membiarkan Taylor mempermainkannya seperti boneka yang bodoh.Sore harinya, pelayan bertubuh subur itu kembali masuk. Dengan ramah ia tersenyum dan menunduk santun pada Bianca.“Saya mau mengajari Nyonya cara memandikan Tuan Geo.” Pelayan itu berkata sambil mondar-mandir menyiapkan perlengkapan mandi.“Memandikan? Aku? Bukankah ada perawat?” tanya Bianca beruntun, tampak enggan.“Kami sudah tidak menggunakan perawat sejak tiga bulan lalu,” kata pelayan itu menjawab. “Saya Madam Ana, pengasuh Tuan G

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status