Share

Part 46 Benci

Wajah Andrian tampak pucat. Laki-laki itu menelan saliva berat mendengar ancaman Cassandra. Jadi, Andrian harus semakin memutar otak untuk menggagalkan rencana Marta.

"Aku tidak mengerti yang kamu katakan!" Andrian mengejar istrinya memasuki rumah.

Cassandra tidak menggubris. Dia membuka pintu kamar sedikit kasar, lalu segera menutupnya.

Bruk!

Andrian meringis ketika dahinya membentur daun pintu. Laki-laki itu memejamkan mata sembari mengusap dahinya yang memerah. Selanjutnya, tangan laki-laki itu terkepal di depan wajah dan membuka pintu pelan.

Di sana, di atas tempat tidur, Cassandra sudah menggulung tubuh dalam selimut. Sebuah bantal tergeletak di bawah tempat tidur. Andrian mengelus dada, sembari menarik napas pelan. Dia mengambilnya dan meletakkan kembali ke atas kasur. Namun, Cassandra kembali melempar bantal itu ke lantai.

"Kamu tidur di bawah atau sofa!" usir wanita itu geram.

Andrian kembali menarik napas panjang. "Amore, aku ingin bicara. Jangan marah dulu!" rayunya lirih.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status