Share

BAB 2

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2023-12-20 23:18:01

[Sebelas juta, Nur? Banyak sekali, MasyaAllah. Makasih ya, Nur. Kamu begitu pintar berbisnis sampai bisa menghasilkan keuntungan berkali lipat selama enam bulan belakangan. Aku akan gunakan uang itu sebaik mungkin, Nur. Kalau bisa, aku juga ingin memiliki usaha supaya punya penghasilan sendiri. Mereka pasti akan diam jika tahu aku punya penghasilan dan tak hanya ongkang-ongkang kaki seperti yang mereka tuduhkan selama ini]

Kukirimkan balasan panjang itu pada Nuri. Rasa syukurku bertambah. Ternyata di balik ujian yang menerpa, ada keajaiban yang kuterima. Cukup lama bergeming, kulihat jarum jam semakin merambat naik. Sejak kepergian Mas Naufal dan keluarganya sore tadi aku benar-benar gelisah. Entah mengapa dalam hati rasanya tak tenang. 

Kucoba untuk menghubungi Mas Naufal, tapi nomornya tak aktif. Beberapa pesan kukirimkan, tapi tak juga dibalasnya bahkan masih tetap ceklis satu hingga sekarang. Aku pun berusaha menghubungi Ratna dan Mbak Rani, tapi mereka seolah kompak mengabaikan. Bahkan pesan yang kukirim pun tak mendapatkan balasan sekalipun statusnya sudah terbaca. Nyaris jam sebelas malam baru kuterima telepon dari Mas Naufal. 

"Mas, kamu kemana aja? Aku telpon berkali-kali nggak aktif. Aku kirim pesan pun nggak kamu balas. Apa di sana kamu sesibuk itu? Aku khawatir kamu kenapa-kenapa, Mas," ucapku setelah membalas salam Mas Naufal. 

Laki-laki yang baru menikah denganku tiga bulan lalu itu pun sedikit gugup. Entah mengapa Mas Naufal segugup itu saat bicara denganku padahal biasanya dia begitu tenang dan santai. Adakah yang tengah disembunyikannya dariku?

"Maaf ya, Sayang. Tadi ponselku dibawa mama dan mama lupa menaruhnya di mana. Ini baru ketemu. Jadi aku langsung telepon kamu. Maaf baru kasih kabar. Kupikir langsung pulang, tapi ternyata mama minta menginap dan besok pagi baru pulang. Kamu nggak apa-apa di rumah sendirian?" Lagi-lagi Mas Naufal sedikit gugup. 

Jujur saja aku kembali kecewa. Baru tiga bulan menikah dengannya tapi sudah tiga kali ini ditinggal di rumah sendirian. Mama selalu saja mendadak menginap tiap pergi ke acara keluarga atau hajatan. 

Entah sengaja atau tidak, tapi selalu begitu polanya. Dari rumah bilang nggak menginap tapi kenyataannya berbeda. Alasan mama selalu tak enak hati karena acara belum selesai dan keluarga yang lain pun ikut menginap di sana. Entahlah. 

"Sayang ... kamu marah?" Suara itu kembali terdengar. Kuseka air mata yang meleleh ke pipi. Berusaha tegar dan tak ingin Mas Naufal tahu jika saat ini aku benar-benar kecewa. 

"Sudahlah, Mas. Aku nggak apa-apa. Besok cepat pulang ya?" pintaku.

Entah mengapa sejak kepergiannya ke acara itu, firasatku mulai tak enak. Mendadak gelisah dan tak nyaman melakukan apapun. Aku benar-benar takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan di sana. Tanpa sepengetahuanku.

"Bener kamu nggak marah?" tanyanya tak percaya dengan jawabanku.

"Jikalaupun aku marah, apakah kamu akan menuruti permintaanku dan menolak perintah mama? Nggak, kan, Mas?" Aku balik bertanya.  

Seperti biasa, Mas Naufal hanya diam. Tak mampu memberikan balasan apapun. Aku tahu dia memang mencintaiku. Namun, dia juga begitu menghormati mamanya. Bukan sekadar hormat, tapi lebih ke arah takut dan takluk apapun perintah mamanya sekalipun kadang bertolak belakang dengan nuraninya.

Mas Naufal memang anak yang baik. Dia tak hanya hormat pada mama, tapi pada ibuku juga. Dia cukup perhatian dan tulus menyayangi ibuku yang telah tenang di sisiNya lima bulan yang lalu. 

Sebelum aku memutuskan menikah dengan Mas Naufal, dia memang cukup banyak membantu keluargaku, terutama ibu. Dia sering membeli dagangan ibu yang kebetulan jualan nasi uduk di dekat kantornya saat itu. 

Dia juga sering memberi ibu sembako sekalipun ibu tak pernah meminta, bahkan dia pernah memberi uang untuk debt collector yang datang marah-marah dan mengancam ibu ke lokasi jualannya. 

Ibu merasa banyak berhutang budi dengan Mas Naufal. Hatinya tersentuh saat laki-laki itu mengutarakan niatnya untuk menikah denganku. Aku yang saat itu hanya beberapa kali melihatnya, tapi dia bilang sudah cukup lama memperhatikan dan mencari tahu tentangku. Entahlah.

Sebelum meninggal, ibu memang memintaku untuk menerima cinta laki-laki itu. Ibu cukup yakin jika dia bisa menghargai perempuan dan bertanggungjawab atas anak istrinya kelak.  Hingga akhirnya aku mengiyakan lamaran Mas Naufal dan resmi menikah dengannya tiga bulan lalu. 

"Kenapa diam saja, Mas? Kamu nggak mungkin menuruti permintaanku jika itu bertentangan dengan perintah mama kan?" tanyaku lagi. Kudengar Mas Naufal mendesah. 

"Bukan begitu, Sayang. Jangan membenturkan aku dengan mama. Harusnya tadi kamu ikut saja, Sayang. Biar mama tak berencana menginap seperti ini. Sayangnya kamu nggak buru-buru jadi mama malas menunggu. Kamu tahu sendiri kan kalau mama memang nggak suka menunggu terlalu lama." Lirih kudengar pembelaan Mas Naufal. Lagi-lagi dia terlalu mempercayai ucapan mamanya tanpa mendengarkan penjelasanku lebih dulu.

"Kalau aku bilang mama, Mbak Rani dan Ratna menyuruhku ini dan itu hingga aku tak bisa siap-siap, apa kamu juga akan mempercayainya, Mas? Nggak kan? Kamu akan tetap percaya ucapan mereka bertiga dibandingkan ucapanku yang hanya sendirian saja. Mereka yang pasti kompak menyudutkanku," ucapku jujur. 

"Sudahlah, Sayang. Jangan membuatku semakin pusing ya? Kamu tahu sendiri kalau anak laki-laki masih bertanggungjawab penuh pada ibunya sekalipun dia sudah menikah, kan?" 

"Iya kalau mama benar, tapi kalau keliru masa kamu bela terus, Mas?" Aku cukup kesal mendengar jawaban Mas Naufal. Selalu begitu sedari dulu. 

Aku tahu jawabannya tak keliru. Hanya saja jika terus mengiyakan perintah mama, aku yakin hubunganku dengannya akan semakin renggang sebab mama tak pernah menyukaiku. Mama akan melakukan berbagai cara agar aku dan Mas Naufal tak selalu bersama. 

"Ini persoalan ringan, Sayang. Jangan terlalu diambil hati ya? Maafkan mama." 

Aku hanya menghela napas lalu pamit tidur. Tak ingin terus berdebat dengan Mas Naufal hanya karena masalah itu. 

Paginya, semua pekerjaan sudah selesai kukerjakan. Waktunya santai sembari membalas pesan dari Nuri. Dia akan membantuku mencari tempat yang pas untuk membuka usaha laundry di sini. 

Rasanya cukup lega saat menceritakan secuil persoalan rumah tanggaku bersama Mas Naufal. Aku tak memiliki sanak saudara bahkan keluarga lagi setelah ibu pergi. Hanya Nuri yang masih menemaniku hingga kini sekalipun aku jarang bertemu dengannya. 

"Kamu tenang saja, Al. Aku akan membantumu mematahkan keangkuhan mertua dan kedua iparmu itu. Tak perlu kerja, aku yang akan mengurus semuanya. Mas Naufal juga harus tegas pada mama dan keluarganya jika tak ingin kehilangan kamu. Jika terus lembek begini itu tandanya dia tak benar-benar mencintaimu, Al. Kamu harus ambil sikap jika tak ingin makan hati setiap hari," ucap Nuri dari seberang. 

"Iya, Nur. Kamu benar. Mas Naufal memang harus tegas jika tak ingin pernikahanku dengannya hancur karena ulah ipar dan mertua," balasku. 

"Nanti kalau mereka pulang, lekas kembalikan uang Mas Naufal yang empat juta itu di hadapan mereka semua. Biar saja mereka tahu kalau kamu tak semiskin yang mereka pikirkan. Buat mereka terkejut perlahan hingga akhirnya mereka sadar jika kamu bukanlah perempuan sembarangan!" ucap Nuri lagi. Aku kembali mengiyakan. 

Ternyata rencana Nuri sama persis dengan rencana yang sejak semalam kubayangkan. Aku akan membuat mereka shock perlahan mulai hari ini. Lihat saja nanti!

💕💕💕

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ai Siti Rahmayati
semangat Alya. tinggalkan keluarga si Naufal
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
benar Alya apa kata Nuri tapi bila perlu usaha mu in qm sembunyikan dulu dr suami mu dan mertuamu serta ipar2 mu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 55 [TAMAT]

    Kebaya berwarna putih gading dengan hiasan swarovski membuat penampilan Alya terlihat cantik dan elegan. Dilengkapi dengan polesan make up flawless dan senyum tipisnya, membuatnya semakin mempesona. Beberapa kali Azka menatapnya kagum lalu tersenyum saat tak sengaja bersirobok dengannya. Tak ingin semakin salah tingkah, Azka pamit untuk menemui tamu setelah selesai dimake up.Keluarga besar Azka dari Jogja datang semua ke Jakarta untuk menghadiri hari spesialnya. Mulai dari keluarga papa angkatnya, kakak tirinya dan keluarga ayah kandungnya pun ikut datang. Kebahagian Azka semakin bertambah saat melihat keluarga besarnya akur dan kumpul hari ini.Melihat keluarga besar Azka, Alya pun merasa bersyukur. Dia yang selama ini tak memiliki keluarga akhirnya mendapatkan keluarga baru yang begitu hangat dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Berulang kali Alya mengucapkan Hamdallah atas semua karunia-Nya. Dia yang selama ini mendapatkan banyak ujian, akhirnya kini mendapatkan kenikmatan berl

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 54

    "Alya, maukah kamu menikah denganku?" Pertanyaan Azka saat makan malam itu masih teringat jelas di benak Alya. Sesekali dia tersenyum saat membayangkan kembali momen mendebarkan itu. Dengan sedikit jongkok, Azka membuka kotak cincin itu lalu mengangsurkannya ke arah Alya yang berdiri di depannya. Laras tersenyum tipis melihat keromantisan yang sudah direncanakan anak lelakinya untuk menyambut Alya. Ruangan tak terlalu lebar yang dihiasi beberapa bunga mawar putih dan balon berbentuk hati itu semakin membuat nuansa romantis di dalamnya. Lilin-lilin kecil di tepi dinding seolah menjadi sakti ungkapan cinta lelaki tampan itu. "Aku akan berusaha membuatmu bahagia. Akan kuletakkan bahagiamu di atas bahagiaku, Alya. Percayalah, karena bahagiamu adalah bahagiaku jua." Azka tersenyum tipis menatap Alya yang masih mematung. Dia terharu dengan semua perjuangan Azka selama ini. Berkali-kali ditolak dan diabaikan, berkali-kali pula dia bangkit dan membuktikan cinta tulusnya. Alya yang sebelum

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 53

    Kasus Erika mulai masuk ke meja hijau. Alya didampingi Nuri, Laras dan Azka beserta pengacaranya sudah duduk di kursi yang disediakan. Para pelaku pun mengikuti sidang ini dan duduk tak jauh dari tempat Alya berada. Alya tampak begitu cemas setelah memberikan penjelasan tentang kejadian itu. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang saat Laras dan Nuri kembali meyakinkannya jika semua akan baik-baik saja. Tak banyak kata, Azka berusaha meyakinkan Alya dengan caranya. Senyum tipis dan tatapan lekatnya membuat Alya sedikit lebih tenang. Dia merasa banyak orang yang begitu menyayangi dan mendukungnya saat ini. Pengacara yang disewa Azka pun bukan pengacara sembarangan. Dia cukup kompeten di bidangnya bahkan termasuk pengacara terkenal yang berhasil memenangkan beragam kasus rumit. Azka ingin melakukan yang terbaik untuk Alya karena dia tahu orang tua Erika pasti juga akan melakukan beragam cara untuk membantu anak semata wayangnya. Sidang berjalan cukup sengit karena orang tua Erika dan

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 52

    Erika meraung. Dia seperti kesurupan saat dua polisi itu membawanya pergi. Rengekan, permohonan dan linang air matanya seolah tak berarti. Dia memang pantas mendapatkan balasan setimpal atas semua yang pernah dilakukannya bukan? Melihat Erika histeris seperti itu, bukannya iba, Naufal justru semakin benci. Rasa bencinya semakin bertambah setelah dia tahu siapa yang diculik oleh istrinya itu. Benci, amarah dan muak seolah tercampur menjadi satu. Mamanya yang mendadak sakit pun semakin shock saat melihat menantu kesayangannya digelandang polisi bahkan mungkin akan segera dijebloskannya ke penjara. Sakit jantung yang sebelumnya hanya sandiwara, kini justru menjadi nyata. Allah telah mengabulkan ucapan wanita paruh baya itu. Bukankah ucapan bagian dari doa? Begitu pula Sumiwi yang sebelumnya berpura-pura sakit, kini dia benar-benar terbaring lemah dan tak berdaya di ranjang pasien karena sakit jantungnya. Wanita itu hanya membisu saat anggota keluarga dan kerabatnya menjenguk. Mungkin

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 51

    "Telepon siapa sampai shock begitu?" Pertanyaan Naufal yang tiba-tiba membuat Erika semakin kaget. Dia tercekat lalu membalikkan badan. Keringat dingin mulai membasahi kening. Kali ini dia benar-benar ketakutan dengan gertakan Azka. Tak sekadar gertakan, Erika yakin ada sesuatu yang menimpa anak buahnya. Sejak semalam mereka memang nggak memberi kabar apapun pada Erika. Mereka takut kecerobohan Erika hanya akan membuat mereka tertangkap basah. Mereka, terutama Edward cukup tahu bagaimana sikap Erika yang sering gegabah dan tak bisa berpikir panjang saat melakukan sesuatu. "Siapa?" tanya Naufal lagi. Tanpa menunggu balasan Erika, Naufal menarik kasar benda pipih di tangan perempuan itu. Erika berusaha mempertahankan handphonenya, tapi Naufal berhasil mendapatkan bende mungil kesayangan Erika itu. Naufal menatap layar lalu mencari menu panggilan terakhir di handphone itu."Alya?!" ucap Naufal dengan mata membulat. Dia menoleh pada Erika yang kini mendadak diam. "Ngapain kamu telep

  • KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI   BAB 50

    Naufal pergi dengan ekspresi kesal. Raut wajahnya memerah karena emosi. Alya tak lagi peduli. Baginya, laki-laki itu hanya bagian dari masa lalu yang harus dia lupakan. Alya tak ingin mengingatnya lagi karena semakin diingat, rasa sakit itu justru semakin terasa. "Benar mau menikah denganku?" tanya Azka lirih setelah Naufal keluar rumah. Alya tercekat. Alya tak menyangka jika Azka masih sadar karena dia pikir laki-laki itu sudah pingsan. Wajahnya memerah seketika saat menoleh pada Azka yang membenarkan letak duduknya. Salah tingkah. Alya benar-benar kikuk dan tak tahu harus membalas apa. "Benar mau menikah denganku, hmmm?" ulang Azka dengan senyum tipis membuat Alya sedikit kesal. "Pura-pura pingsan?" tanya Alya kemudian. "Ngapain pura-pura. Aku hanya diam saja menahan sakit. Nggak menyangka diamku ada gunanya juga," sambung laki-laki itu."Dasar!" rutuk Alya pendek lalu bangkit dari lantai, sementara Azka mengikuti Alya dengan berdiri perlahan dan duduk kembali ke sofa. "Sudahl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status