Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka. Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya. "Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey." "Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin." Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang iring-iringan Tuan Muda Xiao terdapat lagi iring-iringan yang lainnya. Tak lama setelah itu, terdengar tabuhan gendang pengiring di kejauhan. "Bajingan... pasti di belakang kita itu adalah iring-iringan dari si keparat Chen Feng... pelankan laju Kudanya, karena aku ingin membuat perhitungan dengannya...!" "Baik Tuan Muda..." Seorang Sopir Kereta itu berkata sambil tersenyum kecut yang nanfak jelas terlihat di ekspresi wajahnya yang sudah menua. Begitu tabuhan dari gendang pengiring itu terdengar di telinga Tuan Muda Xiao Bao, entah kenapa, dia lngsung emosi. layaknya bertemu dengan musuh bebuyutannya. Disudut Bangunan depan jalan yang tak jauh dari iring-iringan itu, dua remaja itu masih terlihat antusias dalam menonton. Sebab iring-iringn tersebut bukan hanya sekedar berjalan seperti biasanya, melainkan ada selusin Murid dari Klan Xiao itu sedang melakukan sejenis permainan Akrobatik. "Kakak, lihat di belakang sana, ada lagi iring-iringan yang berjalan ke arah sini...!" Qin Hua terlihat semakin antusias dengan suasana itu. sebuah suasana yang pertama kali ia lihat di sepanjang hidupnya. Tapi meskipun mereka sama-sama pertama kali keluar dari dalam Istana Kekasiran, namun bagi Qin Shan sendiri, ia terlihat mulai merasa bosan dengan hal-hal yang dia lihatnya itu. "Hua'er, Apa yang di maksud kan oleh Para Warga Kota tadi itu, Sayembara mempersunting seorang Putri Bangsawan?" "Mana ku tahu Kak, coba kakak bertanya pada Paman disamping itu...!" Karena rasa penasaran yang terus menerus seperti memenuhi pikirannya, Qin Shan pun akhirnya bertanya pada seorang lelaki Paruh Baya yang berada tak jauh dari samping ia berdiri itu. "Paman, apa maksud dari sayembara dan mempersunting itu... dikarenakan aku dan adik perempuan ku itu baru pertama kali masuk ke kota ini, jadinya aku tidak tahu menahu tentang istilah-istilah seperti itu Paman?" Melihat wajah polos seorang Remaja yang bertanya padanya, Pria Paruh Baya itu menjelaskan sambil tersenyum ramah pada Qin Shan. Setelah mendengar Penjelasan sederhana dari Pria Paruh Baya itu, Qin Shan pun memahami sepenuhnya. "Jadi, Tuan Muda ini berasal darimana? soalnya aku baru pertama kali melihat Tuan Muda di Kota ini, sudah 15 tahun lamanya aku menjadi penduduk tetap di Kota ini." Sambil berkata, Pria Paruh Baya itu menatap wajah Qin Shan begitu lekat. kedua matanya terlihat tak ingin berkedip sedikitpun. Semakin ia menatap wajah remaja di depan nya itu, ia semakin teringat pada wajah seseorang yang sangat Familiar di masalalunya. "Ah, Paman... aku berasal dari Desa kecil di balik Gunung itu..." Qin Shan berkata seraya menunjukkan jari telunjuknya ke arah Gunung jauh yang bisa di lihat dengan jelas dari tempatnya berdiri. Meskipun Qin Shan masih terbilang seorang Remaja dengan wajah yang polos. dia tidak ingin orang tahu tentang asal usulnya. dikarenakan dia takut akan membuat suatu masalah ke depannya. Jadinya Qin Shan hanya berpura-pura dengan alasan yang masuk di akal. karena kebetulan. memang benar adanya ada sebuah Desa kecil di belakang Gunung tersebut. Semua informasi itu ia dapatkan dari Sosok Pria Tua kurus yang tidak lain adalah Kakeknya sendiri. jadi Qin Shan tahu betul nama-nama Desa maupun yang lainnya yang berada di sekitaran kekuasaan Kekaisaran Qin. Pria Paruh Baya itu mengangguk berkali-kali atas apa yang ia dengar dari penjelasan seorang Remaja disamping nya itu. sebelum Pria Paruh Baya itu ingin melanjutkan obrolannya... Iring-iringan dari Tuan Muda Xiao Bao kini sudah tiba tepat di hadapan Qin Shan berdiri. begitu juga dengan rombongan dari iring-iringan dari Tuan Muda Chen Feng. "Wwwuuussstttthhhh... jeeeddaaarrr...." tiba-tiba saja Gerbong Keteta Kuda yang di tumpangi oleh Tuan Muda Chen Feng bagian atas nya hancur berkeping-keping. "Kurangajar... siapa yang berani bertindak arogan seperti ini...?" "wwwuussshhhttt" Selesai dia mengumpat Karena rasa terkejutnya, Tuan Muda Chen Feng itu langsung melesat terbang keluar dari dalam Gerbong Kereta Kudanya. Baik Qin Shan maupun Pria Paruh Baya itu cukup terkejut juga dengan kejadian yang datang secara tiba-tiba itu. mungkin karena mereka terlalu fokus dengan perbincangan yang sebelumnya. jadinya mereka benar-benar menjadi tidak waspada. "Hahaha... Chen Feng, raut wajah mu yang memang sudah jelek itu, kini semakin terlihat sangat menjijikkan sekali." "Kau... ternyata kau rupanya Xiao Baw... apakah kau menganggap dirimu sangat tampan... apakah kau tidak memiliki sebuah cermin di rumahmu... lihat anak Remaja di belakangmu itu! seujung kuku nya pun tak bisa mengalahkan ketampanan Remaja itu." Chen Feng yang sedang emosi tingkat tinggi itu, sempat-sempatnya berkata seperti itu. mengolok-olok Xiao Baw dengan membandingkannya dengan wajah Qin Shan yang berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini. Qin Shan yang di tunjuk-tunjuk seperti itu oleh Chen Feng, ia pun sedikit membungkuk memberi salam hormat dan berkata. "Terimakasih Paman, aku memang sudah memiliki paras yang tampan semenjak aku berada ddalam kandungan Ibuku..." seketika yang mendengar pernyataan Qin Shan yang terkesan jenaka seperti itu, membuat semua orang-orang yang berada di tempat tersebut tertawa terbahak-bahak. "Bajingan kecil.... ternyata rasa percaya dirimu boleh juga" Xiao Baw yang mndengar pernyataan yg penuh percaya diri dari seorang Remaja di belakangnya itu, ia lngsung mengalirkan energi Q dari dalam tubuhnya. sebuah aura penindas menyeruak keluar mengunci Qin Shan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tapi sebelum Aura penindas itu menyentuh Qin Shan, sebuah aura lain melesat memotong pergerakan dari aura yang di keluarkan oleh Xiao Baw itu. "SSSWWUUUSSSHHHTTT" "Berani-beraninya kau membuat kekacauan di Kota ini... siapapun kamu, mau berasal darimana pun, aku Bai Ling sebagai penjaga Kota ini tidak akan segan-segan memberi hukuman bagi siapapun yang berkelahi di dalam Kota ini." Sesosok itu ternyata Pria Paruh Baya yang sempat mengobrol dengan Qin Shan beberapa saat yang lalu. dan dia ternyata seorang penjaga Kota. namanya sudah sangat terkenal didaerah Kekaisaran Qin. dia dijuluki dengan julukan Serigala Malam. Terlihat sesosok Penatua dari Klan Xiao yang hampir saja bergerak untuk membela Tuan Muda nya, sesosok itu langsung menciut nyali nya setelah mendengar nama dari penjaga Kota itu. "Paman, seharusnya Paman tidak terlalu bertindak seperti itu, karena menurutku, itu hanya gangguan kecil Paman." Terlihat Qin Shan berkata dengan acuh tak acuh pada sosok Pria Paruh Baya itu yang tidak lain Sang Penjaga Kota. -BERSAMBUNG-Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin
Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti
Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena
Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin
Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti
Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri