Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.
Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal. Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu. "Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya." Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan. Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti itu, semua mata yang ada didalam ruangan itu menatap secara bersamaan pada sosok kecil yang masih terlihat berdiri dihadapan Sang Kaisar. Wajah-wajah mereka memperlihatkan satu ekspresi yang sama, yaitu suatu kekaguman yang sangat luar biasa. pencapaian yang telah didapatkan oleh Pangeran kecil itu suatu pencapaian yang tidak masuk akal bagi mereka. Karena untuk bisa menembus ketingkatan basis dari ranah Tribulation Crossing hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah melakukan latihan-latihan Kultivasi yang keras dan biasanya rata-rata sudah berumur lima puluh tahun ke atas. Sedang kan Sang Pangeran kecil itu sudah bisa melewati nya di umur yang sangat muda sekali. sungguh seorang Naga yang berada diantara sekumpulan Kelinci. "Selamat Pangeran atas pencapaiannya..." Terlihat semua orang yang sedang duduk sambil menatap serempak itu berdiri dan sedikit membungkukkan badan mereka untuk memberi hormat serta memberikan ucapan selamat atas pencapaian yang berhasil di dapatkan oleh Qin Shan itu. "Terimakasih Paman-paman semuanya, ini hanya sebuah terobosan kecil yang masih belum bisa memuaskanku. aku ingin lebih dari ini untuk mendapatkan pencapaian seperti ini di masa depan." Sontak semua orang-orang itu merasa takjub dengan ambisi Sang Pangeran kecil itu. tidak ada satu pun diantara anak-anak yang seumuran dengannya yang memiliki pemikiran-pemikiran yang beralbisi seperti itu. Sebuah pemikiran yang tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah di capai, meski pencapaian itu sangatlah besar dan jelas membutuhkan ketekunan lebih ekstra untuk benar-benar mencapainya. "Aha... tidak buruk, tidak buruk, sungguh cara berfikir yang luas. bagaimana kalau Paman mengundang Pangeran untuk datang ke kediaman Paman...?" Salah satu dari kesebelas Penunggang Dewa itu berkata dengan penuh minat pada sosok bertubuh kecil yang masih terlihat berdiri di antara mereka. Orang itu masih menatap Qin Shan tanpa ingin mengedipkan matanya sama sekali. tangan kirinya mengelus janggut nya yg hampir memutih. dengan jeda yang ia sengaja itu, orang itu pun melanjutkan perkataannya. "Paman akan menyuruh para Pelayan untuk memasak masakan favorit mu dan tentu juga Paman akan memberikanmu sebuah hadiah yang mungkin Pangeran tak akn sanggup untuk menolaknya." Suara yang terdengar berat itu berasal dari salah satu pasukan khusus ke Kaisaran Qin. salah satu dari Dewa perang, yang di juluki sebagai sebelas penunggang Dewa itu. dia adalah Bai Fu, yang terkenal dengan jurus pengendali petirnya yang sangat luar biasa. "Terimakasih Paman... sungguh tawaran yang tidak bisa aku tolak sama sekali. tapi aku datang kali ini untuk meminta izin pada Ayah, yang Muliya Kaisar." Sang Kaisar yang mendengar langsung dari perkataan Pangeran Kecil itu, ia terlihat cukup penasaran. karena Sang Pangeran begitu fasih dan terlihat sangat sopan sekali dalam bertutur kata. "hahaha... Apa yang hendak Shan'er ingin sampaikan pada ayah... katakan saja nak... jangan terlalu bersikap formal seperti itu...!" Melihat Sang Ayah sekaligus orang no satu di Benua Tengah itu mudah untuk di ajak bicara, Qin Shan pun secara nalurinya menyampaikan tentang apa yang di ingin kan nya. "Baiklah, Karena kamu belum pernah keluar sama sekali pun keluar istana ini, ayah akan menyuruh salah satu dari prajurit istana untuk memimpin jalan agar kmu nanti bisa tahu arah jalan di sekitaran kota ini...!" Qin Shan yang mendengar perkataan dari ayah nya itu, ia langsung menggelengkan kepalanya sambil berkata. "Terimakasih ayah, tapi aku ingin menyusuri sendiri jalan-jalanan yang ada." Sang Kaisar yang melihat ekspresi yang serius di perlihatkan oleh sosok kecil di hadapan nya itu, ia hanya mendesah pelan sambil berkata lagi. "Hmmm... jika seperti itu, lakukan saja nak, ayah juga tidak bisa untuk menemanimu Karena ada masalah-masalah kecil yang akan ayah bahas bersama Paman-paman mu ini" "Terimakasih ayah" Qin Shan berbalik dan hendak keluar dari dalam Aula itu, tapi dia teringat akan sesuatu. "Ohya Paman, jangan sampai lupa akan janjimu itu. beberapa hari lagi aku akan pergi sendiri ke tempat Rumah Paman untuk menagih janji yang pernah Paman tawarkan itu." Setelah dia selesai berkata seperti itu, Qin Shan memberi salam pada semua orang di tempat itu dan ia pun berlalu pergi dengan elegan sekali. Semua orang yang berada di tempat itu tanpa terkecuali, mereka sangat terkagum melihat Pangeran Kecil itu yang memiliki aura yang mulia bak seorang Dewa sejati. Di dalam perjalanan menuju pulang ke tempat kediamannya, Qin Shan membayang-bayangi tempat-tempat yang akan ia kunjungi nantinya. "seperti apa rupa sebuah Kota itu, apakah sama suasananya Seperti di Istana Kekaisaran ini...?" Qin Shan yang sedang berjalan sambil melamun itu pun di kejutkan oleh Qin Hua dari samping. "Kakak... apakah Kakak sedang tidur sambil berjalan...?" Qin Shan yang mendengar suara yang sangat familiar namun cukup keras itu pun langsung terkejut. "Ah Hua'er... kamu mengejutkan ku, mendengar suara mu yang keras seperti petir itu hampir saja membuatku gelisah sepanjang hari." "Hahaha.... kakak terlalu berlebihan. mana ada hal yang seperti itu. bagaimana, apakah ayah mengizinkan kita untuk pergi jalan-jalan keluar menikmati suasana di Kota?" Qin Hua terlihat sungguh bersemangat dan penuh rasa ingin tahu di hatinya. "Ya, tentu saja, sebentar lagi akan sore hari, kau pergi lah untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu, karena setelah sore nanti kita akan memulai perjalanan kita." Qin Hua yang mendengar apa yang di ucapkan oleh Qin Shan itu, ia terlihat sangat senang sekali. tanpa menunggu Qin Shan berkata lagi, ia pun pergi begitu saja meninggalkan Qin Shan sendirian yang masih terlihat berdiri mematung tanpa kata di tempat itu. "Kenapa dia tstlihat sangat bahagia seperti itu, padahal kan hanya untuk pergi jalan-jalan saja. apakah ada sesuatu yang istimewa di Kota itu...?" Qin Shan yang masih berdiri seperti patung itu bergumam pelan sambil menatap kepergian Qin Hua yang terlihat terburu-buru itu. "Pangeran, apa yang sedang pangeran pikirkan?" Disaat Qin Shan sedikit bingung di buat oleh kelakuan Qin Hua itu, terdengar sebuah suara yang tidak asing tepat di belakangnya. Qin Shan pun menoleh. *Ah, Bibi... tidak apa-apa, aku hanya sedang memikirkan ada apa sebenarnya di Kota itu, Karena nanti kalau hari sudah sore, aku dan Hua'er akan pergi jalan-jalan bersama-sama." "Jalan-jalan ke Kota...? ah tentu saja di Kota itu banyak orang-orang yang berlalu lalang dan berbagai rutinitas terjadi disana. ada Gedung-gedung tinggi seperti pertokoan yang menjual segala macam barang-barang disana." Qin Shan secara serius menatap sosok wanita paruh baya di depan nya itu dengan cukup serius tanpa ingin memotong pembicaraannya. sosok wanita paruh baya yang melihat Qin Shan yang mendengarnya dengan sangat serius itu pun, ia melanjutkan perkataannya lagi. "Semasa muda Bibi, Bibi sering sekali pergi ke Kota, terutama untuk berkunjung ke Paviliun Pil disana. karena itu, Bibi jadi sedikit tahu tentang meramu sebuah Pil." Wanita paruh baya itu sedikit merasa bangga di hatinya disaat ia menceritakan tentang pengalamannya itu. "Meramu sebuah Pil... apa itu...?" Wanita paruh baya yang di panggil bibi itu pun menceritakan apa yang ia ketahui tentang meramu Pil yang biasanya di sebut dengan Master Alkimia itu pada Qin Shan. Qin Shan pun dengan serius mendengar cerita dari wanita paruh baya itu. setelah cukup lama bercerita, waktu pun berlalu dan sudah menjelang sore hari. Qin Shan pun pamit untuk mempersiapkan diri seperti mandi dll. perjalanan untuk menyusuri jalanan perkotaan pun di mulai. terlihat dua sosok remaja berjalan berdampingan sambil mengobrol ringan. sesuai dengan instruksi Qin Shan, Qin Hua pun memakai pakaian layaknya pakaian warga di kota agar tidak terlihat terlalu mencolok di mata orang-orang. Qin Shan memakai pakaian serba Hitam sesuai dengan warna selera nya. sedangkan Qin Hua, ia memakai pakaian serba putih. Tepat disaat mereka sudah memasuki jalanan yang cukup ramai itu, terlihat sebuah iring-iringan kecil. sebuah kereta kayu yang cukup terlihat megah di tarik oleh empat ekor kuda berwarna serba putih. Kuda-kuda itu bukan kuda biasa. tapi itu Binatang Spritual yang terawat hampir sempurna oleh pemiliknya. "Minggir minggir minggir... beri jalan untuk rombongan Tuan muda Xiau Baw...!" Terdengar suara teriakan yang sangat keras dan arogan dari iring-iringan Kereta Kuda itu. Qin Shan yang mendengar dan melihat dari jarak cukup dekat dengan iring-iringan itu pun ia mengernyitkan dahinya dengan sedikit senyum malas terlihat di bibirnya. -BERSAMBUNG-Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin
Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti
Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena
Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin
Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti
Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri