Share

Dua

Penulis: Aura_ Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-07 19:14:08

Kusembunyikan Kekayaanku Dari Suami dan Mertua Zalim (2)

 

"Mia! Apa yang kamu lakukan? Kamu barusan ngelawan Ibu lagi ya?" 

 

Belum sepuluh menit duduk istirahat, suara Azmi, suaminya terdengar dari arah ruang tengah.

 

Sosok suaminya muncul diiringi ibu mertua dan kedua adik iparnya yang memandanginya dengan tatapan menyalahkan.

 

"Ngelawan? Siapa yang ngelawan, Mas?" Mia bangun lalu mendekati suaminya hendak mengambil tas kerja lelaki itu, tetapi dengan gerakan tak suka, Azmi mengibaskan tangannya.

 

"Nggak usah pura-pura patuh kalau kenyataannya kamu selalu ngelawan Ibu, Mia. Ibu barusan cerita, dari tadi kamu disuruh bantu beresin rumah nggak mau, malah duduk-duduk aja, sementara Ibu repot sendirian. Benar begitu?" Azmi mendelik menatapnya tajam.

 

Mendengar ucapan suaminya, Mia mendongak kaget. Ia tahu Bu Rina tak pernah menyukai kedatangannya sebagai menantu di rumah ini sejak awal, tetapi untuk tega memfitnahnya, sungguh ia tak pernah menyangka.

 

"Ng-nggak benar itu, Mas. Dari pagi aku bantuin Mbak Yem masak buat acara arisan Ibu, kok. Ini juga baru istirahat sebentar karena aku capek banget. Aku malah belum makan dari pagi, padahal janin di perutku ini butuh asupan gizi Mas, tapi aku belum makan karena ... Ibu melarang," jelas Mia menerangkan keadaan sebenarnya.

 

Namun, mendengar pembelaan diri darinya, bukannya percaya, Azmi justru berdecak sebal. Begitu pun Bu Rani yang serta merta melotot lebar.

 

"Apa? Dari pagi belum makan karena ibu larang? Mau bikin fitnah kamu ya? Dasar menantu gak punya sopan santun, mana mungkin Ibu tega berbuat seperti itu sama menantu sendiri!" sergah Bu Rina marah, membuat Azmi makin terlihat kesal.

 

"Terlalu kamu Mia, berani menuduh Ibu yang tidak-tidak! Cepat minta maaf dan kerjakan apa yang Ibu suruh! Jangan berhenti sampai semuanya beres!" hardik lelaki itu kembali dengan keras.

 

"Tapi, Mas ...?"

 

"Nggak ada tapi-tapi! Cepat kerjakan apa yang Ibu perintahkan baru boleh istirahat!" tukas suaminya dengan tajam lalu Azmi membalikkan punggung dan meninggalkannya diiringi tatapan sinis yang lain. Pun ibu mertua yang sempat menghadiahinya dengan tonyoran di kepala. 

 

Ingin rasanya Mia menangis dan berteriak kencang untuk meluapkan rasa sakit di dalam hatinya tapi ia tahu itu percuma saja. Akhirnya setelah mengganjal perutnya dengan sisa kue di meja sofa, ia kembali mengerjakan apa yang diperintahkan ibu mertua padanya dengan terpaksa.

 

*****

 

Selesai membereskan semua pekerjaan rumah yang tadi diperintahkan sang mertua, Mia masuk ke dalam kamar. Tubuhnya terasa letih, pinggangnya sakit tak karuan.

 

Azmi, sang suami yang tadi sudah pulang kerja, sekarang entah ke mana. Biasanya sih sore-sore begini laki-laki itu jalan atau kongkow bersama teman-temannya di kedai kopi hingga larut malam. Tanpa pamit atau pun sekedar memberi tahu. Jangankan ingat salat, ingat istri yang sedang hamil muda pun tidak, keluh Mia pilu.

 

Perkawinan yang tak pernah ia bayangkan akan setragis ini dulu.

 

Berawal dari perkenalan tak sengaja saat ia kehujanan di jalan lalu lelaki itu memberinya tumpangan. Tak lama setelah itu Azmi pun melamarnya. Semua terjadi begitu cepat. Azmi yang ia kenal sebagai laki-laki lembut dan penyabar membuat ia percaya menyerahkan hidup dan cintanya pada lelaki itu hingga ia pun akhirnya menerima lamaran Azmi dengan penuh suka cita dan rasa bahagia. 

 

Sayang, lambat laun sifat asli lelaki itu mulai terkuak, kedok siapa dirinya pun terbongkar. Pun sikap ibu mertua yang ternyata tak pernah menyetujui pernikahannya sejak awal. Tetapi karena kekerasan hati Azmi untuk meminangnya, maka Bu Rina pun terpaksa mengalah. Namun, itu membuat mertuanya dendam dan menjadikan dirinya pembantu di rumahnya ini.

 

Dengan alasan berasal dari keluarga miskin yang tak akan bisa memberikan andil bagi kesuksesan hidup sang anak, Bu Rina memperlakukan Mia bak babu yang bisa disuruh-suruh dan diperintah seenaknya untuk melakukan apa saja di rumah ini tanpa boleh menolak, meskipun sedang hamil. Beda dengan penghuni atau pun menantu yang lain.

 

Setelah tinggal satu rumah, barulah Mia tahu siapa Azmi dan ibunya sebenarnya. Azmi yang termyata tak pernah sungguh-sungguh mencintainya melainkan menikahinya hanya demi membalas sakit hati dan menjadikan dirinya pelarian setelah ditinggal menikah kekasihnya lebih dahulu, membuat lelaki itu lambat laun mulai berubah sikap, tak lagi sehangat dan seromantis awal menikah dahulu.

 

Sayang, tak mungkin baginya meminta cerai  secepat ini dari lelaki itu. Saat ini dirinya sedang mengandung anak dari Azmi dengan usia kandungan yang masih sangat muda, baru tiga bulan. 

 

Tak mungkin ia pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan hamil muda dan bercerai dari suaminya. Apa kata kedua orang tuanya nanti? Apalagi bapaknya memiliki riwayat penyakit jantung yang tidak main-main. Beban pikiran sedikit saja bisa membuat penyakit sang bapak kambuh.

 

Itu sebabnya, Mia terpaksa menahan semua derita dan sakit hatinya sementara ini sampai bayi yang dikandungnya lahir dan telah memiliki legalitas agar kelak ia tak perlu bingung jika sesuatu terjadi dengan pernikahannya. 

 

Setelah itu ia akan berusaha bangkit perlahan-lahan dan mulai menunjukkan pada suami, mertua dan keluarganya bahwa ia sebenarnya tidaklah selemah, sebodoh dan semiskin yang mereka pikirkan dan mereka kira selama ini.

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Eriyanti Eriyanti
kok di ulang2 yaaa..jd males mau lanjutin baca, udh 2 bab di ulang2 trs, biar apa cobaa... malesin bgt klw curang gini, drpd rugi nnti baca bab yg terkunci ternyata msh di ulang2, rugi koin cuyy...
goodnovel comment avatar
Nur Sidik Senksonk
Anjiiirrrr, diulang2 terus.. Jangan2 ini novel tujuan'y nguras koin pembaca cuyyy
goodnovel comment avatar
Nophie Ayyu
kok double2 ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 24 (Ending sesion 2)

    POV DeniHari ini akhirnya aku mendapatkan juga promosi naik jabatan dari seorang staf menjadi kepala divisi. Entah aku harus senang atau tidak, karena aku sendiri masih ragu-ragu apakah posisi ini nantinya akan dapat membuatku hidup lebih baik atau tidak. Tapi meskipun begitu, aku tetap berusaha memupuk harapan terbaik, semoga suatu saat keapesan dan kesialanku ini akan segera berakhir.Pagi tadi promosi jabatanku telah dilaksanakan dan hari ini kedudukanku telah resmi menjadi seorang atasan di divisi yang aku pimpin.Ahmad yang tadinya merupakan rekan sejawatku, sekarang telah menjadi bawahanku begitu pun Sinta, sekarang menjadi stafku. Meski demikian, di rumah aku tetaplah suami yang harus patuh atas semua kendalinya. Sebab, bagaimanapun juga ialah pemegang kunci kendali atas hidupku sebab adanya perjanjian sialan mengenai hutang mahar yang mencekik leher itu.Ah, andai aku tahu menikahi ponakan direktur ternyata membuat hidupku jadi sengsara begini, mungkin lebih baik aku menduda

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 23

    POV Deni"Bu, ini uang buat ibu. Maaf Deni baru bisa kasih segini karena ... karena Deni harus bayar hutang ke Pak Anton dulu, Bu. Maafkan Deni ya, Bu tapi Deni janji Deni akan usahakan untuk menambah uang ke ibu nanti. Deni mau banyakin lembur biar bisa ngasih uang ke ibu lagi ya, Bu," ujarku sambil menyerahkan uang pemberian Sinta pada ibu yang menerima dengan mata tidak percaya.Dua ratus ribu pastilah jumlah yang sangat sedikit buat ibu karena biasanya jatah bulanan beliau adalah empat juta rupiah."Kok bisa-bisanya sih, Den kamu cuma dikasih segini sama Sinta? Apa ibu bilang, nggak usah dekati perempuan itu lagi. Tapi kamu ngeyel, begini kan jadinya!" Ibu menghela nafas panjang sambil memanyunkan bibirnya. Tatapan kecewa tampak jelas dalam rona matanya.Aku pun ikut menghembuskan nafas. Dadaku terasa sakit dan sesak. Sialan, Sinta, gara-gara rayuannya untuk menggelar pesta mewah dan uang mahar yang tidak sedikit, sekarang aku harus terjerat hutang pada Pak Anton. Benar-benar meny

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 22

    POV Deni"Den, mana jatah bulanan buat ibu? Kamu udah gajian bulan ini kan? Hari ini kan tanggal satu?" tanya ibu saat aku menyempatkan pulang sore hari.Niatku pulang, ingin bertanya pada ibu, barangkali masih punya sedikit sisa uang untuk pegangan tangan karena amplop gaji sudah di tangan Sinta dan dikuasainya. Sementara ia belum memberiku uang untuk transportasi karena katanya belum sempat ketemu Om Anton dan membicarakan berapa nominal sisa gaji yang bisa diberikan padaku sebab aku harus mulai mencicil hutang pada Om-nya itu."Nanti ya, Bu. Uang gajiku masih dipegang Sinta, soalnya Deni kan harus membayar hutang mahar kemarin. Ini aja Deni malah mau pinjam uang dari ibu buat dipake menjelang Sinta ngasih uang ke Deni. Ibu masih ada tabungan nggak?" tanyaku dengan suara tak enak. Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur basah. Pernikahan dengan Sinta sudah terlanjur terjadi. Tak mungkin dibatalkan hanya karena hal ini. Lagi pula aku sudah terlanjur teken perjanjian pinjam uang pad

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 21

    POV DeniHari ini pernikahanku dengan Sinta akhirnya digelar. Gedung pernikahan yang disewa Pak Anton terlihat meriah meski tak semewah seperti yang ada dalam pikiranku. Ya, barangkali saja Pak Anton menurunkan budget pesta pernikahan kami ini. Selain karena efek pandemi Corona masih melanda tanah air sehingga orang-orang belum begitu nyaman mendatangi keramaian. Mungkin hal itu juga bertujuan supaya hutangku tak terlalu banyak dan membengkak. Baguslah, jadi aku tak perlu terjerat terlalu lama dalam kubangan hutang pada bos perusahaan itu.Sebenarnya aku sendiri menginginkan pernikahan kecil-kecilan saja. Selain demi menghemat biaya, tujuan pernikahanku dengan Sinta memang bukan semata-mata untuk menjadikannya istri atau membuatnya merasa senang dan tersanjung sebagai istriku, tetapi karena aku sendiri juga menginginkan kehidupan yang lebih baik bila menjadi suaminya.Itu sebabnya aku tak terlalu antusias saat keluarga besar Sinta menginginkan sebuah hajatan besar sementara aku just

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 20

    POV Deni"Gimana, Sin? Udah ngomong belum sama Om Anton? Diizinkan nggak kamu menikah sama mas?" tanyaku tak sabar saat keesokan harinya sampai di kantor dan kembali bertemu dengan pujaan hati yang hari ini terlihat semakin cantik saja itu.Semalam aku sudah menanyakan berulang kali melalui pesan whatsapp, tetapi gadis itu menyatakan akan menjawabnya besok pagi di kantor sebab malam tadi masih harus bicara panjang lebar dengan Om-nya dan merenungkan segala sesuatunya.Jadilah pagi aku baru bisa kembali menanyakannya pada Sinta."Sabar dong, Mas. Kenapa sih kamu buru-buru banget pengen tahu? Emang udah benar-benar nggak sabar ya?" ujar Sinta balik bertanya, membuatku gemas dan refleks mencubit pangkal hidupnya yang bangir.Untung saja kantor masih sepi jadi aksiku tak sempat dilihat rekan kerja yang lain."Ish, Mas Deni usil banget sih, ah!" Sinta pura-pura merajuk sambil memegangi puncak hidungnya yang memerah. Aku hanya tertawa dan kali ini ganti mengacak gemas rambutnya."Makanya, j

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 19

    POV Deni"Beneran mas kamu sudah cerai?" tanya Sinta dengan bola mata membulat.Aku menganggukkan kepala mendengar pertanyaannya."Benar dong, Sin. Kenapa? Mau daftar jadi pendamping hidup mas yang baru ?" tanyaku sambil melempar pandangan penuh arti ke arahnya.Melihat tatapanku, Sinta menunduk dan tampak tersipu malu."Ah, Mas Deni bisa aja. Tapi omong-omong kenapa sih mas kalian bisa bercerai?" tanyanya.Aku pura-pura menghembuskan nafas berat."Dia itu sebagai istri nggak bisa patuh dan taat sama suami, Sin. Jadi ya terpaksa mas ceraikan lah," sahutku beralasan."Maksudnya? Kenapa mantan istri mas nggak bisa taat? Mas ngasih nafkah ke dia nggak? Mas nggak lalai dari tanggung jawab sebagai seorang suami bukan? Karena biasanya perempuan yang suka nggak mau patuh sama suami itu karena nggak dinafkahi dengan baik, Mas?" tanyanya beruntun dan terdengar serius, membuatku sedikit terganggu dan tak nyaman. Kok bisa sih dia tahu masalah rumah tanggaku dengan Zahra yang sebenarnya?Namun, s

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 18

    POV DeniPagi-pagi sekali aku sudah melajukan roda dua menuju kediaman Pak Anton, direktur perusahaan di mana aku bekerja.Dari luar tampak bangunan rumah yang megah bak istana. Melihat bangunan itu aku sontak berdecak kagum. Hmm, Pak Anton memang kaya raya. Tak salah lagi, bila aku bisa mendekati Sinta dan menikahinya, tentu aku juga bisa ikut kecipratan sukses dan kaya seperti dirinya. Tak mungkin Pak Anton akan terus membiarkan diriku menjadi karyawan biasa di perusahaan yang dimilikinya. Tentu beliau akan mengangkatku menaiki posisi jabatan yang lebih tinggi dan lebih banyak menghasilkan uang.Tadi malam, bos perusahaan di mana aku bekerja itu juga sudah meneleponku dan memintaku bersedia mengantarkan keponakan cantiknya itu ke luar kota, itu artinya secara tidak langsung, Pak Anton menaruh kepercayaan padaku. Tentu saja ini awal yang baik untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan Sinta.Itu sebabnya, sehabis ini aku berencana akan secepatnya menceraikan Zahra supaya bisa

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 17

    POV ZahraAku menatap gedung pengadilan agama yang tampak menjulang tinggi di depanku. Memantapkan hati, kulangkahkan kaki mengikuti langkah kaki Dina yang berjalan lebih dulu di depanku."Ayo, Ra, kamu udah mantap mau daftarin permohonan gugatan ke pengadilan ini kan?" tanya gadis itu sambil membalikkan badannya dan menatapku.Aku mengangguk.Ya, pagi ini aku memutuskan untuk mendaftarkan gugatan perceraian ke pengadilan agama kota ini. Tekadku sudah bulat, tak ada lagi maaf dan kesempatan untuk Mas Deni lagi.Semuanya sudah usai. Laki-laki itu tak pernah berubah, meski telah berkali-kali kuberikan kesempatan. Jadi inilah akhir kisah pernikahan kami, berpisah demi ketenangan hidup masing-masing.Masuk ruangan pengadilan, aku disambut petugas pendaftaran yang menyambut di pintu masuk."Ada yang bisa dibantu, Mbak?" tanya petugas tersebut padaku."Iya, Pak. Saya mau mendaftarkan gugatan perceraian atas suami saya, Pak.""Oh ya? Sudah bawa persyaratan yang diperlukan?" Petugas itu menat

  • KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA   Part 16

    "Gimana, Den? Ketemu sama si Zahra?" tanya ibu begitu aku tiba di rumah.Tak langsung menjawab, kuhempaskan tubuh ke atas sofa tamu lebih dulu lalu menghembuskan nafas kuat-kuat."Ketemu, Bu. Tapi ... Zahra nggak mau pulang," ujarku setengah mengeluh.Batinku memang kecewa bukan main sebab Zahra tak mau lagi diajak pulang ke rumah."Lho, kok nggak mau pulang? Kenapa?" Ibu mengernyitkan alisnya. Terlihat heran dan tak percaya."Dia bilang aku udah tiga kali mengusir dia, Bu. Jadi dia nggak mau lagi terjadi untuk yang ke empat kalinya, makanya nggak mau lagi pulang ke rumah. Dia juga bilang lebih baik fokus mengurus usaha dia yang baru dirintis, timbang jadi istri Deni yang nggak pernah dinafkahi dan selalu dikasari katanya, Bu," jelasku lagi sembari menelan rasa gundah.Perkataan Zahra tentang sikapku selama ini padanya memang membuatku merasa menjadi orang yang paling bodoh di dunia ini. Aku merasa tertampar sekaligus malu. Jika benar itu yang selama ini Zahra rasakan, apa mungkin d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status